Bab 40

6.2K 340 4
                                    

"Melihat kamu akhirnya disini, bisa saya simpulkan kalau kamu akhirnya mau menikah dengan Venezio?" tanya Alice dingin.

Saat ini hanya ada Venezio, Aletheia dan orang tua Venezio. Sementara si kembar saat ini sedang tertidur. Kedua anak itu kelelahan setelah bermain sedari pagi.

"Iya Ma," jawab Venezio cepat.

"Mama nggak tanya kamu. Jadi kamu diam aja Zi,"

"Mama jangan dingin-dingin gitu, kasihan Aletheia," saut Rico yang kini mengusap bahu istrinya.

"Hm,"

Venezio menggenggam tangan Aletheia. Aletheia akhirnya menatapnya dan Venezio membalasnya dengan senyuman.

"Gapapa, semuanya bakal baik-baik saja," ucapnya pelan.

Mau tak mau Aletheia tersenyum kecil melihatnya. Ia menjadi sedikit tenang.

Alice dan Rico yang melihat interaksi itu mau tak mau tercengang. Mereka tidak menyangka Venezio akan bertingkah begitu. Selama ini mereka berfikir bahwa Venezio ingin menikahi Aletheia karena kasihan terhadap anak-anaknya. Namun sekarang, pemikiran itu sepertinya tidak benar. Terlebih Alice. Ia menahan air matanya.

"Jadi, kalian mau nikah kapan? Lebih baik secepatnya." kata Alice lagi.

"Memang mau secepatnya. Aku sama Aletheia belum rundingan sih pestanya mau kapan, soalnya Aletheia juga baru kerja,"

"Apa?" tanya Alice syok. "Lebih baik kamu berhenti kerja,"

"Ma..." panggil Zio lembut.

"Eh ... Sa- saya kerja di Esthétique,"

"Esthétique?" tanya Rico memastikannya.

"Iya,"

"Kayaknya Aletheia bakal nggak punya waktu kalau dia kerja disana. Bagaimana kalau mama yang ngasih rekomendasi pernikahan Zio sama Aletheia?" tanya Rico kemudian.

"Boleh,"

"Makasih tante,"

"Iya,"

Selesai acara makan itu, Aletheia memilih untuk pulang karena besok bekerja. Venezio pun mengantarnya. Lagi-lagi Aletheia meminta untuk mampir ke Apotik.

"Mau beli obat tadi?" tanya Venezio lagi.

"Iya,"

"Kamu segitunya nggak mau hamil anak aku lagi? Kita mau nikah loh,"

"Bisa nggak, otak kamu di pake dikit? Aku bisa malu kalau sampai hamil di luar nikah lagi,"

"Sorry," ujar Venezio.

Sampai di Apotik, Aletheia kemudian keluar dan membeli obat pencegah kehamilan. Sampai di mobil, Venezio mengeluarkan sebotol air. Aletheia kemudian meminumnya.

Venezio melanjutkan mengemudi lagi. Aletheia hanya diam dan menatap keluar jendela. Suasana didalam sangat hening. Hingga sampai di depan rumah. Aletheia masih saja tetap diam.

"Al-"

"Ven jawab jujur. Kenapa kamu mau menikah sama aku?" tanya Aletheia.

"Ya karena aku suka sama kamu," jawab Venezio cepat.

"Kenapa kamu mau nikah sama aku? Lebih baik kamu jawab jujur sebelum aku berubah pikiran buat batalin pernikahan ini!" ujar Aletheia tegas. Ia menatap mata Venezio.

"Aku tau kamu nggak suka aku!" kata Aletheia lagi.

Venezio menghela nafas. "Itu benar."

Ia kemudian tersenyum dan menyentuh pipi Aletheia. "Kamu ternyata ngerti aku banget ya,"

KARMA -TAMAT-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang