34- Pelaku Sebenarnya

462 83 1
                                    

♡︎ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ♡︎

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

******

Pukul delapan pagi, Chandra berbaring di atas ranjang rumah sakit sambil menonton televisi. Pemuda dengan pakaian pasien itu menghela berat, merasa bosan karena tidak melakukan apa-apa sejak tadi. Hanya tidur, makan, tidur, makan, hah! Badan Chandra malah terasa semakin sakit jika terus-menerus seperti ini!

"Sus, ini saya gak bisa jalan-jalan bentar? Ke taman rumah sakit doang." Chandra meminta izin pada suster yang sedang menyiapkan obat untuknya.

"Maaf, tidak bisa, Adik harus banyak istirahat dulu." Suster itu menolah halus sambil tersenyum.

Chandra menghela berat mendengarnya.

"Suster, biaya rumah sakit saya siapa yang tanggung?" Chandra tiba-tiba bertanya.

Perawat wanita berusia kepala tiga itu terdiam sejenak, tampak berusaha mengingat.

"Kalau tidak salah, semua biaya rumah sakit Adik ditanggung oleh teman Adik semalam, atas nama Gentala Abraham." Jawab suster itu.

"Semuanya? Sampai tiga hari ke depan?" Tanya Chandra kembali.

Suster itu pun mengangguk. "Iya."

Chandra terdiam sejenak.

"Orang tua saya gak ada datang ke sini?" Chandra akhirnya bertanya to the poin. Namun, alih-alih menjawab suster itu malah terlihat kebingungan.

"Maaf, setahu kurang tahu." Jawab Suster itu ragu, tampak merasa prihatin dengan kondisi remaja belia di hadapannya itu.

Chandra yang menyadari hal itu segera merubah raut sedihnya menjadi senyum semringah.

"Mungkin orang tua saya lagi di luar kota, Sus. Mereka emang agak sibuk akhir-akhir ini." Ucap Chandra tiba-tiba sambil tertawa, seolah hal itu baik-baik saja dan memang baru pertama kalinya.

Suster itu pun mengerjap pelan.

"O-oh, saya kita orang tua Adik emang gak mau datang-eh, maaf, maksud saya bukan seperti itu." Ucap Suster tampak merasa tidak enak.

"Gak papa, kok, Sus." Balas Chandra dengan senyum tipisnya.

"Kalau gitu saya permisi dulu. Nuah-buahannya dimakan, biar Adik cepat sembuh." Suster itu berpesan dan Chandra mengangguk pelan.

"Iya, Sus, makasih." Balas Chandra.

Suster itu tersenyum manis dan mengangguk samar, kemudian pergi dari ruang rawat itu meninggalkan Chandra seorang diri di sana. Setelah memastikan suster itu sudah pergi cukup, Chandra tiba-tiba menghela berat.

CULTURE SHOCK!!Where stories live. Discover now