3. Luka sang Bumi

536 91 33
                                    

"Kalian berdua, lari keliling lapangan tiga kali!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalian berdua, lari keliling lapangan tiga kali!"

"Baik, Pak!"

Kesialan menimpa Asta hari ini. Di hukum karena lupa membawa baju olahraga. Walau pun bukan hanya Asta, melainkan ada satu teman sekelasnya yang juga lupa membawa. Tetapi tetap saja, rasanya menyebalkan, apalagi dirinya harus menyusul pengambilan nilai di minggu yang akan datang.

"Jangan cemberut terus! Nggak cocok sama karakter lo yang pecicilan dan tukang senyum sana-sini!" celetuk seseorang yang berlari di sebelah Asta. Dia adalah Dino, ketua kelas badung yang sayangnya mengemban tanggung jawab besar.

Mendengar itu, bibir Asta semakin mencebik. "Senyum itu ibadah, ya, Dinosaurus!"

"Heh! Nama gue Dino, bukan Dinosaurus!"

"Suka-suka aku, lah, mau manggil apa."

"Bocil kurang ajar!"

"Kamu juga bocil!"

"Mana ada! Gue udah enam belas tahun, ya! Sedangkan lo? Masih bocil, 'kan, lo? Hahaha!"

"Jangan ketawa! Tiga bulan lagi aku genap lima belas! Bukan bocil!"

"Bocil mah bocil aja wleee!!"

"Dinosaurus jelek! Aku sumpahin kamu kesandung!"

"Aduh! Aww! Kaki gue!!" Lalu teriakan itu menyita seluruh perhatian anak-anak IPA 2, termasuk Asta yang masih mencerna keadaan. Dimana, Dino sudah tersungkur jatuh di depannya.

Ucapannya langsung menjadi kenyataan?

Yang menjalani hukuman pada akhirnya hanya Asta seorang. Setelah tadi dinyatakan kakinya terkilir, Dino di hantar ke UKS oleh beberapa murid laki-laki. Dan kini Asta sudah menyelesaikan hukumannya. Berjalan dengan lesu ke arah guru olahraga yang menunggu di tepi lapangan.

"Capek?"

Asta mendongak, menatap kedua bola mata guru di depannya. "Enggak, Pak." Senyum lebar Asta terlihat menyilaukan, bahkan seakan menyaingi matahari siang ini. "Enggak salah lagi maksudnya!"

Lalu tawa dari guru laki-laki itu mengudara dengan bebas. "Kok bisa lupa bawa baju olahraga? Padahal kamu terkenal sebagai murid paling rajin lho. Jarang kena hukuman."

"Lupa, Pak, ya namanya juga manusia." Sekarang Asta sudah duduk di bawah pohon yang mampu melindunginya dari sengat sinar matahari. Sembari menyaksikan teman-temannya yang mulai melakukan pemanasan.

"Duduk di sini dulu, nanti baru ke perpustakaan. Bapak tinggal, ya?"

"Okay Bapak!"

Sebagai hukuman, Asta harus merangkum materi tentang sejarah bola basket. Merasa napasnya sudah membaik, Asta memilih untuk segera beranjak dan menyelesaikan tugasnya. Supaya nanti bisa beristirahat cepat bersama teman-teman sekelasnya.

|✔| Surat Terakhir SemestaWhere stories live. Discover now