Chapter 41

3.4K 25 0
                                    

Kepala si gadis muda nampak seperti orang yang sedang manggut-manggut, maju mundur mengocok batang kejantanan pria yang sangat ia segani. Batang kejantanan itu sebenarnya ia paksa supaya muat di mulut mungilnya.  Sesekali di selingi dengan hisapan pelan di ujung plontos.

"Ough.. ough . Oughh . Ahh" Nur sejenak menghela nafas karena batang kejantanan terlalu besar di mulut sehingga agak kesulitan untuk bernapas.

Batang kejantanan terlihat licin oleh banyaknya liur dari mulut si gadis, ia menggenggam batang kejantanan dengan tangan kanan yang halus. Merangsang dengan mengocok benda asing di genggaman, sedang ujung penis itu ia letakkan di bibirnya.

Pak Arga mulai kalang kabut di buatnya, teramat sangat nikmat ia rasakan.  Batang penis itu pun semakin menegang dan membesar. Pak Arga mulai terbawa oleh buaian hangat memanjakan, ia ingin merasakan sensasi kenikmatan yang lebih besar lagi.

Ketika si Nur sedang asyik-asyiknya mengocok batang kemaluan sang bos, bos besar itu tiba-tiba menggenggam kepala si gadis dengan kedua tangannya. Memaksa si Nur untuk mengikuti irama permainan darinya.

Pak Arga menghujamkan penis ke mulut si gadis, memaju mundurkan pinggul seperti sedang menggenjot. Ia mengarahkan batang kejantanan untuk menusuk-nusuk bagian pipi dari dalam. Nampak dari luar pipi gadis muda itu menyembul- nyembul karena di tusuk-tusuk oleh alat kelamin sang bos.

Nur hanya bisa pasrah menerima perlakuan sang bos tanpa protes. Dari pipi yang sebelah kiri, berpindah ke sebelah kanan penis itu mengobrak-abrik rongga mulut si gadis muda yang malang.

Sesaat kemudian pak Arga mencabut batang kejantanan dari mulut,

"Hhuuhhh hahhh. Huhh hahh" si gadis muda nampak kepayahan menghadapi gempuran di mulutnya.

Pak Arga bagai kesetanan, ia semakin menjadi-jadi memborbardir mulut mungil si gadis muda. Ia mencengkram kepala si gadis dengan sangat erat. Memaksa si gadis untuk memasukkan kembali batang kejantanan ke rongga mulut.

Setelah batang kejantanan berada di dalam mulut, pria perkasa itu memulai kembali aksinya. Tanpa ampun menghujamkan penisnya lalu menggenjot mulut si gadis keluar masuk. Kepala plontos sampai mengenai anak tekak. Ia ingin batuk tapi tidak bisa karena cengkraman tangan pak Arga begitu kuat tak bisa lepas.

"Emmmhh,, kkreookk.. emmmhh" ronta si gadis muda minta sejenak untuk di lepaskan cengkraman yang membelenggu.

Namun pak Arga tidak memperhatikan hal itu, ia semakin fokus pada irama tusukan-tusukan. Parahnya lagi pak Arga hendak mencapai klimaksnya, sesaat sebelum kejantanan menyemburkan lahar kenikmatan. Dengan sengaja ia menekan hidung si gadis muda.

"Crrooooott.. croot.. crooot."

Pak Arga telah sampai pada puncak klimaks, lahar putih kental membanjiri seluruh rongga mulut si gadis. Tidak ada celah yang terbuka, mulut si gadis tersumbat oleh batang kejantanan, sedang lubang hidung di tutup oleh jari. Alhasil sperma yang keluar seluruhnya tertelan oleh si gadis muda. Ia nampak perlahan menutup mata ketika terpaksa menelan sperma, dan hampir pingsan kesulitan untuk bernapas.

Pak Arga baru melepaskan cengkraman setelah seluruh lahar kental putih masuk ke dalam rongga mulut si gadis tanpa memuntahkannya sedikitpun.

"Emmm, gimana peju ku? Nikmat bukan? Hehe." Ia malah cengengesan, padahal gadis muda itu hampir pingsan oleh kelakuan di ambang batas.

Nur hanya bisa terkulai di lantai, wajahnya sudah pucat dan mulai mengatur nafas.

"Hhuuhhh, hahhh . Kirain Nur bakalan mati tuan.. fyiuuhh.." ucapnya sembari menyeka bibir yang terdapat secuil sperma. Sperma yang ia seka dari ujung jari ia telan kembali. Hal itu akan membahagiakan tuannya.

