14. Who I am

525 88 24
                                    

Sasuke menatap pria bersurai coklat itu dengan tatapan tajam, setelah adegan dramatis penangkapan pria itu. Akhirnya Sasuke dan tim bisa memiliki satu pelaku dari kasus ini.

"Siapa yang menyuruhmu?"

Pria itu membisu tidak ingin mengatakan satu katapun.

Sasuke meletakan pulpen yang sejak tadi ia genggam, perasaannya masih belum tenang. Pikiran dan hatinya masih tertuju pada wanitanya. Ia tidak bisa fokus untuk melakukan tugasnya. Dan itu membuatnya semakin kesal.

"Aish, Sialan!" Sasuke bangkit dari kursinya menyebabkan suara yang nyaring. Dengan perasaan yang dongkol pria itu menghampiri sang pelaku, menarik kaus yang pria itu kenakan. Tanpa berpikir panjang Sasuke langsung membantingnya ke meja, lalu menekan kepalanya dengan kuat.

"Ya! Aku tidak memiliki banyak waktu, Bajingan!! Jadi katakan siapa yang menyuruhmu!" Ujar Sasuke dengan suara yang menggelegar, sembari terus menekan kepala pria itu diatas meja.

Namun sialannya pria itu seperti sedang menguji kesabaran Sasuke yang saat ini layaknya tisu dibagi dua. Dengan gerakan cepat bungsu Uchiha itu menarik tubuh sang pelaku lalu kembali membantingnya di atas lantai dengan keras, sebelum Sasuke membuat sang tersangka sekaligus informan penting itu pergi ke neraka, Shikamaru lebih dulu menghentikannya.

"Tenangkan dirimu, Ketua!"

Sasuke membalikan tubuhnya, mengusap paras wajahnya dengan gusar, demi apapun perasaannya tidak tenang, pikirannya tidak fokus. Ia butuh heroinnya, ia butuh obat penenangnya dan sialannya semua kekacauan ini disebabkan oleh morfinnya. Yaitu wanitanya, Hinata Hyuga.

Sasuke membuka pintu itu dengan keras dan keluar dari tempat tersebut. Tangan kekarnya mengambil ponsel pintar miliknya dari saku celananya. Ia kembali mendial nomer sang wanita, namun masih sama. Hinata belum bisa ia hubungi. Ada apa sebenarnya?

Sasuke ingin pergi, namun sebelum langkah kakinya semakin jauh, sosok bersurai merah muda lebih dulu menahannya.

"Kamu mau kemana, Sasuke-kun. Kamu terlihat tidak seperti biasanya. Ada apa Sasuke-kun?" Tanya Wanita bersurai pink itu tanpa jeda.

Sakura penasaran, ada apa sebenarnya dengan pria bersurai raven itu. Sejak kembali dari penangkapan DPO K, pria itu terlihat begitu gelisa.

"Tidak ada apa-apa." Jawab Sasuke singkat. Ia kembali melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti. Namun lagi, wanita berklan Haruno itu kembali menahannya. Kali ini dengan menarik tangan Sasuke.

"Sasuke-kun, sebenarnya ada apa? Kau terlihat sangat gelisa."

Sasuke menghela napasnya dalam-dalam, rasanya ingin sekali ia menghancurkan apapun yang ada di dekatnya saat ini, jika saja ia tidak lupa siapa wanita yang menghalanginya saat ini, mungkin saja Sakura sudah menjadi sasaran empuk kemarahan Sasuke.

"Berhenti bertanya! Aku ada urusan, jadi bisakah aku pergi sekarang?" Dengan raut wajah kesal Sasuke mencoba untuk menahan emosinya yang saat ini seperti bom atom yang siap untuk diledakan.

Sakura tersentak, ngilu. Hatinya terasa ngilu mendapat jawaban yang begitu menusuk. Apa Sasuke tidak menyadarinya jika ia sedang mengkhawatirkannya. Apa Sasuke tidak sadar jika Sakura peduli padanya?

Sakura menahan air matanya yang seakan mengumpal di pelupuk matanya. Dengan suara tercekat ia melontarkan kembali pertanyaan yang belum mendapat jawaban sedari tadi.

"Kamu mau kemana, Sasuke-kun?"

Sasuke menekan kedua pundak Sakura dengan kedua tangannya, ia tatap wajah itu dengan tatapan tajam miliknya. "Berhenti bertanya! Apa itu tidak cukup jelas untukmu?"

Psycho [[Slow Up]]Where stories live. Discover now