5. Always Taste Like You

1.2K 122 11
                                    

Kedua bibir saling bertautan, saling mengecap, saling merasakan satu sama lain. Lengan kokoh milik sang pria melingkar dari pinggang hingga punggung sang wanita, menggendong tubuh sintal itu didepannya layaknya koala. Kaki jenjang berbalut celana jeans berwarna hitam itu perlahan melangkah menuju ke lorong dimana mereka akan berlabuh.

Hinata melepas ciuman panas mereka namun itu tidak berlangsung lama karena Sasuke kembali mencium wanita itu dengan panasnya bahkan lidahnya ikut menjelajahi rongga mulut sang wanita, menciumnya seakan dunia akan hancur setelahnya.

Saat sampai dikamar yang mereka pesan, Sasuke dengan tidak sabarannya membuka pintu itu, namun karena kedua tangannya ia gunakan untuk menggendong Hinata jadi ia sedikit kesusahan. Dan itu mengundang tawa dari wanita cantik itu.

"Kau bisa menurunkan aku dulu." Ujarnya dengan suara seksinya,

Damn, Sasuke semakin dibuat gila.

Setelah menurunkan Hinata Sasuke mengambil cardlock dan membuka pintu sialan itu, setelah pintu itu terbuka kedua insan itu langsung masuk kedalamnya dan kembali melanjutkan ciuman panas tersebut.

Sasuke tidak pernah merasakan sebuah perasaan seperti ini sebelumnya, ia tidak pernah merasa tertarik hingga mabuk dibuatnya. Bermain gila seperti hewan dalam masa kawin. Melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan pada wanita asing yang baru saja ia kenal. Bergulat dengan panasnya, menyalurkan segala nafsu yang terbelenggu sejak pandangan pertama.

Sasuke mengusap surai lembut itu yang menempel di dada bidangnya, selimut menutupi tubuh polos keduanya. Satu lengan kekarnya melingkar diperut sang wanita, memeluk tubuh seksi itu dengan nyamannya. Pergulatan panas mereka berhenti setelah Sasuke mengeluarkannya tiga kali didalam. Sial, ia seperti hewan liar yang sedang dalam masa kawin.

Panas dan tak terkendali.

"Sasuke."

"Hn?"

"Kenapa orang membunuh orang lain?"

Sasuke merubah posisinya saat Hinata beranjak dari posisi baringnya, menghadap kearah Sasuke tanpa rasa malu memperlihatkan tubuh polosnya, kemudian menampilkan senyum menawannya.

Sasuke terdiam beberapa detik, entah kenapa senyum manis milik Hinata mampu membuat kinerja jantung dan otaknya berhenti bekerja. Wanita itu benar-benar berbahaya untuknya. Ia belum pernah bertekuk lutut pada seorang wanita, dan sekarang ia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi gila hanya karena perasaan tak kasap mata yang menghimpit hatinya hingga rasanya penuh dan ingin meledak setiap saatnya.

"Sasuke?"

Pria bersurai raven itu mengerjapkan matanya, seakan tersadar dari sihir cinta yang wanita itu pancarkan untuknya.

"Hn?"

Hinata tertawa, jemari lentik itu mengusap pipi tirus milik Sasuke, kemudian mndekatkan tubuhnya lalu melingkarkan kedua tangannya di pundak sang pria.

"Kenapa orang bisa membunuh orang lain?"

Sasuke menarik napasnya, memutar otaknya untuk mendapatkan jawaban yang tepat.

"Tidak ada jawaban yang pasti kenapa orang bisa membunuh orang lain, Hinata."

"Kenapa?" Tanya Hinata kembali, setelah ia rasa jawaban yang diberikan Sasuke padanya tidak memuaskan.

"Tidak semua pertanyaan memiliki satu jawaban, sama seperti kenapa orang bisa membunuh orang lain Karena ada begitu banyak alasan dibaliknya. Tidak semua pembunuhan dilatar belakangi pada hal yang sama, tidak semua alasan terjadinya pembunuhan saling berkaitan. Ada yang terjadi karena dorongan keadaan, ada yang terjadi karena ketidak sengajaan, ada yang terjadi karena kepuasan, ada yang terjadi karena keinginan."

Psycho [[Slow Up]]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora