DIOR (HARUKYU)

15. Laptop Dior yang berpulang🍃

Dior duduk di atas sofa sambil melamunkan sesuatu. Entah kenapa akhir-akhir ini wajah cantik Lingga tercetak jelas dalam pikiran, hati, dan jiwa raganya.
Harus Dior akui, ia tertarik dengan sosok Lingga Sastrana Winata. Dari sekian banyak cewek dan uke yang menyukainya di kampus, entah kenapa Lingga sangat menyita perhatiannya.

Sambil menghisap rokok, Dior mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Lingga. Tanpa sadar ia tersenyum mengingat wajah kesal Lingga saat Dior memintanya jadi babu tanpa di gajih. Sikap Lingga yang judes dan tukang nge-gas malah membuat Dior semakin tertarik.

Laskar yang sedari tadi memperhatikan Dior merasa sedikit curiga. "Kerasukan jin apa lo?" tanya Laskar.

"Bacot, Las. Ganggu aja lo" decak Dior.

"Ada tikus di balik gorong-gorong nih" Laskar mengusap dagunya sambil menatap Dior dengan kedua mata yang memicing.

"Jangan-jangan si Dior habis menang lotre lagi! Wah gak bagi-bagi ini anak!" batin Laskar.

"Gak jelas lo Las!"

"Kenapa lo? Mikirin cewek atau uke cakep?" tanya Laskar.

"Ngawur!"

"Oh ya, gue lupa kalau lo bltg

"Bltg?"

"Iya bltg, bujang lapuk tapi ganteng"

"Tai ah" Dior melemparkan sebuah asbak ke arah Laskar sambil melotot. "Mau gue hajar lo?!!"

"Makanya cari pacar lah, Yor!" sahut Laskar. "Hidup lo terlalu monoton cok"

"Gue kagak punya waktu" sahut Dior.

Laskar berdecak. "Pacaran aja sama tiang basket noh!"

"Y"

Laskar beranjak berdiri lalu duduk di samping Dior.

"Mau masuk klub GGL bareng si bang Orion?"

"GGL apaan lagi?" tanya Dior tanpa melirik Laskar.

"GANTENG-GANTENG LAPUK!! BHAHAHA" jawab Laskar, membuat Dior menggeleng heran.

"Atau lo mau gabung bareng gue sama Justin di PPC? Playboy-playboy cakep!"

Dior menggeleng kuat. "Ogah! Urus satu aja gue udah pusing, apalagi banyak!"

Laskar berdiri dari dudukannya. "NAH KAN! Berarti ada orang yang lagi lo pusingin dong? Siapa tuhhh?!" tanya Laskar dengan alis yang naik turun.

"Gak ada"

"Siapa, Yor?! Anak fakultas mana?!"

"Hukum"

"Hukum ya" Laskar mengusap dagunya sambil berfikir siapa anak fakultas hukum yang sudah membuat sahabatnya ini pusing.

"Oh! Windi?" tanya Laskar.

"Bukan"

"Widya?"

"Bukan"

"Anggrenia?"

"Bukan! Udah diem lo!"

Laskar tidak menyerah, ia terus berfikir nama-nama cewek dan cowok yang menurutnya cantik di fakultas hukum yang ada di kampus mereka.

"Farrel?"

"Juan?"

"Karina?"

"Panca?"

"Lingga?"

Dior tersenyum saat nama Lingga di sebut oleh mulut sexy Laskar.

Laskar yang melihat senyuman Dior, langsung duduk lagi di sebelahnya. "Lingga ternyata yee, tapi dia emang cakep sih. Bodinya macam gitar Spanyol"

"Otak lo di filter dikit, Las" ujar Dior menoyor kepala Laskar.

"Sensi banget lo, Yor! Kayak emak-emak berebut diskon"

✧─── ･ ｡ﾟ★: *.✦ .* :★. ───✧

"Hai babu"

Lingga, menatap datar pada Dior yang berdiri di hadapannya. Tidak mau membuat kerusuhan di pagi hari ini, Lingga memilih mengabaikan Dior, dan lanjut berjalan menuju kelasnya.

Dior, yang di perlakukan seperti itu, langsung mengejar Lingga yang sudah mulai jauh.

"Btw, lama juga kita gak ketemu" ujar Dior yang berjalan di sebelah Lingga.

Lingga menghela nafas. "Emang udah paling bagus itu"

"Kagak kangen sama gue?"

"Dih, ogah" sahut Lingga, langkahnya di percepat agar segera bebas dari cowok jangkung di sebelahnya ini.

Senyum tipis tercetak di wajah Dior saat mendengar jawaban jutek dari Lingga.

"Eh, mau tau sesuatu gak?" tanya Dior, sedikit bersemangat.

"Enggak!"

"Oke, gue kasih tempe. Jadi kamarin laptop gue berpulang jam dua satu titik nol nol malam, di kamar gue" Dior menatap Lingga yang terus berjalan tanpa minat untuk menatapnya.

"Trus, udah lo kremasi?" Dior terkekeh saat mendengar pertanyaan Lingga.

"Enggak, gue jual ke tukang rombengan" sahut Dior.

"Semoga masuk surga dan di terima di sisinya" setelah mengatakan itu, Lingga langsung berlari menuju kelasnya yang sudah didepan mata.

"OYYYY, NANTI ANTERIN GUE BELI YANG BARU"

"Gak, gue gak denger" batin Lingga yang sudah siaga satu dari tadi.

✧─── ･ ｡ﾟ★: *.✦ .* :★. ───✧

𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞:𝟏𝟑-𝟎𝟔-𝟐𝟎𝟐𝟑