Kemudian pak Arga membantu gadis muda itu untuk berdiri naik ke tempat semula. lalu menyuruhnya untuk berbaring di tempat tidur. Mereka berduaan asik bercengkrama, sembari menunggu kejantanan si pria kembali menegang.

"Kamu selama di kampung ngapain aja Nur?" Tanya si pria sembari memainkan puting payudara si gadis yang tiduran di dada bidangnya.

"Enggak ngapa-ngapain kok tuan, paling cuman bantuan kerjaan ibu saja"

"Kamu kalau saya gak datang kesini beneran gak bakalan balik lagi ya?"

"Ihh, tuan kok ada-ada saja. Nur tuh becanda kali tuan. Mana mungkin aku tinggalin tuan gitu aja. Gak tau balas budi itu namanya."

"Oh, jadi kamu terpaksa ya ngelakuin ini semua?"

"Emmmhh, gimana ya. Awalnya sih gitu. Tapi... Aww.. sakit tuan" pak Arga menarik puting kecoklatan terlalu kuat, hingga si Nur mendadak kesakitan merasa perih  di ujung payudaranya.

"Oppss sorry Nur, puting kamu gemesin sih."

"Tapi kan gak usah di tarik kencang juga bisakan" protes si Nur mengingatkan tuannya.

"Iya, iya lanjut tadi kamu belum jawab pertanyaan saya."

"Iya tuan, awalnya Nur terpaksa orang tuannya juga sampai bikin Nur pingsan pas pertama kali. Tapi setelah si mbok Yem ngasih tau yang sebenarnya. Nur jadi gak enak sendiri sama tuan."

"Yaa tetep aja itu namanya terpaksalah Nur."

"Ihh enggak gitu tuan, Nur kan pasti gak bakalan bisa balas kebaikan tuan. Hanya ini yang bisa Nur berikan buat tuan."

Sembari bercengkrama tangan pak Arga beranjak ke daerah kewanitaan si gadis muda.
Perlahan jari telunjuk mengobel bibir kemaluan si gadis muda.

"Ahhj.. emmm." Rintih Nur, percakapan di antara keduanya mulai jarang terdengar. Pak Arga melakukan penetrasi pada organ peranakan si gadis muda.

Jari tengah menyusul masuk ke dalam rongga hangat si gadis muda, mengocok dan juga memainkan klitoris yang bersembunyi tidak terlalu dalam.

Lendir dari organ kewanitaan membasahi jemari tuannya,

"Ahhh.. hhhsstt emmhh.." Nur diam saja hanya dapat menikmati rangsangan dari tuannya.

Jemari liar sang tuan semakin kasar mengobok-obok vagina kemerahan si gadis muda, bahkan sekarang pak Arga menfokuskan diri untuk menghajar lubang kencing si gadis dengan jemarinya. Ia berpindah posisi bangkit dari tempat tidur. Duduk di hadapan alat kelamin si gadis.

Membuka kedua paha lebar-lebar, kemudian menusuk-nusukan tiga jari keluar masuk di area intim si gadis muda yang masih terasa sempit di jemarinya.

"Cokk cokk cokk cok.." lendir berceceran kemana-mana, aroma khas organ kewanitaan menyeruak ke seluruh sudut kamar.

"Ahh.. ahhh.. emmhh.. ammppun tu.. tu. Tuan.. emmhhh." Ronta si gadis muda. Tubuhnya bergetar hebat, badan hilir mudik bergerak-gerak tak menentu.

Pak Arga merespon rintihan mesra si gadis muda dengan menambah kecepatan dan kekuatan pada tangannya, sehingga jemari lebih dalam menusuk-nusuk lubang kenikmatan si gadis muda.

"Ooouugghh, ahh.. emmhh" tangan lemah si gadis mencengkram erat spray tak kuasa menahan gempuran jemari sang tuan yang tidak kunjung berhenti malah semakin menggila mengocok lubang kecil miliknya.

Pak Arga tidak akan berhenti begitu saja, sebelum si gadis mencapai klimaksnya.

"Aaahhhh, tu tuan.. emmhh, ammppun tuuaan.. su su sudah. Nur gak tahan lagi."

"Cok cok cok cok"

"Ahhh, emmmpphh.. ooooouugghhhh" akhirnya si gadis muda menyerah ia melenguh panjang. Cairan bening puncak klimaksnya memancar keluar, sambil terus di kocok oleh jemari nakal.

Asal Kalian PuasWhere stories live. Discover now