16

52.5K 2.8K 32
                                    

(Selasa, 15 Agustus 2023)
(Sulawesi Selatan)

Mereka pulang dari pusat perbelanjaan saat sore hari. Niko langsung berjalan masuk ke kamar.

Sementara Rayan dan Aron di buat bingung oleh sikap Niko. Tidak seperti biasanya.

"Mungkin Niko hanya kelelahan saja Mas" Rayan mengusap pundak Aron.

"Mungkin saja, nanti aku akan bicara padanya"

"Kalau begitu aku ke dapur dulu"

Rayan berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan malam, sedangkan Aron memilih untuk berganti pakaian dan masuk ke dalam ruang kerjanya.

Setelah makan malam, Aron masuk ke dalam kamar sang putra. Pasalnya dia merasa khawatir karena Niko tidak menghabiskan makan malamnya.

Tok
Tok

"Boleh Daddy masuk?" Aron terlebih dahulu mengetuk pintu Niko.

"Masuk saja Dad pintunya tidak di kunci"

Perlahan Aron masuk ke dalam, menghampiri Niko yang sedang duduk di tepi kasur.

Mengusap puncak kepala sang buah hati.
"Apa kamu ada masalah? Daddy perhatikan setelah kita pulang kamu terlihat berbeda" Aron mendudukkan dirinya di samping Niko.

Niko menghela nafas kemudian menatap Aron.
"Tadi di toko pakaian. Hugo bilang suka pada ku Dad"

Aron tersenyum mendengar ucapan sang putra.
"Memangnya kenapa? Rasa suka itu hal yang wajar kan"

"Iya sih Dad, tapi aku tidak menyangka bahwa dia sudah lama menyukai ku dan baru sekarang dia berani mengungkapkan perasaannya"

"Mengungkapkan perasaan bukanlah hal yang mudah sayang. Apalagi Hugo tau bahwa kamu adalah anak dari Daddy notabennya atasannya sendiri..." Aron mengusap pundak Niko.

"Dia pun juga sudah meminta izin kepada Daddy untuk mengejar mu. Ini tergantung dari kamu sayang. Apa mau membuka hati untuk Hugo ataupun tidak. Keputusan ada di tangan mu"

Setelah mengobrol dengan Niko, Aron meninggalkan kamar putranya lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya dan juga Rayan.

Mendengar langkah kaki mendekat, Rayan membalikkan badannya.
"Apa Mas Aron sudah bicara dengan Niko?"

"Hm. Dia hanya sedang bingung dengan perasaannya sendiri"

"Bingung? Memangnya ada apa?"

Rayan duduk di samping Aron. Sementara Aron menatap lucu ekspresi wajah sang istri.

Tangannya terulur untuk mengusap kepala Rayan.
"Sudah tidak usah dipikirkan. Niko bisa menyelesaikan masalahnya sendiri hm"

Rayan hanya bisa mengangguk kepalanya tanda bahwa mengerti, meski sebenarnya dia masih penasaran tapi sudahlah.

"Ayo mandi bersama" Ucap Aron yang membuat wajah Rayan menjadi memerah.

Rayan memalingkan wajahnya karena merasa malu.

Aron terkekeh, menarik dagu Rayan agar menatap wajahnya.
"Hei, untuk apa malu. Aku sudah melihatnya bahkan merasakan semuanya" mengusap pipi yang masih memerah.

"A-aku akan menyiapkan air hangat terlebih dahulu"

Rayan buru-buru masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. 5 menit kemudian Aron ikut masuk ke dalam kamar mandi.

"Apa air hangatnya sudah siap?" Ucap Aron tepat di telinga Rayan.

"I-iya" Tiba-tiba jantung Rayan berdebar kencang saat mendengar suara lembut nan berat tepat di telinganya.

Aron membalikkan badan Rayan. Dia bisa melihat wajah cantik sang istri yang terlihat malu-malu.

"Bantu aku melepaskan pakaian ku"

Rayan perlahan membuka kancing baju Aron hingga terlepas.

"Kenapa kamu berhenti?" Rayan menatap Aron.

Tangan Rayan sedikit bergetar saat mencoba melepaskan ikatan celana Aron.

"A-apa aku j-juga harus melepaskan dalaman Mas Aron?"

Aron menyeringai lebar, kemudian merendahkan sedikit wajahnya.
"Jika kamu ingin, silahkan"

Rayan memberanikan dirinya untuk melepaskan dalaman Aron, kain satu-satunya yang menutupi tubuh sang suami.

Wajah Rayan semakin memerah saat dalaman itu sudah terlepas. Rayan tidak berani menatap ke arah milik Aron yang terlihat lebih besar dari miliknya.

TBC

√Papa & Daddy (BL)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang