4

87.1K 4.3K 184
                                    

(Minggu, 3 April 2023)
(Sulawesi Selatan)

Aron duduk begitu pun dengan Rayan. Rayan melihat seorang wanita cantik duduk di depannya.

"Ariana kenalkan dia Rayan istri ku, dan Rayan dia Ariana teman kuliah ku dulu"

Rayan mengulurkan tangannya sambil tersenyum, Ariana membalas uluran tangan itu.

"Salam kenal Ariana" Rayan tersenyum manis, sejenak Ariana terpaku melihat senyuman Rayan.

"Salam kenal juga Rayan"

Rayan dan juga Ariana saling mengobrol sementara Aron hanya memperhatikan dengan tenang tenang. Sesekali memeriksa jam tangannya.

"Ini sudah malam, sepertinya kita harus pulang"

"Ah iya, Niko sendiri di rumah. Kalau begitu Kami pulang dulu Ariana"

"Oh, kalian hati-hati, sampai jumpa lagi"

Aron menggenggam tangan Rayan keluar. Beberapa pasang mata kembali menatap keduanya.

"Tidak heran Aron memilih Rayan sebagai istrinya, meski laki-laki namun dia terlihat cantik dan juga manis" Batin Ariana sambil menatap keduanya.

°°°

Rayan telah selesai mandi, setelah memakai piyama, lantas dia keluar dari kamar dan masuk ke dalam kamar Niko.

Kamar Niko terlihat redup karena hanya lampu tidur kecil yang jadi penerangan. Rayan mendekat perlahan memperbaiki letak selimut dan tidak lupa mengatur suhu AC agar tidak terlalu dingin.

Sebelum keluar Rayan tidak lupa mengecek jendela apakah sudah tertutup dengan benar atau tidak. Setelah memastikan semuanya aman Rayan kembali menutup pintu kamar Niko.

"Dari mana?" Aron bertanya saat melihat istrinya masuk ke dalam kamar.

"Aku dari kamar Niko" Rayan berjalan mendekat ke arah Aron yang sedang mengeringkan rambutnya.

Rayan mengambil alih handuk dari tangan Aron, seakan mengerti dengan niat sang istri Aron langsung mendudukkan dirinya di pinggir kasur supaya Rayan bisa mengeringkan rambut nya.

Tidak ada percakapan diantara keduanya. Hingga beberapa menit kemudian Rayan telah selesai mengeringkan rambut lalu menyimpan kembali handuk tersebut.

"Mari tidur" Aron menarik pelan Rayan menuju tempat tidur.

Keduanya sudah merebahkan diri di kasur, Rayan membelakangi Aron, setelah itu Aron bisa leluasa memeluknya bahkan sesekali mengecup tengkuk Rayan.

Meski keduanya sudah menikah selama sebulan, namun nyatanya Rayan masih perjaka sampai saat ini, bahkan sentuhan fisik hanya sebatas pelukan, bukan karena Rayan tidak menarik namun Aron tidak ingin memaksa Rayan, meski harus menahan gejolak nafsu di setiap harinya.

Hal yang wajar jika Aron bernafsu melihat Rayan, apalagi dia sudah lama menduda setelah kematian istri pertamanya. Namun lagi-lagi Aron harus bersabar menahan hasratnya.

Jika sedang horny Aron akan melampiaskannya dengan onani sambil membayangkan Rayan.

°°°

Hari ini adalah hari weekend Aron bangun lebih awal dan memilih untuk berolahraga di ruang Gym pribadinya. Itu kebiasaan Aron jika sedang libur,selain baik untuk kesehatan olahraga juga bisa membuat tubuh Aron semakin menarik dengan otot-otot nya.

Sementara itu Rayan baru saja bangun, melihat ke arah samping ternyata sosok sang suami sudah tidak ada, Rayan sudah tau dengan kebiasaan laki-laki dewasa itu. Setelah nyawanya sudah terkumpul Rayan merapikan tempat tidur lalu mulai membersihkan tubuhnya.

Setelah memakai pakaian santai Rayan kemudian masuk ke dalam kamar Niko, dia yakin Niko belum bangun. Dan benar saja Niko masih terlelap dengan selimut yang berantakan.

"Astaga.. anak ini" Rayan memijat keningnya.

Rayan mematikan lampu dan juga AC lalu membuka jendela agar udara pagi masuk ke dalam agar tidak merasa pengap. Rayan mulai membangunkan Niko meski sedikit sulit namun akhirnya Niko bangun juga.

"Good morning papa" Niko menyapa Rayan dengan muka bantalnya.

"Morning Niko, bersihkan diri mu segera, aku akan menyiapkan sarapan"

"Oke papa"

°°°

Rayan turun ke bawah dan membuat sarapan. Salah satu Maid ingin membantu namun Rayan menolaknya dengan halus.

15 menit kemudian masakan Rayan telah selesai bahkan dia juga sudah menyusunnya di meja tidak lupa kopi hitam untuk Aron.

Bertepatan dengan kehadiran Aron yang penuh dengan keringat,namun itu terlihat seksi di mata Rayan yang melihatnya. Susah payah Rayan menelan ludah nya sendiri. Bahkan kini Aron mendekatinya.

Deg
Jantung Rayan seketika berdegup kencang saat Aron tepat berada di depan matanya.

Tangan Aron menarik dagu Rayan agar mendongak menatap nya.

Deg
Deg

Degup jantung Rayan terdengar begitu kencang dan mungkin saja Aron bisa mendengarnya. Salah satu tangan Aron menarik pinggang Rayan agar lebih dekat dengannya jarak wajah keduanya hanya beberapa senti.

Sementara tangan Rayan berada di dada Aron seakan menahannya agar tidak terlalu dekat namun nyatanya itu sia-sia.

Cup

Bibir Aron mendarat di bibir merah Rayan. Hanya sebuah kecupan tanpa lumatan dan juga nafsu. Aron menjauhkan Wajahnya dari Rayan.

Terkekeh geli memandang wajah manis sang istri yang semakin memerah.

"Aku mandi dulu" Aron mengusap puncak kepala Rayan sebelum berlalu.

Rayan menyadarkan dirinya yang sedari tadi diam terpaku menerima perlakuan Aron.

Memegang dadanya yang masih setia berdebar kencang.
"Aku bisa terkena serangan jantung" Batin Rayan sambil menepuk-nepuk dadanya.

TBC

√Papa & Daddy (BL)√Where stories live. Discover now