goyangi #12

236 38 2
                                    

GOYANGI 

#12

"Nyang!" Taehyun menyambut Beomgyu yang baru tiba di toko. Mingyu sibuk wara-wiri, hanya menyapa singkat Beomgyu dan sibuk mengaduk adonan seraya mengurus pelanggan. "Nyang!" Taehyun mendongak, merebut perhatian Beomgyu.

"Kau jadi anak baik, kan?"

Taehyun memejamkan mata seraya hendak mendusel pakaian Beomgyu. Gemes banget sih! Beomgyu tak habis pikir. Jika memang Taehyun punya niat jahat, apakah mungkin harus tampil selucu ini? Beomgyu mengangkat tangannya seraya mengusap lembut rambut tebal Taehyun. Mata Taehyun melebar padanya dan segaris senyum tergambar di bibir Taehyun. Beomgyu balas tersenyum tipis. "Nyang." Suaranya terdengar lagi.

Beomgyu memutuskan untuk membantu Mingyu, apalagi paman sedang keluar dan Beomgyu tidak mau pulang ke rumah segera. Ia berganti kaus yang dipijamkan Mingyu untuk mengganti seragam sekolah, bergabung di balik konter dan menyapa pelanggan yang kebanyakan gadis-gadis muda dan genit padanya. Beomgyu terkenal tampan dan supel di sekolah, dari beberapa info, anak-anak dari sekolah lain juga penasaran akan sosok Beomgyu yang katanya "tampan mirip anime". Beomgyu tidak ambil pusing, toh jadinya mereka lebih sering datang ke toko dan membuat Mingyu terbantu.

"Apakah Taehyun nakal?" tanya Beomgyu, ia memasukkan pesanan mereka ke wadah plastik besar. "Dia tidak berulah, kan?"'

"Tidak. Selama kau pergi, ia menurut dan lebih sering tertidur." Mingyu tersenyum pada pelanggan yang beres membayar. "Silakan datang lagi nanti."

"Syukurlah."

"Aku pikir, ia mulai nyaman didekati."

Beomgyu mengangguk. Saat jeda makan siang, mereka bergantian menjaga toko. Mingyu makan di pantry, membuka kotak bekal yang disiapkannya, ada daging asap, nasi kepal dan lauk lain. Taehyun juga punya bagiannya, jadi mereka makan bersamaan meski Mingyu harus membantu Taehyun makan. Setelahnya, ada satu kotak bekal lagi. "Untukku?" tanya Beomgyu bingung.

"Ya, kau banyak membantu. Besok kabari aku kalau mau datang, aku akan buatkan lagi," ujarnya dan kembali mengenakan apronnya. Ia berjibaku dengan bahan roti, kemudian menyambut pelanggan yang menunggu lagi.

Beomgyu duduk di sebelah Taehyun yang tengah menjilati tangannya. Di wujud manusianya, Taehyun masih suka mengira ia punya bulu di sekujur tubuh jadi kebiasaan itu tidak hilang. Beomgyu memandangi. "Kau masih lapar? Aku bisa berbagi."

"Nyang."

Beomgyu mengangguk. Taehyun kembali menjilati punggung tangannya dengan anteng. Selama Beomgyu makan, dia terus memikirkan perkataan Yuna. Sejujurnya, Beomgyu berniat untuk mendatangi Pulau Goyangi. Hanya saja, yang jadi masalah bukan uang atau apa, melainkan izin dari ibunya. Beliau pasti akan menanyakan ini itu, merasa penasaran dan Beomgyu harus memutar otak.

*

*

Di ruang keluarga, kedua adik Mingyu kembali rusuh di depan TV, memainkan video game. Beomgyu berada di belakang mereka, dan Taehyun berbaring di paha Beomgyu seraya mendengkur halus. Beomgyu mengusap rambut Taehyun yang lembut seraya memandangi kosong layar TV. "Ah, bodoh kau!" pekik adik Mingyu kemudian menjotos bahu saudaranya. "Ayolah, masa aku menang terus!"

"Kau curang, tahu!"

