Bab 71

3.9K 299 9
                                    

Mereka menuju ke rumah sakit diantarkan oleh Mr. Andri. Sepanjang perjalanan Arshaka mengocehi sikap Arcana dan Xavier. Pada akhirnya Arcana menyuruh adiknya itu diam.

Ketika melihat tempat jualan bubur, Arcana meminta berhenti karena ia ingin membeli bubur untuk papanya. Mr. Andri pun turun dan lebih memilih untuk membelikannya.

"Xavi, ulang tahun kamu doi rayain dimana tahun ini? Di Jepang lagi atau di Spanyol?" tanya Arshaka.

"Di Jepang kayaknya."

"Jauh banget ngerayainnya," kata Arcana.

"Mamanya Xavi blasteran orang Spanyol-Inggris-Indonesia. Kalau papanya orang Jepang-Indonesia. Dia ini blasteran."

"Woww... Keren. Orang tua kalian ketemu dimana? Waktu kuliah?" tanya Arcana antusias.

"Di taman nasional Zhangjiajie," jawab Xavier.

"Itu dimana?" tanga Arcana penasaran.

"China."

"Tempat itu bagus tau Cana. Aku pernah kesana sama Xavi. Kamu tau film avatar nggak yang banyak gunung-gunung tebing pohon itu loh,"

"Oh iya-iya. Itu bagus. Aku jadi pingin kesana,"

"Kalau kamu mau kita bisa pergi besok," saut Xavier.

"Ya nggak besok juga Xavier,"

"Terus kapan?" tanya Xavier dengan menatap Arcana yang berada di belakangnya. "Minggu depan?" tanyanya lagi.

"Kalau mama udah sembuh aja. Kita bisa pergi bersama kesana. Kamu ajak papa sama mama kamu. Kita bisa bertamasya bersama."

"Ide bagus. Semoga mamamu cepet sembuh ya,"

Arcana tersenyum dan menganguk.

Tak lama Mr. Andri kembali. Dan obrolan mereka berlanjut seputar Arshaka yang bertanya Xavier ingin meminta kado apa,

"Shaka, nggak suprise dong jadinya kalau Xavi tau,"

"Ya kan biar ga salah beli." gerutu Arshaka. "Oh ya, kamu jadi mau belajar naik kuda?" tanya Shaka lagi.

"Jadi, kamu mau ikut?"

"Nanti deh, aku minta izin papa juga." kata Arshaka.

Arcana seketika mendapatkan ide untuk kado Xavier. Ia tau akan membelikan apa untuk Xavier.

Sampai dirumah sakit, mereka bertiga masih berbincang di ikuti oleh Mr. Andri. Dan ketika sampai di ruangan mamanya, mereka melihat papa mereka yang dibawa keluar dari kamar mamanya.

"Papa," panggil Arcana. "Papa mau dimana kemana tante?"

Mr. Andri yang memang sering bertemu dengan Venezio pun hafal dengan orang tersebut. Ia segera bertanya pada Dokter keadaan laki-laki itu.

Zio pingsan karena anemia dan dehidrasi. Terlebih keadaan istrinya yang memburuk membuat kondisi psikisnya tidak baik. Mr. Andri kemudian bertanya nomor telfon nenek si kembar. Arcana tidak hafal terlebih handphonenya mati karena tidak ada baterai. Sementara Arshaka kelupaan membawanya. Mr. Andri akhirnya menelfon orang tua Xavier dan menjelaskan keadaannya agar segera datang ke rumah sakit.

Namun, karena mama Xavier tak kunjung mengangkatnya. Ia menelfon papa Xavier. Di dering kedua, ia mengangkatnya dan Mr. Andri menjelaskan keadaanya. Setelah melapor pada tuan besarnya, bu bosnya menelponnya. Andri kemudian menjelaskannya kembali.

Arcana kemudian mengikuti Dokter tersebut dan bertanya keadaan papanya yang dibawa ke ruangan yang lain. Ia sebisa mungkin menahan tangisnya agar tidak pecah. Tangannya meremas kuat tangan Xavier disampingnya. Begitu pula Arshaka yang juga meremas kuat tangan Xavier didekatnya.

KARMA -TAMAT-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang