41. Curhat

1.8K 87 25
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)

.

.

"Sa, kenapa sih? Kok muka lo ditekuk gitu? Lo ngundang kita ke sini ada apa? Dari tadi diem mulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa, kenapa sih? Kok muka lo ditekuk gitu? Lo ngundang kita ke sini ada apa? Dari tadi diem mulu.." tanya Jeje sambil menatap Sasa yang sedang duduk sambil menidurkan kepala di atas meja.

"Iya nih Sa, biasanya lo nyuruh kita ke sini gara-gara ada sesuatu. Mau ngajakin masak atau bahas-bahas apa gitu. Ini dari tadi lo diem aja. Kan gak jelas banget." sahut Arin.

Enna mengangguk. "Iya Sa, ngomong dong Sa. Diem-diem bae dari tadi." kata gadis itu.

Ketiga gadis itu heran, Sasa menyuruh mereka datang ke rumahnya tapi dari tadi gadis itu malah diam saja tanpa mengatakan apapun. Wajahnya pun terlihat lesu tanpa ada semangat sama sekali.

"Sa anjir, ngomong napa Sa. Diem aja lo ah." kata Jeje.

Sasa berdecak, gadis itu mengangkat kepala dan langsung menoleh pada Jeje. "Lo boong anjir!" teriaknya kesal.

Jeje tersentak kaget mendengar teriakan Sasa, begitu juga dengan Arin dan Enna.

"Anjir, jangan langsung teriak dong. Kaget nih gue." kata Enna sambil memegan dadanya kaget.

Sasa mendengus. Dia menoleh pada Enna. "Lo juga boong! Lo sama Jeje boong pokoknya!" kata Sasa dengan kesal.

Jeje dan Enna mengerutkan kening bingung. Bohong apa? Memang mereka pernah membohongi Sasa apa?

"Boong apaan anjir?" tanya Jeje bingung.

Sasa melipat tangan di depan dada, gadis itu memejamkan mata sesaat. "Lo bilang naena  enak, bikin ketagihan, Enna juga bilang katanya surga dunia. Lo berdua boong! Naena gak enak!" kata gadis itu menatap Jeje dan Enna bergantian.

Ketiga gadis itu kaget. Mereka langsung menatap Sasa. "ANJIR UDAH NAENA BENERAN LO?" tanya ketiganya heboh. Mereka mendekat dan memegang bahu Sasa erat.

Sasa berdecak, dia mendorong mereka bertiga menjauh. "Hampir, tapi gak jadi." jawabnya.

Jeje berdecak. "Kok gak jadi? Gimana sih Sa?" tanyanya heran.

Sasa mengepalkan tangannya kesal. Gadis itu mencubit lengan Jeje gemas. "Lo boong anjir! Naena tuh gak enak! Sakit! Gue gak mau!" ucapnya.

"Aduh! Jangan cubitin gue anjir! Aduh sakit Sa!" teriak Jeje berusaha melindungi dirinya dari cubitan Sasa.

Sasa terus saja mencubiti lengan Jeje. "Lo boong! Naena tuh sakit! Sakit banget! Gue gak mau gitu lagi pokoknya!" ucapnya sambil menyalurkan kekesalannya pada Jeje.

"Aduh! Ya wajar anjir! Lo masih perawan, ya sakit lah!" kata Jeje mendorong tubuh Sasa menjauh. Gadis itu melihat lengannya yang sudah merah-merah karena cubitan Sasa.

Om Han | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang