BAB 64

33 4 1
                                    

...

Hari sudah gelap, saat ini Varo dan yang lain berada di dalam mobil dengan kecepatan tinggi.

Tampak dari kejauhan di belakang mobil mereka ada orang-orang dari keluarga Septians masih mengejar mereka.

Varo dan Trans berada di mobil yang sama sedangkan Cleo dan Yoga di mobil satunya.

Mereka berada di tanah yang tandus dekat pegunungan.

"Yoga! Sebaiknya kita mencar! Kalian ambil jalur kiri biar kami yang ambil jalur kanan!" Teriak Varo sambil menyetir.

"Oke! Kita ketemu di kampus!" Sahut Yoga.

"Cleo! Kalo terjadi apa-apa sama gue, secepetnya kasih tau Vivi." Varo menatap Cleo dalam.

Cleo mengangguk mengerti.

Mereka pun berpencar.

Mobil Varo dan Trans mengarah ke tempat yang sangat gelap.

"Bro! Ngapain kita mencar? Gimana kalo mereka ketangkep?" Tanya Trans panik.

"Tenang, keluarga Septians ngincer gue, mereka ga bakal ngejer Yoga sama Cleo." Ucap Varo yang masih fokus menyetir dalam kegelapan.

"Terus mau kemana kita?" Tanya Trans.

"Ga tau, tapi kita harus tetap hidup!" Varo menambah kecepatan mobilnya.

Serrrr!! Serr!! Mereka berdua juga di kejar oleh helikopter dari keluarga Septians!

"Sial!" Rutuk Varo.

"Kita ga bisa kabur!" Teriak Trans.

Varo bingung harus berbuat apa.

"Hm?" Varo melihat ke arah jurang dan melajukan mobilnya ke sana.

"Hei bro! Jangan! Kita bisa mati!" Trans panik.

"Heh! Lebih kecil kemungkinan kita mati masuk ke jurang dari pada mati di tangan mereka!" Varo menyeringai.

Buss! Mobil mereka terjun ke jurang yang dalam itu.

Boom! Ledakan terjadi di dasar jurang.

Cittt! Citttt! Suara rem dari mobil-mobil yang mengejar Varo tadi.

Fabian turun dari mobil dan menatap jurang yang dalam dan gelap itu.

"Mereka mungkin udah tewas, dan kalaupun mereka masih hidup, hewan buas di dasar jurang pasti bakal ngabisin mereka." Ucap Fabian tersenyum dingin.

"Kita harus apa Tuan?" Tanya bawahannya.

"Bentuk kelompok untuk konfirmasi apakah mereka emang udah mati, gue mau pulang." Fabian masuk ke mobil dan meninggalkan mereka.

...

Yoga dan Cleo berhasil kembali ke kampus.

"Gimana bro? Harusnya Varo sama Trans udah sampe kampus." Cleo cemas.

"Iya, Varo ngalihin perhatian mereka buat nyelamatin kita." Ucap Yoga sambil membuka pintu kamar.

"Gue punya nomor Mr.Hopkins,  kabarin ga?" Tanya Cleo.

"Jangan, kalau kita kasih tau dia bisa-bisa kita di cincang!" Yoga terlihat pucat.

"Gini, gue tau Mr.Hopkin orangnya baik, dan kalo kita kasih tau, dia juga bakal lakuin sesuatu buat nemuin Varo dan Trans." Ucap Cleo.

"Yaudah"

Cleo mengeluarkan Handphone dan menelpon David.

"Ya?"

"Paman, gue... Emm..." Cleo tak sanggup bilang.

"Cleo ada apa? katakan saja, dimana Trans dan juga Mr.Dinata?" David mulai curiga.

"Emm... Paman, tadi..." Cleo menjelaskan yang terjadi barusan dari mulai rencana mereka dan kejadian yang membuat mereka berpisah.

"Apa?! Jangan main-main Cleo! Dimana Jhon dan Mike!" David mulai emosi, kalau sampai terjadi apa-apa dengan Varo, mungkin keluarga Dinata akan menghukumnya juga.

"Jhon dan Mike melawan orang-orang dari keluarga Septians agar kami semua bisa kabur, maaf paman, ini di luar dugaan." Ucap Cleo.

"Hm! Kalian terus tunggu di sana, mungkin Mr.Dinata akan pulang! Biar paman urus semuanya." David menutup telpon.

Yoga dan Cleo saling pandang dengan cemas.

...

Di dasar jurang.

"Hm? Ini..." Varo yang terbangun dari pingsannya menyadari mereka berada di dalam Goa, tubuh mereka yang luka sudah di obati.

"Lo udah bangun? Gue ga tau kita ada dimana, tapi yang pasti ada orang yang nolongin kita." Ucap Trans yang sudah terbangun dari tadi.

"Ha? Siapa?" Varo penasaran.

Trans menggelengkan kepala.

Tap tap tap! Suara langkah kaki masuk ke dalam Goa!

Varo dan Trans menoleh.

"Kau sudah bangun, cucuku?! Hehe" Ucap Bubba Sambil terkekeh.

BOS MUDA YANG DISAMARKANWhere stories live. Discover now