Keributan kecil itu tidak mengusik Beomgyu. Pemuda itu justru menunduk dan menatap wajah tenang Taehyun yang tidur. Ia membelai pipi Taehyun dan berpikir dalam diam. Apakah kau dari Pulau Goyangi? Mengapa tersasar sejauh ini? Apakah kalau kita kembali ke sana, kita akan berpisah? Beomgyu terbiasa akan keberadaan Taehyun. Meski Taehyun cukup membuatnya repot, Beomgyu terbiasa dan menerima itu semua. Taehyun dalam bentuk kucing sangat menggemaskan, sampai Beomgyu tidak kuasa untuk tidak membelai atau memeluknya sayang. Taehyun dalam wujud manusia sangat tampan dan imut, membuat Beomgyu terpana. Jika Taehyun pergi....

Beomgyu merasa sedih. Sangat, untuk pertama kali ia punya kawan yang ingin ia jaga. Dan kebahagiaan Taehyun adalah kebahagiaannya. Tidak ada yang lebih penting selain Taehyun. Segalanya untuk Taehyun.

Paman masuk, menyapa singkat anak-anak, "Hei, kalian terus bermain..." Matanya memangkap Beomgyu dan Taehyun. "Kau sudah makan, Nak? Aku baru beres memasak."

"Hm. Terima kasih, Paman."

"Menginaplah. Kau kesepian kan di rumah? Kami punya banyak tempat di sini." Ia menyuruh anak-anaknya mengecilkan sedikit volume. Terdengar suara ketel dari arah dapur, jadi paman buru-buru pamit lagi sebelum berbicara jauh. Taehyun agak merenggangkan tubuhnya dan duduk di sebelah Beomgyu. Tangannya mengucek matanya dengan imut, lalu ia memandang Beomgyu. Senyumannya mengembang. "Nyang..." Suara itu membuat hati Beomgyu menghangat.

"Tidur nyenyak, hm?"

Taehyun mengangguk. Ia refleks memejamkan mata setiap Beomgyu mengusap rambutnya, seolah menikmati tiap usapan Beomgyu. Matanya membuka dan penuh binar. "Nyang?"

"Ya, aku akan menginap."

Seusai makan malam, Beomgyu menempati kamar dekat dapur bersama Taehyun. Ia menggelar matras untuk mereka berdua, mengatur bantal dan mulai menggosok gigi. Sebenarnya, rumah paman tidak besar banget, tapi selayaknya rumah; tempat ini nyaman dan menenangkan. Taehyun bergelung di sampingnya, dan memejamkan mata. "Aku penasaran, apakah kau benar-benar dari Pulau Goyangi? Mengapa kau datang kemari, huh?" Ia memiringkan tubuh, dan menahan sisi kepalanya dengan bantal. Taehyun ikut berbaring menyamping, menatap Beomgyu. "Apakah kau berniat menemui seseorang? Apakah kau akan pergi?"

Taehyun hanya mengerjap.

"Kau akan pergi, ya?"

Taehyun tidak membalas, matanya penuh dan dia begitu serius menatap Beomgyu.

Beomgyu menghela napas singkat. "Aku berharap kau bertemu atau mendapatkan yang jadi tujuanmu, tapi sebelum itu, tetap bersamaku, ya." Ia memberanikan diri untuk menyentuh wajah Taehyun. "Aku senang kau di sini." Beomgyu sungguh-sungguh. Ia tidak mau berpisah dari Taehyun, rasanya dirinya yang dulu (sebelum ada Taehyun) dan dirinya yang sekarang cukup berbeda. Taehyun membuatnya menjadi pribadi yang penuh tanggung jawab dan perhatian. Taehyun membuatnya lebih semangat bangun pagi, berangkat sekolah, pulang ke toko dan bertemu paman serta yang lain. Rutinitas Beomgyu jadi lebih berwarna.

"Jika ada kesempatan, aku mau pergi ke sana." Beomgyu tersenyum samar. "Aku percaya, kau tidak akan pernah jahat padaku. Yuna boleh mengatakan kau jahat, atau iblis, atau apa pun yang buruk. Untukku, kau Taehyun. Kau teman baikku, kau yang membuatku merasa senang." Ia memejamkan matanya. "Selamat malam, Taehyun."

[]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GOYANGI! (고양이) | beomtaeWhere stories live. Discover now