end (tamat)

6K 167 10
                                    

HAPPY READING
______________________

Mendapat kabar bahwa kekasih tercinta nya meninggal adalah kabar yang sangat buruk bagi Zia

Baginya, gibran adalah segalanya dia adalah hidupnya, jika gibran tidak ada lalu bagaimana dia hidup?

"Babang ayo bangun, babang ga kangen dedek?, Babang ga kangen cerita dedek?, Babang ga kangen ke rumah hantu bareng dedek?, Babang ga kangen ke pantai bareng dedek?, Apa babang udah ga peduli sama dedek? Hiksss"

"Kalo babang ga bangun bangun, dedek panggil vier loh buat nemenin dedek" ancam Zia namun tetap tak mendapatkan jawaban apapun dari gibran

"Babang ga mungkin ninggalin dedek kan? Bagaimana dengan janji babang, babang ga inget kenangan awal kita pacaran?"

"Ya, walaupun babang ngajak pacaran nya ga romantis tapi menurut dedekitu luar biasa dan beda dari yang lain yang artinya dedek spesial kan buat babang, babang inget ga kalau awal mula kita pacaran cuma gara gara dedek nyiram meta pake jusnya babang?, Haha kalau di inget inget lucu yah babang pacaran cuma gara gara itu"

"Dedek namain kisah cinta kita, emhhh apa yahh........oh iya, cinta jus alpukat bagus kan babang, hikss"

"Kenapa babang betah banget nutup matanya hikss, dedek ga suka babang nutup mata, ayo bangun babang kalo ga, dedek siram air cabe nih" ucapnya seraya menggoyang goyangkan tubuh gibran yang kaku itu

"Bun, kok babang gibran ga mau bangun bangun sih Bun, kalau kaya gini kan jadi  lebih lama lagi kan kawinnya" tanya zia pada bunda gina yang sedang menangis pilu di pelukan ayah Sean

"Nak, Zia sayang udah yah, ikhlasin gibran biar dia tenang di sana" ucap bunda gina mencoba memberikan pengertian kepada Zia

"Gak Bun, babang gibran belum mati, babang gibran belum kawin Zia jadi ga boleh mati Zia ga ikhlas, hikss"

"Babang" Zia langsung memeluk erat tubuh pucat nan fingin gibran itu lalu menangis histeris di cengkuk leger gibran

"Babang mau ninggalin dedek? Kalo gitu biar dedek susul babang kesana aja" ucap Zia lalu bergerak ke arah laci di pinggir brankar gibran dan mengambil sebuah pisau

Bunda gina dan ayah Sean yang melihat itu membulatkan mata mereka melihat apa yang Zia lakukan

Dengan segera ayah Sean berlari ke arah Zia dan langsung merebut pisau itu dari Zia

Sett

"Kembalian pisaunya, yah" pinta Zia

"Ngak Zia, kamu jangan nekat gini, gibran pasti gak suka kamu kaya gini" jawab ayah Sean

"Hikss, nak jangan berbuat nekat seperti itu, bunda udah kehilangan putra bunda, dan bunda gak mau kehilangan putri bunda juga hiksss" ucap bunda gina lalu langsung memeluk Zia erat

"Bun, ini cuma mimpi kan, ini pasti cuma mimpinya Zia, hahaha iya—iya ini pasti cuma mimpi Zia, Zia mau bangun Zia ga suka mimpi ini hiksss, Zia sakit hiksss rasanya menyakitkan hiksss, bangunin Zia" racau Zia lirih

"Sabar sayang" bunda gina langsung mendekap tubuh Zia dan mengelus punggung nya untuk menenangkan Zia

Zia melepaskan pelukannya dan berjalan kembali menuju dimana gibran berada

transmigrasi fazeya (End)Where stories live. Discover now