Blurb

2.2K 308 38
                                    

"Om Ares......."

Ares mendongak dengan malas mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya yang penuh dengan pekerjaan pada sosok Samara yang ada di hadapannya.

Untuk sejenak mata mereka terpaku, saling menatap dalam diam seakan ada begitu banyak yang ingin di sampaikan hingga sekedar kata-kata saja tidak mampu mengungkapkannya sampai akhirnya Ares yang memilih membuang pandangannya lebih dahulu.

Sosok Samara, si gadis muda berusia 23 tahun yang tidak lain adalah anak dari sahabatnya sendiri ini memang selalu bisa membuat hati dan jantung Ares tidak aman, contohnya seperti sekarang ini, Ares adalah laki-laki dengan hasrat yang normal yang bisa saja tergoda saat melihat perempuan seksi, tapi sayangnya reaksi tubuh Ares saat berhadapan dengan Samara benar-benar di luar nalar sikapnya yang sudah matang dan dewasa.

Menghadapi Samara membuat diri Ares seperti remaja puber yang baru mengenal lawan jenis.

Di sekeliling Ares ada banyak perempuan yang berpakaian minimalis memamerkan dada dan bokong mereka yang besar, sangat kontras dengan penampilan Samara yang masih masuk kategori santun di bandingkan perempuan yang berkeliaran di Clubnya, tapi sayangnya otaknya selalu tidak bisa berjalan sesuai logika jika berurusan dengan Samara, contohnya sekarang ini, hanya melihat Samara mengenakan hotpants jeans yang memperlihatkan kakinya yang jenjang dan sangat pas melekat dengan tubuh mungilnya yang hanya sebatas dada Ares di tambah dengan oversize jumper yang menyembunyikan dengan apik lekukan sempurnanya, kepala dan jantung Ares terasa senat-senut karena bayang-bayang nakal yang tidak seharusnya.

Selama ini Samara memang suka sekali menggoda Ares, tapi kali ini sikap Samara benar-benar keterlaluan, rasa kesal karena Ares mengabaikannya bahkan enggan untuk sekedar menatapnya membuat Samara berbuat nekad.

Melupakan kenyataan jika usia di antara mereka yang sangat jauh bahkan lebih cocok di sebut Ayah dan anak, Samara menangkup wajah tampan sahabat Papanya tersebut dan dalam sepersekian detik yang sangat cepat sebelum Ares bisa menguasai apa yang terjadi Samara lebih dahulu mengecupnya dalam satu ciuman singkat.

Cup

Bukan satu jenis ciuman panas penuh hasrat yang menggebu nan sensual, bahkan tidak di bandingkan di sebut sebuah ciuman apa yang di lakukan oleh Samara lebih patut di sebut sebuah kecupan malu-malu. Tapi percayalah sikap amatir yang terlalu nekad di lakukan Samara tersebut sukses membuat hati dan jantung Ares ambyar dan terjungkal seketika. Untuk sekedar bersuara pun Ares tidak sanggup melakukannya.

Sosoknya yang selama ini di sebut sebagai Dewa Perang yang tidak pernah terkalahkan oleh siapapun di buat tunduk oleh gadis kecil yang bahkan dari sisi manapun sama sekali tidak masuk ke dalam kriteria wanita yang akan menarik perhatiannya.

Selama ini Ares mati-matian menampik rasa yang tumbuh tidak semestinya terhadap putri sahabatnya ini, tapi kenekadan Samara membuat benteng pertahanan yang di bangun Ares dengan kuat hancur luluh lantak tidak bersisa.

Dan saat Samara menatap Ares dengan matanya yang berkaca-kaca nyaris menangis, rasa nyeri berdenyut di hati Ares, sungguh Ares benar-benar tidak menyukai sendu di wajah lugu gadis di hadapannya.

"Bisa nggak sih Om sekali saja Om lihat aku sebagai perempuan biasa, bukan sebagai anak dari sahabat Om. Kalau bisa milih aku pun nggak mau jatuh cinta sama laki-laki tua kayak Om yang setiap harinya cuma bisa bikin aku sakit hati."

Katakan Ares gila, tapi nyatanya Ares juga hanya manusia biasa yang tidak sanggup melawan rasa. Mengikis jarak dan usia yang begitu jauh terentang, Ares meraih Samara ke dalam dekapannya menghentikan segala ocehan penuh kesedihan gadis kecilnya ini.

"Bukan seperti itu caranya mencium seseorang, Gadis Nakal!"

ARESSA CPB Series (Romance Adult 18+)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt