chapter 35

3.2K 25 0
                                    

Beberapa kali sang suami kepergok oleh istrinya sedang bercumbu dengan wanita lain, tapi si nyonya malah tetap menyalahkan setiap wanita yang menjadi pemuas nafsu suaminya.

Seakan telah memaklumi perbuatan bejat yang di lakukannya. Ia beranggapan bahwa wajar setiap wanita ingin berhubungan dengan suaminya karena ia adalah seorang high class, bos besar yang memiliki kekayaan dan kekuasaan.

Bodoh rasanya bila ia menyalahkan atau bahkan pergi meninggalkan sang suami, karena tidak setiap wanita bisa beruntung mendapatkan pria seperfek pak Arga sang bos besar.
....

Perlahan nyonya menutup kembali pintu kamar rapat-rapat. Dengan rasa kesal penuh amarah ia segera meninggalkan tempat perselingkuhan sang suami.

Berjalan cepat keluar ruangan, turun ke lantai dasar menggunakan lift.

"Tuk tuk tuk tuk"

Langkah sepatu hak tinggi terdengar melintas di hadapan melewati sang sekretaris.
Pandangan Nella langsung tertuju pada si nyonya yang berwajah masam berjalan hendak menuju pintu keluar.

"Nyonya, nyonya. !" Panggil Nella.

Si nyonya acuh saja pura-pura tidak mendengar panggilan Nella.

Nella pun beranjak dari tempat duduk mengejar wanita tersebut. Dia berhasil menahannya tepat di muka pintu.

"Nyonya sepertinya ada yang tidak beres? Apa ada masalah?"

"Heu? Dengar ya. Kalian di tempat ini hanya untuk bekerja. Jangan cari gara-gara dan jangan berharap kalian bisa merebut suamiku. !!" Bentak si nyonya sembari jari telunjuk menunjuk-nunjuk ke depan hidung Nella.

"Maksud nyonya?"

"Halah, jangan sok sok pura-pura gak ngerti yaa.! Saya tau perbuatan kalian sama suami saya. Jangan berlagak sok alim di depan saya!"

"Tapi nyonya...." Nella mulai bertingkah gelagapan di hadapan nyonya besar.

"Sudah, gak ada tapi tapi. Pokoknya saya akan membuat perhitungan dengan teman kamu itu.! Saya tidak akan main-main. Tunggu pembalasan dariku.!"

Setelah menebar ancaman itu, nyonya besar istri sah pak Arga berlalu meninggalkan kantor. Menyisakan keresahan dan kekhawatiran pada diri si sekretaris.

"Gawat, pasti mereka ketahuan. Tapi kenapa mereka tidak langsung keluar? Apa mungkin mereka tidak tahu nyonya barusan sudah memergoki mereka?"

Nella bergegas menuju ke ruang pak Arga, untuk memastikan situasi yang sedang terjadi di sana.

Pintu lift menuju ruang kerja bos besar telah terbuka, Nella keluar dari pintu lift menuju ruang kerja bos.
Setelah pintu ruangan terbuka. Dugaannya tepat sekali, pak Arga dan Inez masih asik bercinta di kamar.

Nella mencium aroma khas berbau amis menyerbak seisi ruangan.

"Ahhh.. emmhh.. ahh ahh"

Suara rintihan mesra si Inez terdengar samar-samar dari dalam kamar, Nella melangkah menuju kamar khusus milik tuan besar.

Memegang gagang pintu kamar, lalu memutar perlahan.
Pintu kamar sedikit terbuka, ia mengintip dari balik pintu.

"Astaga, Inez pak Arga.!" Teriak Nella dalam hati.

Nampak jelas oleh mata kepala sang sekretaris, bos nya sedang menancapkan batang kejantanan besar ke dalam rongga peranakan si gadis cantik. Ternyata sang bos besar sedang di puncak klimaks. Menumpahkan seluruh lahar kental putih kedalam lubang kenikmatan Inez.

"Ooouugghh, nikmat sekali kamu Nez."

"Crrooooott croot.. "

Mereka pun langsung lunglai, setelah pak Arga mencabut batang kejantanan. Cairan kental putih perlahan ikut keluar menyembul dari mulut vagina kemerahan yang nampak sedikit lecet.

Pak Arga berbaring sejenak di samping si gadis cantik, sedangkan si gadis cantik merasa amat kepayahan dan kesakitan. Ia pun ambruk tersungkur lalu meringkuk di atas kasur sampai tak sadarkan diri.

