04- Power bank, gitar, dan nyanyian

896 136 8
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

******

Hari ini, semua siswa baru SMA GALATASIAN berkumpul di sekolah pagi-pagi sekali. Sekitar pukul lima pagi, mereka sudah mulai memasuki bus-bus yang disediakan oleh sekolah untuk acara malam keakraban sebagai pengganti MPLS yang baru diadakan satu hari kemarin.

"Udah ada rencana?"

Jerry tersenyum miring mendengar pertanyaan dari temannya.

"Banyak, pokoknya gue akan bikin dia kapok." Ucap Jerry penuh ambisi.

Bryan ikut tertawa. Sejak tadi, tatapan Jerry tidak luput dari seorang siswa yang kini tengah terlibat percekcokan dengan teman-temannya, siapa lagi jika bukan Febrian Chandra Hendarta.

Sementara di sisi yang lain, Chandra sebenarnya tidak terlibat percekcokan dengan siapapun. Chandra hanya sibuk menjulidi Satria saja.

"Mau camping sehari aja udah kayak mau naik haji, lo! Ngapain bawa koper segala?!" Bentak Chandra pada Satria.

"Chandra, kata Mama lebih baik sedia payung sebelum hujan. Lebih baik dibawa semua barangnya daripada nanti ada yang kurang." Satria malah balik menasehati.

"Tapi gak koper segede kingkong juga lo, bawa!"

Kalau kopernya yang minimalis oke, lah, tapi ini kopernya beneran kayak koper orang mau naik haji! Lah buset, sedosa-dosa dibawa apa gimana?

"Biarin aja napa, Chan, nanti kopernya di taruh di bagasi juga, kan." Gentala menengahi.

"Tuh denger!" Satria berseru.

Chandra mendengus kesal.

"Yaudah taruh sono!" Titah Chandra sesaat sebelum ia masuk ke dalam bus, menyusul Anggana.

"Hih! Marah-marah terus." Satria mengembungkan pipinya kesal, lalu menyeret kopernya menuju bagasi bus.

Sementara Gentala dan Nafis masih diam di tempat.

"Akhi, perasaan Ana aja atau emang Kakak kelas yang itu perhatiin Chandra terus?" Nafis bertanya pada Gentala.

"Kak Jerry sama temen-temennya?" Gentala memastikan dan Nafis mengangguk pelan.

"Iya, apa jangan-jangan dia masih marah soal kemarin. Kata akhwat di sini kemarin, Kak Jerry itu salah satu pembully di sekolah." Jelas Nafis yang membuat Gentala terdiam.

"Jangan jauh-jauh dari Chandra kalau gitu." Ujar Gentala.

"Kalau menurut Ana kita gak usah khawatir, lah. Chandra 'kan tangan sama mulutnya sama-sama bisa diadu. Diajak debat jalan, diajak berantem hayuk." Balas Nafis.

CULTURE SHOCK!!Where stories live. Discover now