14. Martabak🍃

61 11 3
                                    

Setelah makan, Lingga memutuskan untuk pulang. Mie ayam mbak Yayang memang selalu meningkatkan moodnya.

Saat di jalan, Lingga udah mulai acara nyanyi dadakan yang membuat para pengguna jalan lain agak tergerak untuk menyumpal mulut Lingga dengan kaos kaki yang belum kecuci.

"Asoy geboy ngebut di jalanan Ibu Kota!! Dipayungi lampu kota di sekitar kita!" Lingga melajukan motornya sambil melantunkan sebuah lagu dengan judul mobil balap dari Naif. Bedanya cuma sekarang dia sedang mengendarai motor.

"Kapan gue di ajarin bawa mobil ya"  batin Lingga.

"Suatu hari ada orang yang menantang diriku, gairah pembalapku makin tak tertahan! Kubalap dia dari kiri, banting kanan! Setttttt settttt setttt" Lingga menyalip kendaraan lain dengan lihai dan mulus.

"Apa gue daftar MotoGP aja kali yak?! Nyalip motor udah ahli, nyalip mobil, jangan di tanya brodi! Nyalip pacar orang? OOOOOOO, jelas kagak bisa lah" ujar Lingga dengan segala pikiran absurd-nya.

Sebelum pulang ke rumah, Lingga mampir terlebih dahulu ke salah satu penjual martabak langganannya. Martabak terang bintang pak Jamal, adalah tempat Lingga nongkrong ganteng pas dulu masih SMA.

"YUHUUU PAK JAMAL!! GUTT APTERNUM" Sapa Lingga dengan senyum lebar.

"EHEYYY ADA DEN LINGGA!! Dari mana aja den? Udah lupa sama bapak?" tanya pak Jamal dengan spatula yang masih di pegang.

"Aelah, baper amat bos!" Lingga duduk di atas kursi plastik sambil naikin satu kaki. "Biasa bos! Cokelat keju!" ujar Lingga.

Pak Jamal cuma ketawa sambil geleng-geleng. "Mentang-mentang udah jadi mahasiswa, yang lama di lupain ya" sindir pak Jamal.

"Suer tekewer kewer deh pak ya, gak ada martabak paling maknyus selain disini. Tapi sayang, ada yang kurang"

"Kurang? Kurang manis?"

"Perkara kurang manis doang mah, Lingga tinggal ngaca pak"

"Trus kurang apaan dong?" tanya pak Jamal sambil membuatkan pesanan Lingga.

"Yang jual kurang muda!" jawab Lingga sambil tertawa.

Pak Jamal berdecak "gini-gini bapak masih ganteng den! Banyak yang bilang kalau bapak mirip salah satu anggota enciti! Cuma beda nasib aja"

Baru aja Lingga pengen jawab omongan pak Jamal, kedua matanya menangkap sosok Dior yang berjalan ke arahnya. Cowok itu baru saja keluar dari mobil, ia memakai kaos hitam lengan pendek dan celana jeans hitam yang robek di bagian lutut. Lingga akui, Dior emang ganteng begete, cuma ya nyebelin!.

Tidak ingin ketahuan, buru-buru Lingga bersembunyi di bawah meja.
Bisa gagal acaranya makan terang bintang kalau Dior tau dirinya disini. Terdengar Dior yang memesan satu loyang martabak cokelat keju, membuat Lingga mendengus. Lihat saja, ia dengan Dior memiliki selera yang sama!.

"Martabak cokelat keju siap di bawa pulang! Lah? Lah? Kemana si aden" pak Jamal celingak celinguk mencari keadaan Lingga.

Dior yang melihat lantas mengerutkan keningnya "Cari siapa pak? Pelanggan?"

"Iya nih. Tapi kok hilang ya? Macam Kalong Man aja"

Lingga yang masih bersembunyi di bawah meja langsung menghela nafas lega. Untung pak Jamal tidak menyebut namanya. Diam-diam Lingga melirik Dior yang sibuk dengan hpnya, dirasa aman, Lingga dengan cepat keluar dari persembunyiannya dan berlari ke arah parkiran motor.

Lingga mengelus dada sambil menormalkan deru nafasnya. "Adehh, untung si udel gak liat gue"

"Gak ada udel seganteng gue"

Lingga membalikkan badannya perlahan dengan mata melotot. Dior Ranata Putra Baskara, sedang berdiri di hadapannya dengan kedua tangan yang masuk kedalam saku celana.

"Nga-ngapain lo disini?"

"Ini jalan punya lo?" Dior nanya balik dengan satu alis terangkat.

"Terserah lo ngen, gue mau pulang!" ujar Lingga lalu berjalan cepat kearah pak Jamal.

"Nah, dari mana den? Wong di cariin juga" tanya pak Jamal.

"Kabur dari Alien pak!" sahut Lingga lalu memberikan uang pada pak Jamal dan langsung mengambil martabaknya "kembaliannya bawa aja pak" lalu pergi.

"Hadehh, wong uang pas gini kok" ujar pak Jamal sambil geleng-geleng.

Saat hendak naik ke atas Moling, detik itu juga Dior langsung menarik tangan Lingga.

"Mau kabur kemana?"

"Kabur apaan! Lepas, gue mau pulang"

Dior tetap menggenggam tangan Lingga disaat cowok yang lebih pendek darinya ini sibuk memberontak "anter gue ke konter pulsa" ujar Dior.

"Dih ogah, bensin mahal!!" sahut Lingga.

"Nolak perintah bos?"

"BODO AMAT!! LEPAS GAK? GUE MAU PULANG!!" teriak Lingga.

Dior hanya terkekeh lalu mengacak rambut Lingga "Yaudah, hati-hati" lalu setelah itu pergi meninggalkan Lingga.

"Nyebelin banget sih tu cowok, udah mah gak jelas, suka muncul tiba-tiba" decak Lingga. Cowok itu naik ke atas motornya, lalu melaju pergi menuju rumah dengan wajah masam.

Sedangkan Dior yang melihat kepergian Lingga, cuma geleng-geleng "Lingga, Lingga" gumamnya pelan.

✧─── ・ 。゚★: *.✦ .* :★. ───✧
 

𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞:𝟏𝟗-𝟎𝟓-𝟐𝟎𝟐𝟑

DIOR (HARUKYU) Where stories live. Discover now