8. The Truth

885 107 16
                                    

Sentuhan lembut itu masih ia rasakan di bibir tebalnya, seakan menari di alam nirwana, Sasuke tidak mampu untuk berpikir jernih. Otak dan hatinya sudah tidak bisa berfungsi dengan normal, ia bahkan ragu jika ia masih memiliki otak untuk saat ini ketika jemari lentik itu berpindah ketengkuk lalu menariknya untuk memperdalam ciuman gila ini.

Ayolah Uchiha, kau harus tau dimana kau berada saat ini. Ini bukanlah di langit ke tujuh atau bahkan Nirwana, kau sedang berada di kantor polisi dengan berpasang-pasang mata yang menatap kearah kalian.

Namun sepertinya si Uchiha bungsu itu memang sudah hilang akal, terbukti saat ini ia justru akan membuka mulutnya untuk menyambut lidah Hinata yang mendorong ingin masuk. Oh, kau kacau Sasuke! Kau harus tau itu.

Sebelum adegan ciuman itu menjadi tontonan vulgar secara live dengan adegan yang lebih berani lagi, sepertinya ciuman itu harus terhenti saat kedua tangan menarik tubuh sang wanita dengan kasarnya, bahkan geraman terdengar dari selah bibir sang wanita.

"Apa yang anda lakukan Hyuga-sama?"

Wanita bersurai indigo panjang itu masih menatap Sasuke dengan iris teduhnya, ia tidak terusik dengan pertanyaan menyebalkan yang keluar dari bibir wanita bersurai merah muda tersebut. Tanpa mau menjawab pertanyaan dari Sakura, Hinata justru dengan santainya kembali mendekatkan tubuhnya pada sang pria lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap bibir tebal itu dengan jari lentiknya, menghapus saliva yang tertinggal akibat ciuman panas mereka.

Sasuke sendiri hanya diam layaknya patung yang kemarin ia temukan, ia tidak dapat mengatakan sesuatu setelah ciuman panas itu berakhir. Jiwanya seperti tersedot di lubang hitam dan tak akan pernah kembali.

Oh, lupakan ciuman itu Sasuke! Kau sedang tidak dipengaruhi obat-obatan atau dalam keadaan mabuk berat, coba gunakan otakmu sekarang juga.

"Hyuga-sama!!"

Hinata memutar bola matanya dengan malas, rasanya ia ingin sekali merobek mulut wanita sialan itu saat ini juga jika saja ia tidak lupa dimana ia berada sekarang.

"Oh, maaf. Aku pikir tidak ada orang lain disini." Ujar Hinata beralih menatap wanita yang sedari tadi masih berada disamping Sasuke dengan senyum mengejek. Jelas itu hanya omong kosong, Sakura adalah wanita dewasa dengan tinggi tubuh jauh lebih tinggi darinya jadi sangat mustahil jika Hinata tidak dapat melihatnya.

"Apa yang Hyuga-sama lakukan pada, Sasuke-kun?" Pertanyaan terus keluar dari bibir Sakura, rasanya gatal sekali ingin menanyakan hal apa yang sudah terjadi saat ini. Apa sekarang waktunya ia menonton drama roman picisan secara live? Situasi macam apa yang saat ini terjadi, apa ia sedang bermimpi, jika ia tolong siapapun bangunkanya dari mimpi buruk ini.

Sakura menatap secara bergantian kedua pasang sejoli yang telah menggemparkan seisi kantor kepolisian Tokyo, menunggu jawaban dari bibir tipis milik sang putri mahkota.

Dari ribuan hal yang dapat dilakukan, apa hanya ini yang bisa kau lakukan Sasuke? Berdiri seperti memerankan sebuah benda mati yang tidak dapat bergerak?

Konyol!

Sangat konyol!!

"Sasuke-kun?"

Oh, sial, sial, sial.

Hinata benci itu.

Ia benci saat wanita sialan itu memanggil nama Sasuke dengan akrabnya, ia benci kelembutan yang terselip disetiap wanita itu memanggil nama Sasuke.

"Siapa?"

Seakan tersadar dari lamunan panjangnya, pria bersurai layaknya gagak itu mengerjapkan matanya pelan. Bangkit dari kekonyolan yang ia lakukan.

Psycho [[Slow Up]]Where stories live. Discover now