chapter 26

351 37 1
                                    

Jin woo tengah tertidur lelap dan nampaknya sedang bermimpi. Mimpi ini selalu mengetahuinya.

Langkah kaki berderu jin woo berlari menuju kamar rawat dan membuka knop pintu dengan panik.

"Ibu" ucap jin woo.

Pandangan suram ketika sang ibu terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Jin woo memegangi tangannya lalu menciumnya.

Park Kyung-Hye membuka matanya. "Jin woo apa itu kamu?" Tanyannya lemah lembut.

"I-iya" jawab jin woo.

Tangan jin woo hendak memberikan holy water live namun lengan sang ibu mendorong tangannya.

"Ibu tidak menginginkan itu" ucap Kyung-Hye. "Yang ibu inginkan hanya dirimu" lanjutnya.

Jin woo membantu sang ibu untuk duduk, Kyung-Hye mengusap lembut surai hitam putranya, wajah lemahnya nampak senang.

"Awalnya, ibu bertanya-tanya pada saat kamu menghilang selama dua tahun. Sangat khawatir itulah rasanya" ucap Kyung-Hye tersenyum tipis. "Sampai ayah mu memberi tahu bahwa dirimu bukanlah manusia lagi, awalnya ibu tidak percaya" lanjutnya.

Netra jin woo memandang sendu dan hanya bisa tertunduk tanpa mengucap satu kata pun. Ayah jin woo sempat memberi tahu ibunya semua kenyataan sebelum ingatan itu dihapus ruler.

Berbeda dengan ayahnya yang tidak ingin mengingat kejadian pahit tersebut, Kyung Hye ingin itu tetap ada dikepalanya, karena perjuangan jin woo bukanlah sesuatu yang dapat dilupakan.

"Selama beberapa tahun, kita hidup bersama, aku sama sekali tidak bermasalah dengan itu, kamu adalah putra ku itu yang terpenting" ucap Kyung-Hye ujung jarinya nampak sedikit bergetar.

Sekelebat ingatan terlintas dikepala Park Kyung-Hye. Dimulai dari kelahiran jin woo, mengantarnya sekolah, kelahiran adik jin woo, mereka yang tumbuh besar.

"Tapi kemudian, suatu hari, aku menyadari sesuatu" ujar Kyung-Hye menatap jin woo. "Bahwa waktu berjalan begitu cepat untuk kami" lanjutnya tersenyum pahit.

"I-ibu" ucap jin woo menahan tangisnya.

"Yang perlu kamu lakukan adalah maju kedepan menuju apa yang kamu inginkan" ucap Kyung-Hye menghapus air mata jin woo. "Walaupun banyak kesulitan, kamu pasti akan melewati. Karena, kamu adalah putra kami" lanjutnya.

Saat bunga sakura berguguran, Park Kyung-Hye menutup matanya dengan damai, jin woo sudah tidak bisa menahan air matanya.

"Aaaaaaaa" teriak jin woo melampiaskan emosinya.

Dengan lembut dirinya membaringkan tubuh dingin sang ibu. Jin woo mengaktifkan skill Stealth begitu ada yang masuk.

Jin ah dan beberapa suster nampak tengah mengecek kondisi sang ibu. Dan air matanya turun begitu deras tak terbendung.

"Jin ah" batin jin woo.

Tangan jin woo menyentuh rambut sang adik, dalam ingatan jin ah, sung jin woo kakaknya sudah tiada, ini dilakukan agar jin ah bisa bahagia.

"Hiduplah dengan bahagia jin ah" ucap jin woo sebelum menghilang.

🌠🌠🌠🌠

Angin semilir menerpa tubuh jin woo. Berdiri diatas puncak pencakar langit. Jin woo bisa melihat seluruh pemandangan kota soul di matanya.

"Pilihan mu adalah tetap dimari, tertidur nyenyak dalam mimpi indah mu atau kembali ke dunia luar" ujar Ashborn. "Jadi apa pilihan mu?" lanjutnya bertanya.

High school dxd: Shadow monarch Onde histórias criam vida. Descubra agora