Rumit (Chapter 7)

185 23 2
                                    


Penyihir di dunia manusia, telah hilang. Lalu, apa kabar dengan yang ada di dunia immortal?

Sebagian manusia percaya adanya dunia lain selain mengenai setan, jin ataupun iblis. Dunia Lain ini merujuk pada dunia yang di huni oleh beberapa makhluk immortal. Bukan hanya seperti Vampire, Serigala, Penyihir, Mermaid, Siren, Dewa-Dewi, Wizard, atau bahkan makhluk lainnya: seperti monster atau Hewan khusus yang di miliki Dewa-Dewi.

Lalu, ada juga orang yang tidak percaya akan ada hal lain di dunia. Mereka beranggapan bahwa, semua itu hanya mitos atau tipu belaka. Menakuti manusia agar tidak lancang untuk masuk ke hutan, menyelam terlalu dalam ke dalam lautan, atau bahkan menjelajah di tempat terlarang.

"Oke! Jadi dengar. Jika benar kita ada di abad pertengahan, sebelum para penyihir di musnahkan, apa yang akan terjadi sebelum eksekusi massal itu?"tanya Porsche. Dia menatap ke dua temannya yang juga terdiam. Dalam beberapa situs, buku ataupun informan lainnya, tidak pernah di jelaskan akan peristiwa sebelum eksekusi massal.

"Mana ku tahu! Kan aku lahir di abad 20. "Jawab Pete santai. Porchay kemudian meletakkan anaknya –Lily- di samping Pete. Beranjak dan menggeledah tas miliknya.

"Kertas! Kertas! Kertas!"

"Untuk apa kertas? Kan bisa sambil bicara?"tanya Porsche. Dia menggunakan tangannya untuk di jadikan bantal. Menatap Porchay yang menggeledah tas miliknya. Lalu, di lanjut ke tas milik Pete dan Porsche.

"Agar kita berdiskusi lebih dalam. Mana kertas!! Pena juga tidak ada!"

"Minta saja ke pelayan. Nanti di ambilkan. "Kata Pete santai. Pemuda itu menepuk lengannya yang pegal. Demi apapun, yang dia buat selama ini berjalan adalah kaki, bukan tangan. Kenapa juga lengannya menjadi pegal tanpa alasan?

Porchay kemudian mengangguk dan berlari keluar. Yah..

Masalahnya itu!

Jarak pintu kamar dengan kasur yang mereka buat diskusi itu luas! Porchay sebenarnya terlalu malas untuk ke sana. Apalagi, kamar yang di huni Porsche ini unik. Memilki pilar di dalamnya yang memperindah dan mempersempit ruangan. Sayangnya, di setiap pilar terdapat gorden panjang berwarna putih dan merah. Walau indah tapi, apa gunanya pilar di dalam kamar?

Pintu tinggi dan besar itu di buka Porchay dengan menarik nafas dalam 1 tarikan. Ini berat. Porchay juga takut jika saat dia menarik pintu tersebut, pintu itu akan ambruk.

Kasihan lily nanti jadi anak yatim piatu

Porchay mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mencari pelayan yang biasanya berjaga atau bahkan berkeliaran di sekitarnya. Namun, Porchay lupa. Semua pelayan maupun prajurit di pintah menjaga dalam jarak yang jauh.

Mengapa?

Mereka manusia dan tidak sepantasnya manusia tinggal 1 atap dengan Vampire apalagi berdekatan. Aroma manusia itu memabukkan. Takutnya saat mereka tidur, bangun-bangun bukan atap bangunan yang di lihat tapi awan putih dengan tubuh berbalut baju putih.

Alias mati

"Ekhem, Ekhem. "Porchay berdehem sejenak. Menetralkan tenggorokannya. Dari yang dia ingat dan temukan, Vampire memilki pendengaran yang tajam. Jadi, sekarang Porchay akan berteriak sekuatnya dan meneriaki mereka agar datang.

"Ekhem!"dehemnya. "Permisi!! Ada Vampire di sini? Aku perlu bantuan!!! Yuhuuuu!!!"teriak Porchay dengan berjalan ke sekitarnya. Pintu besar itu tidak di tutup. Entah maksudnya apa.

Porsche dan Pete yang ada di dalam kamar langsung menoleh ke arah suara. Mengeryit merasa tidak mengerti akan jalan pikiran Porchay. Keduanya kemudian kompak menatap satu sama lain. Dengan geryitan kesal.

THE VAMPIRE KING Where stories live. Discover now