27. ✤

421 45 5
                                    

" TIDAK!! " Sarah langsung terbangun dengan posisi tangannya yang meraih ke depan.

" Sayang ada apa? " Jeyan yang ada di sampingnya pun ikut terbangun mendengar seruan sang istri di tengah malam itu.

Spontan Sarah langsung memeluk Jeyan sambil menangis.

" Kau kenapa sayang? Kenapa menangis? Apa kau mimpi buruk lagi? " Tanya Jeyan sambil memeluk dan mengusap punggung istrinya.

Sarah mengangguk. Suara tangisnya masih jelas. Dia ketakutan karena mimpi buruk.

" Tenang ya. Sudah, sudah, jangan menangis. Coba cerita kau mimpi apa? " Tanya Jeyan pelan-pelan.

" Mas....mas...ta-tadi ada...itu..i-itu. Ada yang mau mengambil bayi kita " Sarah jadi terbata-bata.

" Mengambil bayi kita? Maksud mu? " Tanya Jeyan keheranan sambil tetap setia menenangkan sang istri lewat usapan punggungnya.

" I-Iya...ada yang mau mengambil bayi kita. Ba-Bayi ku mau di-di ambil dokter. Aku keguguran....aku mimpi keguguran dan bayi ku di-di...aa-ambil dokter..." Kata Sarah lalu kembali menangis kencang.

" Hei, hei, sayang tenang. Itu cuma mimpi, tidak akan ada yang mengambil bayi kita. Bayi kita baik-baik saja, dia sehat bersama mu. Lupakan ya, sudah jangan menangis. Kalau kau menangis bayi kita juga merasakan apa yang kau rasakan "

" Tapi...ta-tapi mimpi itu benar-benar nyata. Aku takut sekali. Ba-Bagaimana kalau mimpi tadi jadi kenyataan—"

" Ssstt....kau bicara apa, Sarah. Jangan bicara sembarangan. Itu cuma mimpi dan tidak akan pernah jadi kenyataan, mimpi ya mimpi jadi tidak akan ada hubungannya dengan kenyataan, mengerti? " Ucap Jeyan dengan tegas.

Wanita itu mengangguk. Meski begitu tetap saja tangisnya masih tak kunjung reda.

" Bayi kita sehat, kau juga sehat. Selama kau dan bayi kita sehat maka tidak akan terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan apalagi sampai harus membuat dokter mengambil bayi kita "

" Sudah ya jangan di pikirkan. Buang jauh-jauh dan tetap berpikir positif. Ingatkan, dokter selalu menyuruh mu untuk selalu berpikir positif selama kehamilan? Dokter juga menyarankan mu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menyehatkan"

" Tidak menangis, makan secara teratur, minum susu, dan periksa secara rutin. Itu semua karena apa yang kau lakukan bayinya juga akan ikut merasakannya. Jika kau baik, positif, dan sehat maka bayinya akan ikut seperti itu. Tapi jika kau sering menangis, tidak mau minum susu, selalu berprasangka buruk, stres maka bayinya juga ikut merasakannya. Kasihan bayinya, nanti dia ikut sakit "

Perlahan wanita itu sedikit lebih tenang. Tangisnya pun perlahan-lahan mereda.

" Ayo tidur lagi. Tidak baik ibu hamil terbangun terlalu lama di malam hari " Jeyan membaringkan sang istri kembali, sambil memeluknya dan tak hentinya mengusap punggungnya.

" Besok pagi ayo kita periksa ke dokter. Pasti dokter akan mengatakan kalau bayi kita baik-baik saja "

Sarah hanya bisa mengangguk-angguk. Lalu tak selang beberapa lama dia kembali tertidur.

Kini malah Jeyan yang tak bisa tidur. Bukan sebab Sarah tadi, tapi dia jadi terpikir kembali soal Sarah yang belakangan ini sering menangis. Istrinya ini juga beberapa waktu lalu tak nafsu makan dan lebih sering menolak susu hamilnya ketimbang masa awal kehamilannya. Tak biasanya Sarah seperti ini.

Jeyan hanya berpikir positif mungkin memang bawaan ibu hamil yang moodnya suka berubah-ubah. Jadi Jeyan tidak pernah terpikir hal lain selain itu. Selebihnya dia selalu men- support di setiap keadaan sang istri di masa kehamilannya. Selalu berusaha ada di sisi Sarah apalagi saat dia benar-benar membutuhkannya.

With you or with him?[Heehoon][Jayhoon]✔Where stories live. Discover now