[6]usai

61 27 221
                                    

Hampir semua orang tua lebih mementingkan masa depan anaknya, yang tidak pasti.Sehingga mereka mengabaikan kesehatan mental anak tersebut.
Lalu?
Bagaimana jika hari esok aku sudah tiada?
Dan pada akhirnya hidupku yang penuh derita berakhir dengan sia-sia
-Oh Sungjun-

Lalu?Bagaimana jika hari esok aku sudah tiada?Dan pada akhirnya hidupku yang penuh derita berakhir dengan sia-sia-Oh Sungjun-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👁️👄👁️


Brakk

Sungjun tersentak kaget melihat ayahnya yang menggebrak meja.Sungjun takut dan hanya berdiam diri dengan tertunduk,mau bicara aja percuma.

"Apa kurang ayah hah?.Apa tidak bisa sekali saja kamu banggain ayah Sungjun. Kamu tau betapa kecewanya ayah saat ini? Bagaimana bisa kamu mendapat peringkat terakhir dikelas hah,Ayah ga mau tau Pokoknya kamu harus banggain ayah di SMA nanti!"

Pemuda bernama Sungjun hanya bisa terdiam melihat Hasil Kelulusannya itu, ia memang lulus dan mendapatkan peringkat terakhir atau terendah.

Sang Ayah yang melihat putra semata wayangnya terdiam hanya menghela nafas dan pergi keluar rumah entah kemana dengan menyenggol pas bunga hingga pecah.

Sungjun khawatir karena ayahnya mengemudi mobil apalagi dalam keadaan marah kaya gitu, akhirnya ia mengikuti ayahnya dengan menggunakan motor yang ia pinjam.

Mobil papahnya berhenti tepat di depan rumah mewah dengan beberapa bunga yang menghiasi halaman rumah yang lumayan luas.

Sungjun mau masuk tapi itu tidak sopan jadinya dia hanya menunggu di  depan pagar rumah tersebut.

Tak lama terdengar suara bentakan keras seorang perempuan,mau berpikir positif tapi kayaknya gak bisa.Maka dari itu sungjun berjalan menuju rumah ini dan saat itu hati Sungjun sakit dengan apa yang ia dengar dan lihat.

"Yer aku mohon sekali saja temui Sungjun,selama ini ia hidup tanpa Sosok seorang ibu"

"Saya sudah mengabulkan keinginan kamu untuk melahirkan anak itu dan bagi saya anak itu hanya sebuah kesalahan.Sekarang saya ingin kamu pergi dan jangan merusak kebahagiaan keluarga saya terutama Junghwan!"Ucap Wanita paruh baya dengan sarkas kepada Papah Sungjun yang menghela nafas menahan emosi.

Sungjun melihat ayahnya Dengan mata yang berkaca-kaca, ternyata ini alasan kenapa papahnya tidak memberitahukan apa-apa mengenai ibunya.

Sungjun melihat sosok yang telah melahirkannya itu dengan senyum. ternyata orang yang selama ini ia tunggu kehadirannya, orang yang dia rindukan, orang yang membuat ia berdoa setiap hari adalah Ibu dari Sahabatnya sendiri.

Sungjun menggeleng-gelengkan kepalanya seraya mundur perlahan lalu berbalik dan pergi dari sana untuk menemui Junghwan dan Woochan.

Junghwan dan Woochan tau kalau Sungjun mendapatkan peringkat terakhir,jadi mereka berniat untuk menghiburnya.

Hanya mereka yang mau temenan sama Sungjun selama ini, karena kebanyakan teman di sekolahnya tidak mau berteman dengan dirinya.Juga karena omongan orang tua mereka masing-masing yang melarang anak-anak mereka berteman dengan Sungjun.Hanya satu, karena Sungjun di cap sebagai 'anak haram' dan tidak pantas hidup apalagi mempunyai teman.


Sungjun sampai di rumah kecil yang sering mereka gunakan untuk bermain dulu,tapi langkahnya terhenti sesaat setelah melihat kedua temannya itu bertengkar.

"Woochan anjing ya lhu,jadi selama ini lhu manipulasi data ujian Sungjun?"

"Dengerin gua dulu wan,gua ga ada pilihan lain selain ikutin kemauan papah"Ucap Woochan sembari memegangi kerahnya yang ditarik Junghwan.

"Cuman gara-gara itu,lho tau selama ini gua tau kalau Sungjun adalah saudara tiri gua dan gua tetep mau berteman sama dia, disaat otak gua sendiri menyuruh gua buat membenci anak itu!"

"Hah!?"

Junghwan menghempaskan kerah baju Woochan dengan emosi,dia kecewa banget kalau ternyata orang yang membuat nilai Sungjun menurun adalah dia.

"Ya. Woochan, selama ini gua hidup dengan rasa bersalah.Gua tau kalau Sungjun merindukan ibunya,kita selalu dengerin curhatan dia kalau dia sangat menyayangi bunda.Dan gua dengan egoisnya selalu melarang bunda buat nemuin Sungjun selama ini."

"Kenapa lu gak bilang dari awal?"

"Hidup gua berantakan,dari dulu papah gua overprotektif banget sama nilai gua dan yang selalu ada diposisi gua cuma bunda,gua takut kalau bunda Pergi buat tinggal sama Sungjun berarti gaada yang menyemangati gua lagi."

"Lu tuh terlalu egois tau gak?gua baru nyadar kalo punya temen kaya anjing seperti lu,manfaatin sahabat sendiri." Setelah mengatakan itu pipi Woochan langsung ditonjok keras oleh Junghwan.

"NGACA ANJING LU JUGA BOHONGIN SUNGJUN"

Sungjun menghela nafas panjang sembari pergi dari sana dengan perasaan kecewa,dia gak benci teman-temannya atau orang yang melahirkannya.Hanya satu orang yang pantas ia benci sekarang, dirinya sendiri.

Memang seharusnya dia tidak lahir kedunia ini,ia dia adalah sebuah kesalahan.Tapi bukannya yang harus disalahkan adalah kedua orangtuanya yang tidak tau batasan walau sudah dewasa?.

Tanpa memberitahu Junghwan dan Woochan yang menunggu Sungjun,saat itu pula Sungjun memutuskan pindah yang langsung didukung sang papah.

Sungjun meninggalkan Junghwan dan Woochan yang marah karena menunggunya cukup lama,juga gantungan kunci yang Woochan temukan tak jauh ditempatnya berdiri.

Woochan pikir mungkin Sungjun memang sudah datang dari tadi dan mendengarkan pembicaraan mereka.

Dan disaat itu pula mereka tidak pernah bertemu lagi, persahabatan diantara mereka benar-benar selesai.

Tbc
See you next time guys, jangan lupa untuk bahagia 💪!dari aku pacar Sungjun 🐨

Growth of teenagers Ft 05LWhere stories live. Discover now