b

170 35 2
                                    

"Jay, dicariin kak Jongwoo tuh"

Jay mengabaikannya, suara Kamden ia anggap hanya angin lalu. Jay tetap duduk di tempat duduknya sambil menidurkan kepalanya di atas meja, ceritanya merajuk. jelas taruhan tadi pagi Jongwoo pemenangnya, tapi itu curang! Jay tak terima.

"ada di dalem tuh kak, gak tau kenapa, gue dicuekin"

samar samar Jay mendengar suara Kamden mengobrol dengan Jongwoo, dan yang menyebalkan adalah Kamden mempersilahkan Jongwoo masuk untuk bertemu dengan Jay.

"aiihhh, Kamden!" suara hati Jay yang sebal dengan teman sebangkunya itu.

Jay memilih pura pura tidur, berharap kakak kelasnya itu segera pergi, karena Jay juga kelaparan, jam makan siang sudah mau habis, tapi Jay belum pergi ke kantin. niatnya memang Jay tak mau bertemu dengan Jongwoo, takut ditagih perihal taruhan tadi pagi.

sedangkan Jongwoo yang melihat Jay di tempat duduknya menganggap tetangganya tersebut sedang tidur, Jongwoo menghampiri dan duduk di sebelah Jay. ia menaruh sekotak makan siang, susu, dan air putih di meja Jay.

"gitu aja segala marah, anak kecil"

Jay ingin sekali menginjak kaki kakak kelasnya tersebut, ingin sekali. tapi disini Jay sedang pura pura tidur, kalau langsung tiba tiba menginjak kaki seseorang di sebelahnya, ketahuan dong nanti. jadi Jay hanya berbicara dihatinya saja.

"loh? gak jadi ngobrol sama Jay tah??"

"ngga, anaknya tidur. nitip makanan ya, tuh anak belum makan siang"

"sip bang!"

setelah memastikan suara Jongwoo tidak terdengar lagi, Jay membuka matanya dan menoleh ke sebelah mejanya yang kosong, mendapati seperangkat makan siang dengan sticky notes berwarna hijau dengan pesan 'di makan anak kecil, nanti sakit gue yang repot'

Jay mengambil sticky notes tersebut lalu ia simpan di saku celananya, tangannya siap untuk menyantap makanan pemberian Jongwoo, ini karena ia lapar, kalau tidak pun, tetap Jay terima sih, ini cuma masalah gengsi.

"loh, tadi katanya tidur"

"gak jadi tidur, laper"

"marahan tah?"

"gak tuh"

"halah"

Kamden tertawa meledek, dari raut wajahnya saja Kamden sudah tau kalau Jay sedang sebal dengan kakak kelasnya tersebut, tapi untuk masalahnya, Kamden kurang tau.

"tadi kata bang Jongwoo, baliknya bareng, ditungguin nanti di gerbang"

"kok gitu?!"

"mana gue tau"

kan masih marah, kenapa diajak pulang bareng?? nanti gak jadi marahnya :(


――

a. woojay [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang