6. ✤

586 65 9
                                    

" Sayang, aku minta maaf, sungguh waktu itu aku tidak sengaja. Ada serangga di tangan ku jadi aku reflek membanting fotonya " Rengek Rachel.

Padahal dia sudah ketahuan membanting foto itu tapi tetap saja masih mencari alasan agar Mahesa tidak terus mendiamkannya, sebab sudah seminggu ini Mahesa cuek terhadapnya sebab foto itu.

" Hmm...iya " Jawab Mahesa seadanya.

" Ah...terimakasih, sayang! " Pekiknya senang.

" Memang seharusnya aku tidak perlu lagi menyimpan foto Nita " Gumam Mahesa pelan.

Tak selang beberapa lama Sarah datang ke arah mereka, lebih tepatnya dapur.

Iya, Sarah masih di rumah itu sebab dia memang belum bercerai dengan Mahesa, mereka masih suami istri. Keberadaan Sarah disini atas permintaan nenek dan mama mertuanya, maka Sarah akan tetap di sini. Lalu jika mereka menyuruh Sarah untuk berhenti saja maka Sarah dengan senang hati akan pergi.

" Akhirnya kau datang juga, pembantu. Hei, wanita gila cepat buatkan aku dan Mas Hesa sarapan, kami lapar " Ucap Rachel yang dengan jelas menganggap Sarah adalah pembantu di rumah ini.

Sarah abai dan tetap melakukan apa yang dia inginkan. Sarah mengeluarkan beberapa kotak bekal yang sengaja dia simpan di kulkas untuk nanti di hangatkan kembali. Tentu saja bukan untuk mereka, tapi untuknya sendiri.

" Apakah kau sekarang tuli? Ku bilang cepat buatkan kami sarapan! " Rachel langsung menarik lengan Sarah agar dapat perhatian nya.

" Tidak bisakah kau membuatnya sendiri? Kau punya tangan bukan? " Tanya Sarah.

" Cih, untuk apa aku harus repot-repot memasak jika di rumah ini ada dirimu, itu tugasmu! "

" Maaf aku bukan pembantu jadi memasak lah sendiri, wahai calon nyonya Mahesa pratama " Ucap Sarah tak kalah menekan.

Mahesa sedikit terpanggil ketika Sarah menyebutkan namanya.

" Kau sudah berani melawan rupanya!" Rachel makin kesal.

" Iya aku berani dan untuk apa aku harus takut, memang sehebat apa dirimu? "

Rachel makin dan makin kesal saat Sarah secara terang-terangan berani padanya dari sebelumnya.

" Mas lihatlah wanita gila ini, dia berani sekali pada kita " Adunya pada Mahesa yang sedari tadi hanya diam sambil membaca koran, tapi meski begitu dia tetap mendengar dengan jelas perdebatan istrinya dan juga selingkuhannya.

" Sarah, berhenti lah membuat perdebatan dan lakukan saja apa yang Rachel minta sekarang! " Ujarnya pada Sarah.

Sarah terkekeh remeh mendengar itu dari Mahesa.

" Tidak mau " Ucap Sarah menekan.

" Sarah! " Bentak Mahesa.

" Apa?! Kenapa harus aku? Apakah Rachel tidak bisa memasak?.......ah..jadi seperti itu, Rachel calon istri baru mu ini tidak bisa memasak ya. Cih! Lagaknya saja dibesarkan tapi pekerjaan memasak saja tidak bisa "

Mahesa yang semula duduk sontak langsung berdiri dan menghadap ke Sarah, tak lupa tatapan tajam dia layangkan.

" Sarah jaga bicara mu! "

" Apa yang harus ku jaga? Memang benar berarti yang ku katakan, kan? Calon istri baru mu ini tidak bisa memasak. Hanya bisanya menyuruh orang. Mau jadi apa dia nanti, padahal seharusnya wanita itu bisa memasak. Apalagi jika mereka akan menjadi istri seseorang. Jika tidak, mau makan apa para suami? Makan batu? "

" Cukup! Jaga bicara—"

" Tidak bisa memasak, tidak bisa bersih-bersih, tidak pandai ini itu, dan.....apakah nanti Rachel ini juga tidak mau punya anak? Karena tidak bisa dan tidak mau mengurus anak? Oh selamat kalau seperti itu, Kak kau tidak akan memiliki keturunan kelak " Sarah masih tetap melanjutkan apa yang dia katakan meski Mahesa sudah amat marah.

With you or with him?[Heehoon][Jayhoon]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang