Ch 2

189 33 0
                                    

.

.

.

Sudah satu minggu [Name] bekerja di kediaman klan Lanling Jin dan kini dia sudah memakai seragam pekerja dapur, meski ternyata tidak berbeda jauh dari pakaian yang sebelumnya dia pakai karena sama-sama setelan baju dan celana lengkap dengan obi. Untuk rambutnya dia hanya mengikatnya ponytail sederhana dan karena tidak ada sisir di ruangannya, [Name] pun hanya menyisir menggunakan tangannya. Sikap yang [Name] terima dari rekan-rekan kerjanya di dapur pun tidak ada yang berubah, tapi itu tidak pernah dia gubris karena memang dia sudah terbiasa. 

Hampir tiap hari Jin Ling selalu meminta [Name] membuatkan mi seperti yang dia buat di awal dan itu justru membuat [Name] semakin tidak disukai rekan kerjanya. Setidaknya itu yang gadis itu rasakan. Bahkan beberapa kali [Name] mendengar rekan kerjanya ada yang sengaja membicarakannya sebagai anak favorit ketua klan. 

Hari ini pun [Name] dalam perjalanan mengantarkan mi untuk Jin Ling saat dia berpapasan dengan dua rekan kerjanya yang terlihat murung. 

“Aah aku dimarahi ketua klan lagi gara-gara masakanku terlalu pedas, sepertinya lain kali aku harus meminta Paman Sheng untuk mencicipnya dulu.”

“Iya lebih baik begitu. Waktu itu aku juga pernah membuatkan sup untuk ketua klan tapi juga dimarahi karena supku terlalu hambar.”

“Oh hei lihat, anak favorit mau mengantarkan makanan untuk ketua klan.”

“Haha, enaknya jadi anak favorit, dia pasti tidak pernah dimarahi ya.”

“Iya ya hahaha.”

[Name] tidak sengaja mendengar perbincangan mereka tapi begitu mereka menyadarinya, raut murung mereka langsung berganti menjadi raut meremehkan. Beruntung saja mereka tidak menyenggol [Name] yang membawa nampan makanan. Gadis itu berhenti sejenak setelah mendengar ucapan dua rekan kerjanya itu. 

Apa aku salah ya berada disini? Kalau kupikir-pikir lagi, mereka semua tidak menyukaiku apa karena sebenarnya ada seleksi tersendiri untuk menjadi pekerja disini dan aku justru dengan mudahnya masuk hanya karena diminta ketua klan…? Eh apa sih yang kupikirkan, ini tidak seperti aku, bukannya situasi seperti ini aku sudah sering menghadapinya? Oke, kau harus kuat, [Name], kau gadis yang kuat!

Pikiran itu selalu membuat [Name] bisa melanjutkan kesehariannya di situasi yang tidak mengenakkan baginya. 

[Name] yang kini sudah menghafal jalan menuju ruang belajar Jin Ling bisa mengantarkan mi buatannya dengan cepat kesana, dan seperti biasa, laki-laki itu selalu terlihat sibuk saat [Name] mengantarkan makanan untuknya. Gadis itu juga selalu menunggu Jin Ling selesai makan dan membawa mangkuk kosong itu kembali ke dapur.

Saat [Name] berjalan kembali ke dapur membawa nampan dan mangkuk kosong, dia melihat Sheng Guo dan seorang pelayan wanita sedang memperhatikan sebuah pohon di dekat danau buatan di taman tengah. 

“Eh dia bukannya pelayan wanita yang waktu itu menunjukkan jalan ke ruang ketua klan? Sedang apa mereka berdua?”

Merasa ada sesuatu yang terjadi, [Name] mendekati mereka berdua. 

“Paman Sheng, ada apa?”

“Oh kau anak baru yang waktu itu, halo,” sapa di pelayan wanita yang bersama Paman Sheng.

“Halo, senang bertemu denganmu lagi. Ah namaku [Name], sepertinya kita belum berkenalan.”

“Benar juga, namaku Xin Qian.” (note lagi: ini namanya Kai juga ngawur ya, karakter tambahan xixixi)

Sheng Guo, “Kau baru saja mengantarkan mi untuk ketua klan?”

“Iya, ini baru mau aku kembalikan ke dapur mangkuknya.”

Looks Like I Love You [Jin Ling × Reader]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