36

491 70 5
                                    

Apa arti dari apa yang aku lihat?

Emosi di matanya yang kulihat tadi malam.

Kalau saja aku tidak waras saat ini? Aku mungkin berpikir aku hanya berhalusinasi saat itu.

Tanpa sadar, aku meraih bibir bawahku. Baru tadi malam bibirnya berada di bibirku. Aku malu padanya karena menurutku aku bahkan tidak melakukan ciuman yang pantas. Aku bahkan tidak bisa memandangnya ketika kami selesai. Dan aku bahkan tidak tahu berapa menit yang kami habiskan untuk...

Aku segera meraih ujung gaunku dan menggigit bibir bawahku. Aku ingin menghentikan senyuman yang ingin lepas dari bibirku dan sensasi yang aku rasakan. Karena aku masih ingat dan jelas dalam benakku kalau dia tak mau lepas dari bibirku. Aku bisa merasakannya karena ketika aku sudah agak jauh, dia semakin erat memelukku.

Sulit untuk berhenti ketika kamu merasakan sensasi karena seseorang. Kamu gelisah dan merasa seolah-olah ada sesuatu yang menggelitikmu padahal sebenarnya tidak ada.

Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Ini mungkin efektif.

"Rose! Kamu dimana?!"

Aku melihat ke arah sumber suara orang yang mencariku. Dia berbelok ke arah kanan dan dia tidak sendirian karena saudara kembarnya ada bersamanya.

Aku berada di belakang rumah Jisoo. Menyenangkan juga bermeditasi di tempat tidur gantung kayu di bawah pohon besar.

"Ah kamu di sana!"

Dia berlari ke arahku dan mencoba mengayunkanku dari belakang. Tapi, aku segera menurunkan kedua kakiku untuk menghentikan apa yang akan dia lakukan. Aku tahu dia akan membuatku tersandung karena dia melakukan hal yang sama pada Lisa pagi ini.

"Keras kepala."

Aku tertawa mendengar perkataan Winter pada adiknya.

"Sayang sekali! Aku masih ingin mendengar teriakan Rose." Dia tertawa terbahak-bahak sambil memegang tali hammock yang aku duduki.

"Kenapa kamu mencariku?"

Karina tidak akan mencariku tanpa alasan. Di tambah dia masih bersama Winter yang tidak suka ikut-ikutan kalau dia hanya melakukan hal konyol.

"Oh iya, ngomong-ngomong. Kita akan mandi di air terjun jam tiga ini. Airnya bagus pada saat itu." Katanya sambil tersenyum lebar.

Aku mengangguk sebelum melihat mereka berdua.

Aku ingin menanyakan sesuatu.

"Apa kamu tahu di mana... Uhmn."

Tiba-tiba aku ragu apakah aku harus bertanya pada mereka berdua. Aku membuang muka dan menggaruk belakang telingaku. Aku malu.

"Jennie Unnie?"

Aku segera menatap Karina yang tersenyum lebar.

"Astaga kenapa kamu begitu malu, Winter dan aku sudah tahu." Dia menatapku penuh arti.

Tiba-tiba aku merasa gugup dengan apa yang dia katakan. "Hah? A-Apa yang kamu tahu?"

Apakah mereka tahu tentang... ciuman itu?

"Kami tahu itu.." Dia membungkuk dan mendekatkan mulutnya ke telingaku.

"Kamu menyukai Jennie Unnie."

"Karina, suaramu masih cukup keras untuk berbisik."

Kami melihat ke arah Lisa yang mendekati tempat kami bertiga berada.
Dia mengerutkan kening melihat gadis yang berdiri di sampingku.

"Aku ingin kamu mendengarnya." Dia menjulurkan lidahnya sebelum bersembunyi di belakangku.

"Rose, jangan menyapanya ka Lisa sedang menyebalkan"

RoommateWhere stories live. Discover now