chapter sixteen

55 3 0
                                    

HAPPY READING





Pagi ini sebelum berangkat ke sekolah Arleno datang ke rumah Zia. Dia pergi ke rumah Zia dengan mobil, sebenarnya Arleno tidak masalah kalau membawa motor. Tapi cowok itu tidak ingin jika gadisnya nanti kepanasan atau kehujanan di jalan.

Tokk tokk.

Arleno mengetuk pintu rumah Zia. Lalu pintunya dibuka oleh gadisnya yang sudah siap memakai seragam sekolah.

"Hai," sapa Zia begitu melihat Arleno berdiri di depan pintu.

"Kenapa?" tanya Zia. Pasalnya cowok itu dari tadi terus menatap wajahnya.

"Cantiknya," puji Arleno pada gadisnya.

"Apa sih, pagi-pagi udah gombal aja," Zia mengalihkan wajahnya ke arah lain, dia malu.

"Siapa yang gombal? Orang aku bilang kenyataan," Arleno tersenyum melihat wajah Zia yang seperti malu-malu kucing.

"Udah ah, ayo berangkat." Zia mendorong Arleno dengan pelan dan membawanya sampai ke mobil yang ada di depan rumahnya.

Mereka berdua berhenti sebelum masuk ke dalam mobil.

"Nanti pokoknya aku mau seharian ini sama kamu terus," kata Arleno.

"Kenapa? Kok gitu?"

"Ya kan, kemarin kan kita ketemu cuman sebentar gara-gara aku ada urusan markas,"

"Bolos aja, gak usah sekolah," lanjutnya.

"Heh! Gak bisa lah. Bolos aja sendiri, gausah ngajak-ngajak." Zia memukul lengan Arleno.

"Udah ah, ayo berangkat nanti telat," kemudian Zia berjalan dan masuk ke dalam mobil, disusul oleh Arleno.

Lalu mereka berdua sudah sampai di sekolah, saat Zia dan Arleno turun dari mobil semua murid-murid memperhatikan mereka berdua.

Saat mereka berjalan di koridor ada segerombol cewek-cewek yang sedang berbisik tentang Zia.

"Gak pantes banget ya si Zia sama Arleno."

"Iya gak cocok banget."

"Tu cewek pasti cuman mau uang nya Arleno sama numpang tenar doang."

"Atau jangan-jangan dia udah gak perawan lagi."

Mendengar orang-orang yang membicarakan hal-hal yang tidak-tidak tentang gadisnya membuat Arleno marah.

"Berikan perintah baby, akan ku hancurkan mereka." ujar Arleno menahan amarahnya.

Zia yang berada disamping Arleno pun mencoba menenangkan cowok itu dengan mengusap lengannya.

"Nggak perlu Ar, biarin," kata Zia.

Kemudian mereka berdua berjalan menuju ke kelas.

Saat di dalam kelas ternyata sudah ada Barta dan juga Hazel, mereka sedang mengobrol berdua. Semakin hari hubungan kedua manusia itu semakin dekat saja.

Arleno menghampiri Barta, "Bar izinin gue sama guru. Gue mau pergi sama Zia setelah jam pertama," ucapnya.

"Bolos lo berdua?"

"Gak, gue gak mau bolos," itu suara Zia, enak saja cowok ini mengajak dirinya untuk membolos.

Arleno mendekat kan wajahnya ke telinga Zia, "jangan beraninya buat nolak baby, atau akibatnya tidak akan baik," bisiknya tepat di telinga Zia dengan suara serak nan berat milik cowok itu.

Lalu Arleno berjalan menuju tempat duduknya meninggalkan Zia yang masih berdiri mematung di depan sana.

Kemudian ada seorang guru yang masuk ke dalam kelas itu membuat semua anak-anak kembali ke tempat duduknya. Begitu juga dengan Zia, dia berjalan menuju bangkunya.

SKOTALAZIA ( END )Where stories live. Discover now