𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟭: 𝘈𝘸𝘢𝘭 𝘗𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯

117 14 9
                                    

𝗔𝘀𝘀𝗮𝗹𝗮𝗺𝘂𝗮𝗹𝗮𝗶𝗸𝘂𝗺🌸

𝗚𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗸𝗮𝗯𝗮𝗿 𝗸𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗿𝗶 𝗶𝗻𝗶?

𝗦𝗽𝗮𝗺 𝟭𝟬𝗸 𝘃𝗼𝘁𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗰𝗼𝗺𝗺𝗲𝗻𝘁 𝘆𝗮

𝗞𝗮𝗹𝗼 𝗮𝗱𝗮 𝘁𝘆𝗽𝗼 𝗺𝗼𝗵𝗼𝗻 𝗱𝗶𝗽𝗲𝗿𝗯𝗮𝗶𝗸𝗶👍

_𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜_

Di pagi hari yang cerah ini, membuat seluruh manusia menjalankan aktivitasnya masing-masing. Termasuk, di kediaman rumah bercat putih yang saat ini ada sepasang suami-istri yang tengah menikmati makanannya

"Selamat pagi bun, yah," ucap seseorang menghampiri mereka dan ikut duduk di meja makan

"Pagi juga" balas mereka dan mencari keberadaan yang selama ini mereka tunggu

"Kamu gak bareng Rasya, Vin?" tanya Verni pada putranya yang hendak memasukkan makanan ke dalam mulut

"Lah, emang Rasya belum bangun?" tanya Calvin balik pada Bundanya

"Justru itu, bunda daritadi juga tanya ke kamu tapi kamu malah ikutan balik tanya ke bunda" ucap Verni dan Calvin hanya manggut-manggut saja

"Mungkin dia masih belum bangun, Bun" Calvin menatap ayahnya secara bergantian dengan Verni dan Bunda-nya hanya menyuruh dirinya untuk melanjutkan makannya

Seorang gadis hendak berjalan menuju pintu depan. Akan tetapi, dirinya dipanggil dan sudah pasti dia yakin bahwa suara itu adalah ayahnya

"Rasya" panggil Davi melihat Rasya yang hendak pergi tanpa memakan makannya

Rasya dengan kesal langsung menoleh dan melihat kearah keluarganya yang makan di meja makan

"Sini, kamu makan dulu pasti kamu belum makan kan. biar Bunda yang ambilkan" ucap Verni hendak mengambil makanan buat Rasya

"Gak usah, Bun. Aku mau langsung ke kampus aja takut telat" jawabnya tanpa mau menatap kearah ayahnya

"Bukannya, kampus kamu masuk jam tujuh ya" Calvin melirik adeknya yang tengah melihat jam arloji-miliknya

Benar, jam masih menunjukkan pukul 5:47 yang masih ada sisa waktunya 10 menit untuk makan sebelum kampus di mulai. Tetapi, dirinya mengurungkan niatnya saat mengingat kembali kejadian yang membuat dirinya enggan untuk berbicara dengan ayahnya

"Kamu emang mau pergi ke kampus dengan perut kosong?" Davi menatap putrinya yang mengalihkan pandangannya dari dirinya

"Setidaknya bawa bekal jika kamu tidak mau makan di rumah" lanjutnya dan menegak minumnya sampai habis

"Kalo gitu aku pamit ke kampus dulu, assalamu'alaikum" ucapnya dan berlalu meninggalkan mereka yang menatap kepergiannya

Calvin yang sudah selesai pun mengeryint bingung dan menatap Davi dengan tatapan tanda tanya kearah-nya. Dirinya juga menatap Verni yang menghela nafas dan membereskan sisa makanannya

"Bun. biar nanti bekalnya aku kasih ke Rasya" ucapnya, membuat Verni langsung mengulum senyum dan berlalu menuju dapur untuk menyiapkan bekal buat Rasya

"Pasti kamu sudah tau, kenapa ayah menjodohkan Rasya dengan Azhar" angguk Calvin menunggu penjelasan ayahnya

"Kenapa ayah menjodohkan Rasya dengan dia? Padahal, ayah tau kan. kalo Rasya paling gak suka sama perjodohan" jelas Calvin menatap ayahnya dengan tatapan tak percaya

Terdengar helaan nafas dari hidung pria itu dan ucapan istighfar yang keluar dari mulutnya, membuat ayahnya menatap kearahnya.

"Ayah melakukan itu agar sikap Rasya berubah dan dia tidak bergaul lagi dengan laki-laki" lanjut Davi, Calvin berpikir sejenak dan menggelengkan kepala ketika ucapan terakhir membuat dirinya yakin. Bahwa, apa yang ayahnya katakan itu salah

PERTEMUAN ABADIWhere stories live. Discover now