Raden Fatah Alvedro

13 5 1
                                    

Yooo! Ketemu lagi dgn I 🤠btw utama kan vote sebelum baca.

🐸 Happy reading 🐸

Seorang laki-laki yang berusia 19 tahun itu duduk di balkon apartemen nya. Sambil menghisap rokok nya perlahan, dan memandangi langit sore Jakarta.

Lalu seorang laki-laki yang bertugas sebagai bawahannya datang dan memberi kabar.

"Tuan gadis itu mengabaikan pesan nya."

Laki-laki itu mengukir senyum diwajahnya. Ia mematikan rokoknya dan bicara tanpa menoleh ke arah bawahnya.

"Awasi saja terus, ada hal yang harus saya kerjakan."

"Baik. Saya undur diri."

-ting-

Seseorang menelpon lelaki itu.

Sementara itu Alvaro. Cowok itu menghela nafas berat setelah memutuskan telpon yang ia lakukan. Pikiran nya kacau. Tangannya memijit Pangkal hidungnya. Kedua manik coklat itu berair kala dirinya tidak sengaja melihat foto yang terpajang rapi diatas nakas.

Alvaro tersenyum kecut melihat nya.

"Aku tau kamu terpaksa, itu sebabnya aku gak maksa kamu untuk panggil sayang ke aku."ujarnya pelan. Meratapi nasib hatinya pedih menahan rasa sakit dan penyakit.
Buru-buru cowok itu membuka laci nakas dan mengambil obat penenang nya.

****

Pukul 23:00, Kanaya mengendap-endap sambil berjalan menaiki anak tangga rumahnya. Takut jika nanti dirinya kepergok sang bos rumah dan kanjeng mami.

Namun, suara deheman keluar dari mulut Ratih. Tangan wanita itu terlipat di atas dada.

"Dari mana seharian gak pulang?"tanya Ratih mendekati Kanaya. Kedua matanya memicing penuh interogasi melihat Kanaya.

"Buat tugas."jawab Kanaya asal.

"Gak usah bohong. Bunda dapet kabar dari guru kamu kalo kamu itu bolos!"kata Ratih tegas.

Kanaya memutar bola matanya malas,ia menoleh ke arah Ratih dengan lesu.

"Bunda gak pernah ajarin kamu untuk bolos!"

"Baru juga sekali."

"Berani ngelawan kamu!?"

"Maap-maap, iya Naya salah pliss bun biarin Naya istirahat. Naya capek,"kata Kanaya memohon kepada Ratih.

Ratih menatap datar kearah Kanaya.
Wanita tua itu menghela nafas berat.

"Bunda gak mau tau nilai ujian besok harus sempurna. Kalau tidak kamu pasti tau kan apa yang terjadi?"kata Ratih sambil berjalan pergi meninggalkan Kanaya seorang diri.

Setitik air mata pun lolos turun di pipi chubby Kanaya, cewek itu mengusap wajahnya kasar.

Pagi nya, sesuai dugaan David pasti akan memarahi Kanaya dan Kenzo.
Kedua saudara kandung itu masih tidak terguran, bukan tetapi Kanaya lah yang selalu menghindari Kenzo.
Kenzo juga tidak bisa memaksa seseorang untuk mendengarkan nya, Kanaya pasti butuh waktu untuk itu.

DONEWhere stories live. Discover now