Setelah merasa dirinya cukup mempunyai tenaga, bergegas bos besar mengenakan satu persatu pakaiannya kembali, sembari menoleh ke arah pintu yang sedikit terbuka.

"Hey, siapa di luar sana?"

"Oppss" Nella ketahuan bersembunyi di balik pintu.

"Mmm,, maaf pak . Saya tidak sengaja.?" Jawabnya sambil gelagapan.

"Ahh, sudah tidak apa-apa. Masuk saja Nell."

Nella memberanikan diri membukakan pintu kamar lebih lebar, kemudian ia masuk ke dalam kamar.

Ia tercengang dengan pemandangan yang ia lihat. Mendapati rekan kerjanya meringkuk seperti sedang meringis kesakitan. Wajah putihnya nampak lebih pucat.

Ia teringat akan kejadian yang telah menimpa dirinya, persis sama seperti kondisi yang sedang di alami oleh rekan kerjanya. Bos besar mereka memang punya hasrat birahi jauh lebih besar ketimbang pria pada umumnya.

Jadi Nella tak heran bila rekannya mengalami hal yang senada dengan dirinya ketika setelah bercumbu dengan bos besar mereka.

"Nell, jangan bengong saja. Tolong urus teman kerja kamu." Perintah pak Arga membuyarkan penerawangan Nella dalam pikirannya.

"I.. iya pak. , Yaa ampun bos besarku ini memang sungguh sangat perkasa."

"Haha, jelas Nell, aku memang pria perkasa idaman setiap wanita, termasuk kamu kan." Ucap pria kekar sembari membetulkan resleting celana.

"Aku aja yang sering bercinta dengan kamu pasti ujung-ujungnya pingsan karena kelelahan. Apalagi Inez yang baru merasakan kejantanan anda pak."

"Hehe, itu sih karena aku terlalu semangat memborbardir kenikmatan kalian, karena saya mengakui kalian ini sama-sama memiliki kenikmatan yang luar biasa. Ahhh.."

"Masa sih pak, memangnya istri bapak tak senikmat kami?" Tanya Nella sembari merapikan tempat tidur.

"Kenapa kamu tanya soal istriku?"

"Eh maaf pak, tak usah di jawab kalau Nella menyinggung anda."

"Haha, enggak kok Nell, saya heran saja kenapa kamu tiba-tiba menyebut istriku.?"

"Emmhh, anu pak. Tadi.."

"Ada apa emangnya?" Bos mulai penasaran mengenai sang istri.

"Hmmmmhhhpp.. hahh..!!" Nella sejenak menghela nafas.

Lalu ia pun menceritakan kedatangan sang nyonya.

"Jadi tadi istriku datang ke sini...!" Raut pak Arga sedikit menegang, matanya melotot menatap sang sekretaris yang sedang merapikan tempat tidur.

"Ia pak, maaf tadi saya tidak tahu kalau anda berada di kamar bersama Inez."

"Terus dia ke ruangan ini juga?"

"Sepertinya begitu pak, tadi saya tidak bisa mencegah nyonya besar untuk masuk ke kamar anda. Sekali lagi saya minta maaf pak."

"Haduh, sudahlah. Terus apa lagi yang ia lakukan?"

"Tadi nyonya besar sempat mengancam Inez."

"Mengancam. !! Mengancam gimana maksud kamu?"

"Eeuughhh, nyonya akan membuat perhitungan sama Inez pak. Saya jadi takut pak, lebih baik sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan kami resign saja dari sini."

Inez melalui perkataannya barusan meminta perlindungan dari tuannya dengan cara yang sangat halus.

"Tidak.. ! Tidak bisa. Saya tidak akan mengijinkan kalian keluar dari perusahaan saya.!" Sontak saja pak Arga bereaksi keras dengan pernyataan Nella.

"Tapi pak, demi keselamatan Inez dan saya. Saya tidak mau terjadi apa-apa. Nyonya sepertinya tidak main-main dengan ancamannya tadi pagi.!" Inez semakin memelas seakan ia sedang mengadu domba nyonya dan suaminya.

"Baiklah, saya sendiri yang akan turun tangan. Kalian tetap tenang dan bekerjalah seperti biasa. Serahkan semuanya kepadaku.

Nella tersenyum licik, merasa dirinya telah berhasil mendapatkan perlindungan dari tuannya untuk menghadapi ancaman sang nyonya.

Asal Kalian PuasWhere stories live. Discover now