12 | Night in Bali

4.8K 497 67
                                    

"Jennaira!"

Suara dan lambaian tangan Garvin mengundang atensi Jenna yang baru saja keluar melewati pintu kedatangan, setibanya ia di bandara Ngurah Rai Denpasar.

"Oh, my goodness, thank you so much for coming here, Jen. You're really my savior!" Garvin langsung heboh menyambut Jenna. Dia bahkan sampai memeluk gadis itu, saking lega dan bahagianya.

Jenna segera mendorong badan Garvin, lalu mundur selangkah untuk memberi jarak antara dirinya dan Garvin. Dia masih merasa canggung berada di dekat Garvin.

"Gue dateng buat nyelametin Spectrum. Kalau proposal ini nggak ada sama lo besok, bukan cuma lo yang malu, tapi juga Spectrum," jelas Jenna.

Garvin berdeham pelan, kemudian mengangguk mengiyakan saja. Dia lupa kalau Jenna masih marah padanya.

Keduanya lalu berjalan menuju parkiran, tempat mobil Garvin disimpan.

"Udah makan belum?" tanya Garvin setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil.

Jenna memakai seatbelt sambil menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Garvin.

"Cari makan yang searah Uluwatu aja, ya? Atau lo kepengin makan apa gitu?"

"Kok, Uluwatu?" tanya Jenna bingung. Dia menoleh pada Garvin dengan alis bertaut di tengah.

Garvin turut menoleh, sama bingungnya, sampai tidak tahu mau menjawab apa.

Mulai mengerti apa yang dimaksud Garvin, walau pria itu tidak berkata apa-apa, Jenna berkata, "Gue nggak nginep di Cakra."

Alis Garvin terangkat tinggi. "Terus?"

"Gue udah booking hotel di Bypass."

"Ngapain lo booking hotel di Bypass, sih?" Garvin meninggikan suaranya.

"Yang deket dari bandara."

"Tapi, gue kan—"

"Udah malem, Vin. Gue lagi nggak pengin berantem. Kalau lo berkenan, lo anterin gue ke hotel. Tapi kalau nggak, lo anter sampai depan airport aja nggak apa-apa. Nanti gue bisa naik taksi."

Garvin menghela napas panjang, lalu memutar badannya dan mulai menjalankan mobil tanpa banyak bicara.

"Kasih tau hotel lo di mana," ucapnya ketus sambil terus fokus menyetir.

Garvin mengendarai mobilnya menuju hotel yang sudah dipesan oleh Jenna. Dia masih terus mengikuti Jenna, walaupun sudah sampai hotel dan Jenna sudah selesai check in.

Jenna ingin bertanya pada lelaki yang sejak tadi berjalan di belakangnya itu, tapi melihat wajah Garvin yang tampak serius dan kencang, Jenna jadi segan melakukannya. Sepertinya, Garvin sedang marah.

Ck, kan, yang harusnya marah tu gue. Kenapa dia jadi ikut-ikutan marah?! gerutu Jenna dalam hati.

Setibanya di kamar, Jenna masuk terlebih dulu, lalu disusul Garvin. Tas ransel Jenna yang memang sejak turun dari mobil dibawa oleh Garvin pun telah diletakkan ke dalam rak pakaian.

"Th—thanks, Vin," ucap Jenna canggung.

Tanpa menjawab ucapan Jenna, Garvin menegakkan badannya dan melangkah menghampiri Jenna. Berdiri tepat di depan gadis itu, serta menatapnya lekat.

Sorot mata Garvin yang tegas membuat Jenna makin kikuk. Dia menundukkan kepalanya, tidak berani membalas tatapan pria itu.

"Lo masih marah banget sama gue?"

Suara berat Garvin menyentak Jenna hingga membuatnya mendongak. "Apa?"

"Lo masih marah banget sama gue?" ulang Garvin.

Pay Your Love ✓ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang