m

81 23 2
                                    

"aaaah kamdeenn gimanaa dong!"

"ya mana gue tau, lo gak cerita apa apa, gimana mau tau gue"

Sejak jam istirahat Jay terus merengek tak jelas ke Kamden, Kamden pun tak tau permasalahannya apa, tapi melihat murungnya Jay cukup membuat Kamden khawatir, Kamden percaya, hal ini tak jauh jauh dari kakak kelasnya tersebut.

"coba cerita dulu, biar gue tau masalah lo apa"

Jay coba memikirkan dari mana dia mau bercerita, matanya terpejam membayangkan kejadian kemarin bersama Jongwoo, seketika wajahnya merah merona yang mana tak luput dari pandangan Kamden.

"Kamdeenn..."

"hmmm??"

sejak tadi Kamden dengan sabar menunggu Jay bercerita, mereka sedang di taman sekolah, dengan posisi Jay tiduran dan menggunakan paha Kamden sebagai bantalan, ini pertama kalinya untuk Kamden mempersilahkan seseorang menggunakan badannya untuk jadi bantalan. dan itu hanya berlaku untuk Jay.

"aku bingung mau cerita dari mana"

"intinya aja, masalahnya dimana???"

"emm, kak Jongwoo dari kemarin gak kelihatan, kaya ngehindar, nyebelin banget. pagi ini aku sengaja telat banget biar ketemu dia, eh, malah ngga ketemu. terus sebelum masuk kelas juga sempet cek kelasnya, kata kak Hao belum dateng"

kan, pasti. batin Kamden berucap, "bukannya udah baikan kemarin kemarin??? marahan lagi??"

Jay menggeleng, "nggaa, ngga marahan. aku gak tau kenapa, padahal aku.... emmm, apa yaa???"

Kamden masih menunduk mendengarkan cerita sepotong potong Jay, "cerita aja sih, siapa tau gue bisa bantu", tawar Kamden.

"huh, iya deh. jadi, kemarin habis jajan kan, terus main ke rumah kak Jongwoo, gak tau gimana mulainya pokoknya kita udah duduk hadap hadapan tuh terus tangannya kak Jongwoo ada di muka aku, yaaa itu sih aku yang mulai―"

wajah Jay kembali merona, bahkan sampai menjalar ke telinga

"―terus gak lama, aku ngerasa jari kak Jongwoo nyentuh bibir aku, terus-"

"stop stop, biar gue tebak"

"apaa?"

Kamden tau (sok tau) kemana arah cerita Jay, saat memikirkannya Kamden lumayan kesal dan panas. pikirannya membayangkan bagaimana kejadian yang Jay ceritakan, dengan modal keberanian dan degup jantung yang kencang, Kamden menangkup wajah Jay, menahan agar tetap menatapnya, setelah itu Kamden semakin menundukkan kepalanya, sampai...

"....."

bibir Kamden menyentuh bibir ranum Jay, "lo begini sama bang Jongwoo???", ucap Jongwoo saat sudah menjauhkan wajahnya.

"ngg― eh?!"

Jay terduduk, sedikit menjauh dari Kamden saat sadar hal yang baru saja terjadi, jarinya memegang bibirnya yang masih merasakan bagaimana tekstur bibir seseorang yang ada di depannya.

first kiss??

Jay tiba tiba saja berlari meninggalkan Kamden di taman tersebut, membuat Kamden merasa senang dan sedikit merasa bersalah. Kamden tau Jay menyukai Jongwoo walaupun anak tersebut masih mengelak, Kamden juga tau hal yang barusan tak seharusnya Kamden lakukan, tapi mau gimanapun, rasa gejolak di hatinya yang mendorongnya melakukan hal tersebut.

Kamden tak tahu gimana nantinya akan menjelaskan ke Jay, tapi Kamden membuat pilihan, saat inilah Kamden harus menyatakan perasaan ke Jay.

Walaupun sudah tau, bahwa keinginan yang dibayangkan tak akan mungkin terwujud.

a. woojay [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang