3

3.7K 548 6
                                    

Aku tak tahu dia itu...

"Ness!"

Dash

Bola sepak itu seketika berpindah pada sosok pirang-biru yang entah bagaimana berada di sudut yang pas untuk mencetak gol.

"Sialan, jaga Kaiser!" Yang lain berusaha untuk mendekatinya, mencoba menghadangnya ketika melihat dia akan menendang bola.

Tapi terlambat, seakan sedang bermain voli, bola yang melambung berhasil dia tendang hingga membuat sang penjaga gawang kehilangan momen untuk menangkap bola.

3-0

Di pojok lapangan kamu melihat papan skor, 3-0 untuk tim kakakmu. Berdiam diri di sana hanya untuk melihat dia bermain dengan teman-temannya ternyata tak buruk juga.

"Kaiser! Ah dia keren sekali!"

"Hei lihat aku sudah cantik belum?"

"Aku mau berikan minum ini untuknya."

"Percaya diri sekali dia akan menerima itu."

Bla bla bla. Kamu mengernyit dengan perempuan-perempuan itu. Fans kakakmu ternyata jauh lebih banyak dari yang kamu bayangkan. Mereka juga kelihatan ganas.

Itu sebabnya kamu selalu menjauh bahkan berpura-pura tak mengenal kakakmu bila di sekolah. Kamu yang siswi kelas 10, mana mungkin mau menyia-nyiakan waktu sekolahmu hanya untuk terganggu dengan fans kakakmu.

Segera kamu tepis mimpi buruk itu. Kamu beranjak pergi sambil membawa makanan yang baru kamu beli dari kantin.

"Oh, (name)!" Kamu menoleh ke sumber suara. Isagi, tersenyum melihatmu lalu berlari kecil menghampirimu.

Kamu balik menyapanya. Dia terlihat tidak kelelahan setelah bermain bola dengan para kakak kelas. Ya, temanmu satu ini juga ikut ekskul bola.

"Dari mana?" Tanyanya basa basi.

"Lihat, dari kantin. Kamu keren tadi." Pujimu padanya.

"Hehe benarkah? Terima kasih!"

Isagi lucu. Kamu selalu suka melihat ekspresinya.

"Isagi, mau minum?"

"Ah boleh? Terima kasih." Saat tangannya sedikit lagi menyentuh botol yang kamu sodorkan, seseorang telah berhasil merebutnya duluan.

"Eh?"

Glup glup

"Ahh segarnya. Makasih cantik!"

Kamu dan Isagi ternganga dengan yang dilakukannya. Air yang di botol itu habis.

"Mihya kok diminum..?!"

"Huh? Memang kenapa? Gak boleh?"

"Itu kan buat Isagi." Belamu.

"Tunggu— kalian, sejak kapan sedekat ini?" Isagi yang berdiri di tengah akhirnya buka suara.

"Ah, anu...,bukan—"

"Ya Yoichi," kakakmu merangkul adik kelasnya itu,

"Jadi, kamu harus kalahkan aku dulu..."

Ada jeda di perkataannya,

"...atau gak akan kubiarkan kamu dekat dengan (name)" katanya yang hanya bisa didengar oleh kalian bertiga.

"Mihya...?!"

...tidak suka dengan Isagi atau apa sih?

HEY SISTER! Michael Kaiser Onde as histórias ganham vida. Descobre agora