08

7.6K 236 11
                                    

Cepet banget. Belum sehari udah capai target vote. Belum 12 jam malah.

Terima kasih untuk kalian semua. Makin rajin nge-vote ya, hehe.

Jangan lupa ninggalin jejak komentar.

Selamat membaca.

***

Lastri dan Lani sedang berada di dapur. Membereskan peralatan bekas makan malam tadi. Karena memang sedang sibuk, mereka juga dilarang meninggalkan area tersebut oleh Raja tadi. Perempuan di belakang saja. Tidak ada urusan dengan mereka.

Tidak masalah bagi Lastri dan Lani karena kini mereka bisa dengan puas mengobrol perihal penis berukuran besar milik Hadi yang amat begitu nagih. Mereka terus-terusan berucap ingin kembali disodok memeknya dengan daging kenyal tersebut.

Sungguh, Adam jadi kesal. Hatinya panas. Pun bertanya-tanya, memangnya senagih apa sih penis Hadi? Sialan, umpatnya dalam hati terus-terusan. Kenapa pula ia jadi penasaran?

Adam sendiri kini sedang berada di ruang tamu bersama Hadi. Sungguh, keadaan langsung terasa canggung selepas Raja dan Pak Kades masuk ke dalam kamar.

Sebagai informasi, Adam sendiri tidaklah terlalu akrab dengan Hadi, walau status mereka adalah mertua dan menantu. Itu karena memang sejak masa pacaran dengan Lani, menantunya ini tidaklah berusaha untuk mengenal lebih jauh kepada orangtua sang pacar. Aneh ketika pada akhirnya ia merestui hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Sebenarnya tidaklah aneh. Itu karena Adam dan Lastri bukanlah termasuk dari orangtua yang terlalu mengekang kebebasan anak. Jikalau itu bersifat positif, mereka akan membiarkan sang anak untuk mengeksplorasi, termasuk perihal jodoh.

Hadi dan Lastri tidaklah lama semasa pacaran. Mungkin jika dihitung hanya beberapa bulan saja sebelum memutuskan untuk serius meningkatkan hubungan menjadi sepasang suami istri. Baik Adam ataupun Lastri merestui langsung hubungan mereka. Itu karena mereka berdua menilai kalau laki-laki yang saat itu berusia 23 tahun, sudah bisa dinilai mampu menjadi pemimpin dari sebuah keluarga. Pun juga jika ada yang tidak beres, kekerasan rumah tangga, contohnya, mereka bisa langsung mendamprat karena memang tempat tinggal yang tidaklah jauh satu sama lain, hanya beda rukun tetangga saja.

"Ahh...," desah panjang dari Pak Kades dari dalam kamar terdengar sampai luar ruangan. Baik Adam ataupun Hadi sudah pasti dapat mendengarnya. Dan itu membuat suasana jadi semakin canggung. Bayangkan saja, ada dua laki-laki yang ditinggal pergi oleh dua orang lain lagi untuk melakukan hubungan badan. Mereka berdua ini harus apa sekarang?

Berdehem sebentar, Adam kemudian menatap ke arah samping kiri, di mana ada Hadi yang ternyata sedang bermasturbasi. Sudah pasti ia terkejut bukan main dengan apa yang dilakukan oleh menantunya ini. "Kamu ngapain?!"

"Hah?" cengo Hadi, antara sadar dan tidak sadar karena sepertinya birahi sudah mulai menguasai.

"Kamu ngapain, Hadi?!" tanya Adam dengan nada sedikit di tinggikan. Ia tahu Hadi sedang bermasturbasi, tapi tetap saja, dirinya tidak bisa menahan diri untuk bertanya secara langsung. Berharap kalau apa yang sedang dilihat ini tidaklah benar.

"Uhh...," desah Hadi penuh nikmat dengan satu tangan menaik turunkan genggaman di penisnya yang ternyata berukuran besar. Tidaklah sebesar yang dimiliki oleh Raja, tapi tetap mampu membuat Adam terpaku untuk melihat. Menantunya ini baru bisa menjawab beberapa saat kemudian. "Maaf, Pak. Aku nggak bisa nahan diri."

ADAMWhere stories live. Discover now