10. UNGKAPAN RASA

117 11 0
                                    

Hai?

Utara kembali, tinggalkan jejak kalian di chapter ini. Jangan langsung baca ke sini yah, silakan baca chapter sebelumnya supaya paham.

Tandai typo!!

Selamat membaca❤

***

10. UNGKAPAN RASA

"Nggak, sebagai pacar asli gue."

Ucapan Utara membuat Fallora diam tak berkutik, kepalanya terus berputar mencari maksud dari ucapan laki-laki itu. Apakah laki-laki itu sudah melupakan pesan yang dia kirim dengan kata-kata yang menyakitkan. Meski tidak berhak marah, tapi hati namanya tetaplah sakit. Mungkin Fallora bisa membohongi dirinya, tapi tidak hatinya.

"Kata siapa, Fallora nggak nganggep lo." ujar Sega dengan wajah sinis.

"Gue nggak butuh persetujuan dia." ucap Utara.

"Lo mending pergi dari sini, lo dan Fallora udah nggak ada apa-apa lagi. Dan masalah pacar pura-pura itu, Fallora udah berhenti jadi pacar pura-pura lo. Kalo lo masalahin tentang ganti rugi, gue udah ganti rugi semua kerugian lo." jelas Sega agar laki-laki segera pergi dari sana. Namun, Utara datang bukan untuk itu.

"Gue nggak nyuruh lo ganti rugi, tapi dia. Masalah gue sama Fallora, bukan sama lo." titah Utara.

"Lo dengar yah, gue dan Fallora udah dekat dari dulu. Jadi, masalah Fallora masalah gue juga." ujar Sega tidak mau kalah. Ia tidak peduli, dengan siapa ia berhadapan saat ini.

"Gue nggak peduli." timbal Utara. Matanya kembali menatap Fallora yang terdiam dengan kepalan sedikit menunduk.

"Lo ikut gue sekarang." Utara memegang pergelangan tangan Fallora.

"A-aku nggak mau," tolak Fallora. Ia mencoba melepaskan tangan laki-laki itu dari tangannya, namun Utara memegang tangannya begitu erat sehingga tidak bisa terlepas.

"Gue nggak punya kata-kata lain, ayo ikut!" ujar Utara.

"Dia udah bilang nggak mau ya berarti nggak mau, kenapa lo maksa." titah Sega menghempaskan tangan laki-laki itu dari Fallora.

"Bangsat! Gue nggak punya urusan sama lo jadi lo diam." Utara menarik kerah baju Sega. Ia memberikan tatapan tajam pada laki-laki itu.

"Kak Utara, udah." Fallora berusaha melepaskan cengkraman laki-laki itu dari Sega.

"Kak Utara, lepasin Sega." ujar Fallora. Ia menarik tubuh laki-laki, dan berhasil. Utara mundur beberapa langkah Karena itu.

"Lo mending pergi." imbuh Sega.

"Gue Utara, dan gue nggak akan pergi begitu aja. Tujuan gue ke sini adalah Fallora, jadi gue nggak akan pergi selagi Fallora nggak ikut sama gue." timbal Utara.

"Kak Utara, aku bakal ikut sama Kak Utara. Aku bakal di sini bareng Sega." jelas Fallora. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan perilaku Utara.

"Gimana kalo dia gue habisin dulu, biar lo ikut sama gue." ujar Utara membuat Fallora membulatkan matanya sempurna. Saat laki-laki itu akan melangkah mendekati Sega, Fallora dengan cepat berdiri menghalangi laki-laki itu.

"Kak Utara mau apa sih?" tanya Fallora emosi.

"Gue mau lo."

Fallora terdiam, hatinya tiba-tiba berdetak tidak karuan. Ia tidak tahu apa maksud Utara mengatakan kata-kata itu. Ia benar-benar bingung.

"Jauhin Fallora." Sega menarik Fallora untuk mundur agar jauh dari laki-laki itu.

"Udah gue bilang, lo jangan ikut campur."

UTARAWhere stories live. Discover now