32. ✤

371 42 3
                                    

" Ada apa nenek meminta kami kemari? " Tanya Mahesa, tak lama setelah mendudukkan diri di sofa ruang tengah. Di sampingnya juga ada Rachel yang ikut di panggil.

" Nenek ingin berbicara penting dengan kalian berdua. Ini soal kepindahan kalian berdua dari rumah ini " Nenek langsung saja berbicara pada intinya. " Ingatkan, kalau nenek minta kalian hanya tinggal sementara di rumah ini sampai setidaknya Mahen lahir? Atau tidak salah sampai kau dan Rachel bisa mandiri dan serius dengan hubungan pernikahan kalian? "

" Maksud nenek mau mengusir kami?! " Tiba-tiba Rachel langsung menyeletuk heboh. Merasa bahwa dia akan di usir dari rumah mewah ini.

" Bukan, Chel. Kau diam dulu, biarkan nenek selesai bicara apa maksud nya " Sahut Mirna, tak lupa helaan nafas lelah pada menantunya itu.

Rachel langsung terdiam. Meski dalam hati sudah takut dan gelisah kalau mereka akan di usir dari rumah ini dan berakhir tinggal lagi di apartemen sempit itu.

" Langsung saja nenek katakan sejujurnya. Jadi.....ini sudah waktunya kalian pindah dari rumah ini...."

Jujur mendengar hal itu Mahesa terkejut namun ia sembunyikan dan berusaha tetap biasa saja.

"......bukan bermaksud mengusir kalian, tidak. Tapi nenek dan ibumu sudah menyiapkan rumah sendiri untuk kalian tempati berdua. Agar kalian lebih leluasa mengurus rumah tangga kalian sendiri. Kalau di sini kan kalian tidak bisa leluasa, terlebih lagi tidak baik satu rumah dengan saudara yang juga sama-sama memiliki keluarga. Takutnya nanti terjadi pertengkaran atau perselisihan yang tidak di inginkan "

" Ah syukurlah....kukira nenek ingin mengusir kami " Ucap Rachel sambil mengelus dada. " Oh ya nek, ngomong-ngomong apakah rumah baru kami itu besar?! Sebesar dan semewah rumah ini juga?! " Tanya Rachel antusias.

Baik nenek maupun Mirna sama berdecak dan menghela nafas lelah karena Rachel. Kenapa menantunya satu ini tidak bisa di ajak serius.

" Iya tentu saja, rumahnya besar dan mewah. Saking besarnya kau bisa tersesat dan tidak bisa kembali lagi. Dan itu sangat bagus, bukan? " Sahut nenek menanggapi dengan candaan kesalnya. Ingin rasa mengomeli menantunya ini sampai mulut berbusa.

Rachel hanya dapat memperlihatkan cengirannya sambil menggaruk tengkuk. Merasa malu dia.

" Oh ya satu lagi. Perusahaan utama dan anak perusahaan juga akan nenek putuskan "

Mahesa makin terkejut.

" Perusahaan utama untuk mu dan anak perusahaan untuk Jeyan " Lanjut nenek.

" Wahhhh!....mas, bukankah itu bagus?! Kita dapat rumah mewah dan perusahaan utama!!" Rachel langsung antusias kembali, sambil di otaknya berpikir berapa banyak uang yang dapat dia habiskan. Ia bisa berfoya-foya.

Tapi kenyataannya dari hati yang paling dalam Mahesa tidak terima. Namun dia hanya dapat diam saja, tidak berani melawan karena ini neneknya. Jika menentang pasti ia malah tidak akan di beri apapun dan pasti akan di berikan Jeyan. Tapi ketidakterimaan Mahesa bukan tentang pembagian kekayaan, bukan pasal uang, rumah, perusahaan, ataupun aset-aset mahal. Tapi ini tentang Sarah......Mahesa tidak terima kalau dia di jauhkan dari Sarah.

Sialannnnn!......pasti ini karena Jeyan. Nenek dan mama membuangku karena ulah Jeyan!!

Sudah jelas Jeyan yang pasti meminta mereka untuk membuangku dengan alasan pindah rumah!!.....

Bangsat! Kau Jeyan.....aku tidak terima ini!!

•••••••••

With you or with him?[Heehoon][Jayhoon]✔Where stories live. Discover now