16

375 58 3
                                    


Sabtu...

Kami tidak berkerja maupun sekolah kecuali Jisoo karena dia ada kelas bahkan di akhir pekan.

Begitu kakiku menginjak lantai dasar, seseorang memelukku dari belakang.

"Mama!"

Karina, aku sudah tahu dari suaranya. Aku menghadapnya dan membalas pelukannya. Aku perhatikan Winter menuruni tangga sambil menggosok
mata kanannya. Rambutnya berantakan dan masih menguap. Anak itu sangat lucu. Tiba-tiba jantungku berdegup sangat kencang saat melihat Jennie juga turun dari tangga.

"Rose, kenapa jantungmu berdegup kencang?"

Aku merasa malu karena Jennie pasti
mendengarnya. Karina bahkan semakin memelukku dengan kepala yang bersandar di dadaku.

"Winter! Coba dengarkan".

"A-aku akan ke- toilet dulu."

Aku melepaskan Karina dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Aku berlari ke Toilet tetapi tepat ketika pintu
terbuka aku menabrak seseorang. Aku hampir jatuh ke lantai ketika seseorang dengan cepat meraih pinggangku. Saat aku membuka mata, aku melihat Lisa yang jelas baru saja mandi.

Dia menegakkan tubuhku dan melihatku dengan takjub. "Kamu baik-baik saja Babe?"

"Ya, maaf aku tidak tahu ada seseorang."

Dia tersenyum tipis padaku, tapi kami tidak bergerak untuk menatap mata satu sama lain. Mata Lisa indah, seperti mata boneka. Bulu matanya juga
panjang.

"Bulu matamu sangat bagus. "

Kedua pipinya tiba-tiba memerah dan setelah beberapa saat menghilang. Dia mengangkat alis sambil melihat ke belakangku jadi aku melihat. Dan
inilah hatiku lagi, selalu kalah saat melihatnya.

"Apa kalian sudah selesai saling menggoda?"

Aku tersentak mendengar apa yang dia katakan. Aku merasa seperti mencapai Kutub Selatan selama beberapa detik hanya karena beberapa kata dinginnya.

"Kamu mau sarapan, Rose?" Lisa bertanya seolah Jennie tidak mengatakan apa-apa padanya. Dia bahkan berkata dengan manis padaku.

"Uh.. Iya."

"Kamu pasti akan menikmati sarapanmu"

"H-ha?"

"Aku yang memasaknya. Hanya untukmu.." Dia menyeringai padaku sebelum merangkulku dan pergi bersama dari depan Jennie yang tanpa emosi.

Gadis itu benar-benar sulit dimengerti.

Kami pergi ke dapur bersama dan menemukan Winter sedang membuat susu. Karina sedang duduk di depan
meja. Dia menatap kami dan mengangkat kedua alisnya.

"Ka Lisa, Rose itu milik Jennie Unnie."
Kata-kata Karina membuatku terbatuk dan aku melihat Lisa tercengang.

"Tidak ada yang memilikinya."

"Eh, dia orangtuaku bersama Jennie Unnie!" Kata Karina.

"Aku tidakpeduli."

"Winter, lempar agar-agar itu keluar rumah!" kata Karina sambil tertawa dan aku menutup mulutku ketika Lisa memukulnya. "Aduh! Maa-". Dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya saat Lisa menutup mulutnya.

"Kamu benar-benar anak Nakal ya, ini masih pagi dan kamu sudah membuat keributan.."

"Ini susumu." Winter memberi Karina segelas susu. Matanya tampak berbinar sehingga Lisa melepaskannya.

"Minum susu setiap hari~~" Dia bernyanyi setelah minum sedikit jadi aku hanya menggelengkan kepala.

Aku berhenti ketika aku mencium aroma yang familiar.

RoommateWhere stories live. Discover now