Chapter 18

986 114 10
                                    

Hello!

»»————><————««

"Tada!"

Gadis kecil itu termenung menatap sang pria dewasa beserta kotak kecil dihadapannya, kepalanya berpikir keras untuk menebak apa isi kepala sang ayah dengan sejuta ide diluar nalarnya kali ini. Kerutan kecil terbentuk karena tidak mampu memikirkan ide sang ayah "Kali ini apa?"

Tawa kecil teralun mendengar respon kecil itu, menurut Amato itu lucu "Ini hadiah, semacam jimat keberuntungan agar besok saat ujian nanti (y/n) akan berjaya bawa pulang kabar baik untuk ayah," jelasnya tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya, ia sangat antusias untuk melihat respon penuh kasih sayang dari sang putri tercinta.

"Apa lagi yang kamu tunggu, bukalah!"

"Harus sekarang ke?"

"Tentu!"

Sang gadis, (y/n) menghela nafas lelah. Dengan perasaan terintimidasi akan senyuman Amato, ia membuka kotak tersebut melihat sebuah bola kecil berwarna biru toska dengan pink terang menonjolkan keberadaannya. Senyum Amato bertambah lebar sakan menginginkan sebuah tanggapan yang dia inginkan dari sang putri

"Bagaimana?" Tidak ada respon dari sang gadis, meski begitu Amato tetap percaya diri dengan hadiah tersebut. "Keren, kan? Ayah memilihnya sudah lama sekali dan kebetulan beberapa hari lalu baru saja sampai jadi ayah berikan saja sebagai jimat untuk (y/n)!" ucap Amato mengelus surai (y/n)

"(y/n) senang ayah bagi hadiah macam ini, tapi.. siapa yang sarankan ayah untuk setiap pemilihan warnanya?"

"Hmm.. Maksmana yang bagitahu ayah, dia kata anak seusia kamu dulu bakal suka dengan tone warna ini!"

"Sudah ku duga pakcik tuh yang berulah!" gumang (y/n) tak terdengar

"Kamu bilang sesuatu?"

"Takde, (y/n) suka dengan hadiah ayah tapi kurang suka dengan pilihan warnanya jika itu beberapa tahun lalu aku mungkin akan menyukainya, jika ayah berniat memberi hadiah lain lebih baik itu hitam karena warnanya netral dan aku cukup menyukai warna itu!" jelas (y/n) panjang lebar berusaha untuk tidak menyakiti perasaan Amato.

Namun siapa sangka perkataan itu membuat senyuman ayahnya yang awalnya secerah matahari malah kurang beberapa inci lengkukannya.

Sudah pasti Amato sedikit merasa kecoak– eh maksudnya kecewa.

"Tapi terimakasih untuk seluruh hadiah dari ayah, (y/n) sangat senang!"

Senyum sang gadis di akhir juga ditambah dengan kecupan ringan di pipi Amato membuat pria itu kembali tersenyum geli dengan tindakan kecil putrinya.

Tindakan simple untuk mengembalikan hati munyil sang ayah :))

Untuk anak diawal usia remaja, putrinya cukup dewasa akan segela tindakannya benar-benar tidak sia-sia ia membesarkan anak secantik dan sebaik (y/n). Meski terkadang tingkah sang putri bisa diluar bayangan, membuat pohon natal berharap santa memberi hadiah padahal dia bukan kristiani contohnya?

Tidak heran, lagipula Amato yang membesarkannya

"Ayah ikut senang jika (y/n) senang!"

.

.

(y/n) termenung menatap isi hadiahnya, sebuah power sphera seukuran gelang yang sedari tadi belum juga terbangun dari tidur panjang. Sempat terlintas bahwa power sphera dihadapannya ialah titisan Princess Aurora, si Putri Tidur namun dihempas jauh-jauh pikiran aneh bin ajaibnya itu.

Boboiboy Sister In TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang