09

7.4K 224 16
                                    

Terima kasih untuk semua vote dan komentar yang sudah diberikan.

Konten di bab ini full ++. Yang belum cukup umur, silahkan cari bahan bacaan lain yang sesuai dengan umur kalian.

Jangan lupa ninggalin jejak komentar. Kali aja ada kesan, saran, atau sekedar ngoreksi kalau ada yang typo atau plot hole.

Selamat membaca.

***

"Ahh... enak...."

Berbanding terbalik dari suasana kamar yang ditempati Raja dan Pak Kades yang diisi dengan desahan penuh nikmat, suasana ruang tamu nampak begitu hening. Terlebih saat Adam baru saja memohon untuk bisa mengulum penis Hadi, menantunya sendiri. Gila. Benar-benar gila.

"Lagi!" perintah Hadi dengan nada cogkak, terlihat menikmati akan posisinya yang nampak lebih berkuasa.

"Ba-bapak mohon, Hadi. Biarkan Bapak ngulum penismu." Sudah pasti wajah Adam berwarna merah padam. Rasa malu menyelimutinya sekarang ini. Tawa lepas meledak dari Hadi sukses membuatnya ingin mengubur diri sekarang ini. Ia serasa tidak punya harga diri.

"Baik," ucap Hadi beberapa saat kemudian saat tawa mulai reda. "Ayo kulum, Pak!"

Tanpa ba-bi-bu Adam langsung memajukan kepala, mulut terbuka untuk memasukkan penis Hadi yang sudah berdiri dengan amat begitu tegak ke dalamnya.

"Uhh...," desah Hadi dengan kepala didongakkan ke atas. Kedua matanya nampak merem dengan kepala menggeleng berulang-ulang. Sudah pasti dia sedang merasakan kenikmatan yang amat sangat tinggi hingga bingung harus bereaksi seperti apa. "Gila, ahh...."

Dengan kedua mata yang diarahkan tepat ke wajah Hadi, Adam kemudian menggerakkan kepala maju mundur. Tentu itu membuat penis di dalam mulut seperti terpompa. Walau tidak sebesar milik Raja, penis menantunya sudah cukup untuk mengisi mulutnya hingga terasa begitu penuh. Setiap kali memajukan kepala, ujung penis terasa mentok di ujung tenggorokan, beberapa kali ia dibuat tersedak karenanya.

"Ya, gitu... uhh... enak banget, Pak... ahh... Bapak jago banget... uhh...." Hadi nampak terus meracau hingga ucapannya terdengar tidak tersusun karena terus diisi dengan desahan-desahan penuh nikmat di antara kalimat yang terlontar.

Tidak cukup menerima sebuah oral dari sang mertua, Hadi dengan lancangnya memegang kepala Adam untuk mengatur tempo gerakan untuk makin menikmati penisnya yang keluar masuk di dalam mulut. Birahi sudah terlanjur menguasai, dan ia memaklumi saja kelakuan menantunya kali ini, toh ia juga menikmati.

Entah sudah berapa lama Adam melakukan aksi mengoral penis hingga beberapa saat kemudian, Hadi sudah berada di puncak kenikmatan dan langsung saja mengeluarkan lahar sperma di dalam mulut sang mertua. Ia sendiri langsung dengan sigap menelan habis sperma yang keluar. Jangan sampai ada yang keluar. Pun jika ada, ia segera menjilati sampai bersih. Lezat sekali terasa di lidah. Sperma menantu sendiri tidak terlalu buruk juga, pikirnya.

Jangan kira aksi Adam dan Hadi sudah selesai. Tentu belum. Setelah selesai dengan mengoral penis, baik sang mertua ataupun sang menantu sama-sama mendekatkan kepala mereka untuk menyatukan bibir. Mereka berciuman layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai, terlihat amat sangat begitu intim. Mereka berciuman sembari berbagi rasa sperma di dalam mulut.

"Lanjut?" tanya Hadi saat ciuman terlepas. Napasnya tersengal-sengal dengan air liur bercampur sperma yang menggantung di antara dua bibir.

ADAMWhere stories live. Discover now