CHAPTER 8

555 73 0
                                    

Mark dan Haechan sedang menghabiskan akhir pekan di pusat perbelanjaan di Myeongdong.

"Setelah ini, kita akan main ke mana lagi?" tanya Haechan

Mark terdiam larut dalam pikiran, 'Aku hampir di perkosa adikku, terus dikeluarkan... Aku sudah tidak tahu lagi dengan nasib hidupku'

Haechan menoleh ke Mark, "Ada apa, Mark?"

Mark menghela napas, "Yah, aku sudah bersenang-senang dan sekarang aku ingin beristirahat"

"Baiklah, kalau begitu kita ke café saja" sahut Haechan dan diangguki oleh Mark

>>>>><<<<<

Sampai di cafe, Mark hanya merespon Haechan sekedar dan bahkan lebih banyak diam atau sedekar hanya menganggukan kepala.

"Kamu yakin baik-baik saja, Mark?" Haechan khwatir

Mark menidurkan kepala di meja, "Aku tidak yakin, Chan"

Haechan menghela napas lelah, "Jika kamu ingin menceritakan sesuatu, ceritakan saja! Aku akan mendengarkannya"

Mark dan menatap Haechan "Kamu yakin ingin mendengarnya?" dan diangguki oleh Haechan, "Aku harap kamu tidak terkejut, Chan" mulai menceritakan semua yang terjadi

Brakkk

Haechan terkejut refleks menggebrak meja, "Ibumu menikah lagi, terus Ketua OSIS itu jadi adikmu, dan sekarang kamu dikeluarkan saat kamu mencoba melindunginya!? Apa-apaan itu? Enggak lucu banget!"

Mark menidurkan kembali kepala di meja, "Serius, aku besok harus apa?"

"Orangtuamu menyuruh bagaimana?" tanya Haechan

"Masih belum kuberitahu" jawab Mark

"Begitu, ya" sahut Haechan

"Aku sudah mencoba banyak hal demi dia, tapi... aku tidak tahu perasaannya sendiri dan kelihatan aku malah melukai dia... Ujung-ujungnya, aku tidak bisa menjadi kakaknya" Mark terdiam

"Sudahlah, Mark. Kamu sudah berusaha keras, seorang adik pasti sangat senang jika dibantu kakaknya sejauh ini dan lagi pula perasaanmu sudah tersampaikan" sahut Haechan

Mark mengangkat kepala, "Perasaan?! Perasaanku?" mengingat sesuatu, "Oh, begitu" tanpa sadar menyentuh bibirnya, 'Apa yang ingin aku sampaikan padanya? Sejujurnya, aku tidak pernah merasakan cinta dan aku tidak tahu apa itu cinta.' perlahan meneteskan airmata

"Mark, kamu baik-baik saja?" Haechan terkejut, "Kalau kamu mau marah, lampiaskan saja padaku. Jangan diam terus, aku benar-benar tidak bisa membayangkan kepergianmu" dengan khawatir

Mark mengusap airmata, "Haechan, terimakasih sudah menyemangatiku. Masih ada yang harus aku lakukan" dengan semangat

Haechan tersenyum, "Aku tidak mengerti, tapi kamu kelihatannya merasa lebih baikan. Mark yang biasanya sudah kembali" memberikan gempol pada Mark

Mark mengangguk, 'Inilah cinta itu...' menatap ke luar jendela café

>>>>><<<<<

'Persetan dengan yang orang lain pikirkan... ataupun status kami, aku harus memikirkan perasaanku! Aku tidak akan lari lagI!' Mark berdiri di depan rumah Jeno dan melayangkan tangan menekan bel rumah

Tak lama seorang keluar dari dalam rumah dan menghampiri Mark, "Ada yang bisa dibantu, Tuan?"

"Saya ingin bertemu dengan Kakek Lee, apa beliau masih berada di rumah?" tanya Mark

Ketos Is My BrotherWhere stories live. Discover now