07-Dimas Kangen Ibu

148 20 2
                                    

Setelah makan, Dimas merenung di kamarnya. Teman-temannya sudah ia usir agar tidak mengganggu acara bengongnya. Bagi Dimas, bengong sembari menatap langit-langit kamar adalah healing.

"Dimas kangen ibu" lirihnya.

"Lo kan bisa ketemu ibu lo" sahut Anggara yang tiba-tiba muncul dan melayang di langit-langit kamar.

"Tak segampang itu setan!" Dimas ngegas.

Anggara menaikkan sebelah alisnya,"lo boleh kok pinjem jet pribadi gue" ucapnya.

"Bukan itu masalahnya. Ya kali gue tiba-tiba dateng terus ngaku-ngaku kalo gue Dimas, ibu gue gak bakal percaya, dia tipe orang yang enggak percaya sama hal-hal mustahil" jelas Dimas.

"Ya lo gausah ngaku lo itu dimas, lo kan bisa pake nama gue"

"Gak!"

"Serah! Gue cuma ngasi solusi"

Dimas kembali melamun. Anggara menjadi iba, tapi mau bagaimana lagi. Ini sudah takdir.

"Kesian banget ibu gue, siapa yang bakal ngabisin lauk pauk yang udah ibu masak kalo bukan gue?"

"Lo sedih karena itu?" Tanya Anggara datar.

"Itu salah satunya"

"Mumpung lo ada disini, gue mau nanya! Jangan kabur lo! Jadi, hubungan lo sama Revindut itu gimana? Gak ngerti gua"

Anggara terdiam sesaat sebelum menjawab, "Revina sebenernya sepupu gue. Gue dipaksa ngejalin hubungan sama dia karna suatu hal. G-gue gak bisa nolak, gue diancem. Kalo gue gak nurutin mereka, bokap yang bakal jadi korban"

"Mereka? Siapa anjir?!" Dimas langsung terduduk.

"Me-mereka-" Anggara menunduk.

Tok

Tok

Tok

Dimas menoleh menatap pintu yang diketuk seseorang dari luar.

Begitu menoleh kembali, Anggara sudah menghilang.

Dimas membuka pintu kamarnya. Terpampang di depannya Raina memakai dress merah ketat hingga kedua buah melon di dadanya menyembul keluar.

"Si tamte mau ngelomte dimana nih" batin Dimas bertanya-tanya.

"Kenapa?" Tanya Dimas malas.

Tersungging senyum sinis di wajah Raina,"aneh. Kamu terlalu jauh berubah Dimas" ujarnya. Raina mengalungkan tangannya di leher Dimas.

Wanita paruh baya itu mengelus rahang Dimas.

"Astaghfirullah! Ya Allah dimas di grepe-grepe. Begimane ini?! Ajegee gue udah gak suci woy! Malaikat tolong pindahin semua dosa dimas ke nih orang" Dimas melepas paksa tangan Raina.

"Kamu menolak sentuhan ku hm?" Raina tersenyum psikopet.

"Lo gila kali ya! Gue anak lo bego!" Maki Dimas. Ia bergedik ngeri.

"Ah kamu amnesia ya. Padahal tiap malem kita selalu menghabiskan waktu bersama"

"Jijik anjir!"

"Dimashhh" Raina menggigit bibir bawahnya menggoda Dimas.

Dimas yang amnesia sangat menggoda di mata Raina. Tampilannya yang urakan, wajahnya semakin tampan. Dimas mengambil ancang-ancang ketika melihat Raina seperti ingin memeluknya. Lantas Dimas langsung menutup pintu kamarnya dengan kencang.

Dimas TransmigrationWhere stories live. Discover now