4. MARAH

138 16 0
                                    

Haiiiii

Kembali lagi, Utara chapter 4. Beri saya semangat dengan meninggalkan jejak kalian.

Selamat membaca.

***

4. MARAH

Suara bel pulang, mengakhiri jam pelajaran terakhir hari ini. Guru yang mengajar beranjak pergi dari ruangan, siswa-siswi kelas X MIA 4 sibuk mengemas semua peralatan mereka untuk segera pulang. Begitu juga dengan Fallora.

Tapi agak lain, gadis itu melamun sembari memasukkan buku dan alat tulisnya. Laki-laki itu berhasil memenuhi ruang di kepalanya.

"Ra, lo kenapa?" tanya Alana yang sudah siapa untuk pulang.

"Nggak ada kok." ucap Fallora.

"Yaudah, kalo gitu gue duluan Ra." Gadis itu pun menghilang dari dalam kelas, begitu juga dengan yang lainnya. Meninggalkan Fallora sendirian di ruang itu.

Setelah selesai. Fallora memasangkan tas di punggungnya. Berjalan mendekati pintu kelas, namun langkahnya terhenti ketika handphonenya berbunyi. Ada telpon.

"Ra, gue udah di depan sekolah lo. Pulang bareng gue aja." ucap Sega di seberang sana.

Fallora terdiam, ucapan Utara kembali teringat.

"Gue nggak bisa Ga, gue ada tugas kelompok, jadi gue pulang bareng teman gue." bohong Fallora. Sebenarnya ia mau pulang dengan laki-laki itu, tapi ucapan Utara tentang bisa saja ada suruhan papanya yang mengawasi dirinya, membuat Fallora mengurungkan niatnya itu.

"Kalo gitu, hati-hati Ra." ucap Sega. Ia sedikit kecewa sebenarnya, rencana untuk jalan-jalan dengan Fallora gagal.

"Iya. Maaf ya Ga. Gue jadi nggak enak." ucap Fallora.

"Iya, nggak papa. santai aja."

Panggilan berakhir sepihak, Fallora pelakunya. Gadis itu lalu berjalan di Koridor sekolah yang sudah terlihat sepi, langkahnya ia percepat hingga sampai di parkiran sekolah.

"Kak Utara." ucap Fallora. Dari jauh, terlihat laki-laki itu tengah duduk di atas motornya dan ditemani satu anak Zona Besar lainnya. Fallora terus berjalan menuju parkiran, kepalanya sedikit ia tundukkan.

"Jadi itu Sega." imbuh Utara membuat Fallora mengangkat wajahnya dengan ekspresi bingung.

"Dia datang ke sini kan, mau jemput lo. Gue udah liat." ujar Utara lagi.

Fallora panik detik itu juga, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "I-iya."

"Kalo cemburu bilang aja lo." ucap laki-laki yang menemani Utara, dia Alanka. Beberapa anak-anak Zona Besar lainnya sudah duluan ke rumah Utara, dan tinggal Alanka yang menemani Utara di sini.

"Gue nggak cemburu, gue cuman nggak mau Papa sampai tahu rencana gue, karena kecerobohannya." ucap Utara.

"Kalo ketahuan, lo bisa cari yang lain lagi kan. Gadis bukan Fallora doang, tapi banyak."

"Atau emang Fallora yang spesial. Satu dari seribu." ucap Alanka. Utara langsung  menatap laki-laki itu dengan tatapan tajam, tapi laki-laki itu ada benarnya. Dari awalnya juga, ia bisa mencari gadis yang lebih dari Fallora, tapi kenapa ia memilih gadis itu.

"Mama mau ketemu lo, jadi lo harus pulang bareng gue hari ini." ucap Utara.

"Dengar tuh Ra, Mama mertua lo nyariin."

"Lo bisa diem nggak!"

"Oke, oke, gue diem." ucap Alanka. Laki-laki itu dengan cepat menyalakan motornya dan menancap gas lebih dulu.

UTARAWhere stories live. Discover now