30

44K 2.1K 9
                                    

(Senin, 11 September 2023)
(Sulawesi Selatan)

Rayan bangun terlebih dahulu, setelah mandi dia kemudian mengoleskan losion ke perutnya.

Sesekali mengajak bayinya mengobrol dan tentu sang bayi merespon ucapan sang papa dengan menendang-nendang kecil di dalam sana.

"Ayo kita bangunkan Daddy mu sayang"

Rayan duduk di samping tubuh Aron yang masih terlelap. Mengusap pelan kepala sang suami.

"Mas, Mas Aron bangun" Rayan menepuk pelan pundak Aron.

Dan tidak lama kemudian Aron membuka matanya.

"Selamat pagi sayang" Aron menyapa dengan suara khas bangun tidur.

Bangkit dari tidurnya setelah nyawanya sudah terkumpul.

"Selamat pagi juga untuk mu Nak" Aron mengusap perut buncit Rayan.

"Mandi dulu Mas"

"Oke sayang ku"

Aron masuk ke dalam kamar mandi sementara Rayan menyiapkan pakaian santai untuk sang suami.

°°°

Rayan keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan.

"Aden mau buat apa? Biar bibi bantu"

"Hm, tidak perlu bi, aku cuman mau bikin roti panggang saja"

"Ya sudah kalau Aden butuh bantuan panggil bibi saja"

"Iya bi"

Rayan mulai membuat roti panggang, sarapan yang simpel saja, karena dia susah untuk bergerak.

Tidak lama kemudian sarapan telah siap bertepatan dengan kedatangan Aron.

Aron memeluk Rayan dari belakang, tidak lupa mengecup pipi kanan Rayan.

"Mas tolong bangunin Niko"

"Astaga anak itu masih susah bangun ternyata" Aron melepaskan pelukannya kemudian berjalan naik ke atas.

Beberapa menit kemudian Aron turun dengan Niko yang masih memakai piyama.

"Tidak mandi dulu?" Rayan menatap ke arah Niko.

"Nanti saja Pa" Niko duduk di kursinya begitupun dengan Rayan dan Aron. Mereka bertiga sarapan bersama.

°°°

Siang ini Edward dan juga Vian datang ke Mension berkunjung, karena Edward merindukan Rayan, karena semenjak Rayan memilih berhenti kuliah mereka jadi jarang bertemu.

"Aku sangat merindukanmu mu Ray" ucap Edward memeluk Rayan dari samping.

Rayan tersenyum manis mendengar ucapan sang sahabat.
"Sering-seringlah datang kesini"

"Ed, lepaskan pelukanmu. Kamu membuat Rayan susah bernafas" Vian menegur sang kekasih karena melihat pelukannya semakin erat.

Edward langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf-maaf"

"Tidak apa-apa"

Mereka duduk di ruang tengah sambil mengobrol, sementara Niko sedang pergi ke supermarket untuk membeli beberapa cemilan.

Dan beberapa menit kemudian Niko datang dengan kantong belanjaan yang penuh dengan cemilan, dia tidak datang sendiri melainkan dengan Hugo.

Rayan menatap keduanya.
"Kalian pergi berdua?"

"Tidak Pa, tadi aku tidak sengaja bertemu dengannya di depan supermarket"

"Oh begitu, Hugo duduk dulu"

Hugo membalas ucapan Rayan dengan senyuman.

Aron datang dari arah dapur sambil membawa segelas susu untuk Rayan.

"Sayang susunya di minum dulu" Aron duduk di samping sang istri.

"Terima kasih Mas"

Rayan langsung meminum susunya, saat di awal kehamilan Rayan tidak begitu suka dengan susu hamil, tapi karena itu penting untuk sang anak lama-kelamaan dia mulai terbiasa.

Aron mengambil gelas yang sudah kosong kemudian bangkit dari duduknya.

"Aku ke ruang kerja dulu ya sayang" Aron mengusap kepala Rayan.

"Iya Mas"

Hugo mengikuti Aron menuju ruang kerjanya. Karena memang tadi Aron sempat menelponnya untuk datang ke sini.

TBC

√Papa & Daddy (BL)√Where stories live. Discover now