54- Video

425 70 0
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


******

“Akh!” Maudy memekik keras ketika punggungnya menubruk dinding akibat Jerryan mendorongnya dengan kuat.

“UDAH BERANI BANTAH GUE LO SEKARANG, HAH?” Bentak Jerryan.

Kedua mata Maudy terpejam erat, menahan rasa sakit yang menjalar di seluruh punggungnya.
“Lo bisa suruh gue apapun, Jer, tapi nggak dengan sakitin orang lagi.” Jawab Maudy dengan suara yang lirih.

Alih-alih mengerti, Jerryan justru berdecih sinis mendengarnya.

“Siapa yang minta lo sakitin dia, Maudy? Gue cuma minta lo buat naruh bungkusan ini ke tasnya Chandra.” Ujar Jerryan menunjukkan serbuk putih dalam plastik kecil yang ia pegang, namun Maudy tetap menggeleng enggan.

“Chandra baru aja kehilangan kakaknya, Jerryan, dimana hati nurani lo!” Balas Maudy merasa tak habis pikir.

“Jangan banyak bantah! Sekarang, ambil nikotin ini dan taruh di tas nya Chandra.” Jerryan bersikukuh, meraih tangan Maudy dan memaksa gadis itu untuk menggenggam barang haram miliknya.

“Gue gak mau!” Maudy bersikeras menolak dan malah melempar bungkusan nikotin itu ke sembarang tempat. “Berhenti berbuat seenaknya, Jerryan! Gue bukan boneka lo lagi!” Jerit Maudy frustasi.

“Apa? Apa lo bilang? Berani lo ngebantah gue sekarang, hah?!” Jerryan mendorong bahu Maudy hingga belakang kepala gadis itu kembali membentur tembok gudang sekolah.

“Akh!” Maudy kembali meringis saat tiba-tiba jemari tangan Jerryan mencekik lehernya dengan kuat hingga ia kesulitan bernapas.

“Jangan main-main sama gue, Maudy. Hidup dan mati lo ada di tangan gue, gue bisa hancurin lo kapan aja. lo lupa sama hal itu, hah?” Ancam Jerryan, kemarahan terpancar jelas dari sorot mata Jerryan.

Tangis Maudy pecah kala itu. Maudy benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Maudy tidak ingin menyakiti Chandra atau membuatnya  terseret dalam masalah. Terlebih, Maudy yakin Chandra belum sepenuhnya pulih pasca ditinggal oleh kakak sulungnya.

Maudy mungkin bukan orang baik, ia pendosa yang ulung. Namun, sekeras apapun hati Maudy, ia tetap tidak sampai hati untuk menyakiti seseorang yang berharga untuknya.

“Sekarang, ambil nikotin ini dan taruh di taruh di tas Chandra, setelah itu biar gue yang urus.” Jerryan meraih tangan Maudy dan mamaksanya menggenggam bubuk narkotika itu.

“Hg!” Maudy terkejut ketika Jerryan mencengkram lehernya kelewat kuat, membuat napas gadis itu seketika tercekat.

“Denger, hidup dan mati lo ada di tangan gue. Lo tahu persis akibatnya kalau berani macem-macem, Maudy.” Ucap Jerryan penuh penekanan.

CULTURE SHOCK!!Where stories live. Discover now