Bab 15 - penyerang mall

55 13 2
                                    

Syung
Syung
Syung

Jean melepaskan 3 anak panah sekaligus,membuat musuh didepannya langsung terjatuh. Juan masih melawan orang yang menyerangnya,ia menendang orang itu kesegala arah.

"Kurang ajar beraninya keroyokan." Ucap pemimpin itu kepada Juan,padahal di sisi Juan hanya 3 orang melawan 6 orang di hadapannya.

"Gak kebalik? Lo kali yang pengecut." Juan langsung mengambil pistol yang sedari tadi ia sembunyikan di belakang saku celananya...

Dor
Dor
Dor

Juan berlari ke bagian depan mobil ia melompat sehingga kakinya yang sangat panjang mengenai kepala pelaku,"hah,beraninya keroyokan maju sini."

Jean mengeluarkan pisau pisau miliknya ia lemparkan sehingga mengenai paha para musuh,"arkh sakit bodoh."

Jean sangat bersemangat melepaskan anak panahnya tepat mengenai jantung musuhnya itu,"syung Jleb."

Disisi lain,Gavin masih enggan membantu Jean namun ia mengamati cara Jean bermain dengan lawannya,"cantik dan berani,Kenapa kak Dikta gak bantu dia? Apa dia nunggu semua habis baru keluar? Ah pengecut sekali dia."

Tidak lama kemudian Dikta keluar membantu Jean,Karna musuhnya sangat ingin menghabisi Jean,"kenapa malah banyak yang muncul ini."

Jean dan Dikta memandang musuh semakin lama semakin banyak yang datang,"ah sialan,kalian menyia-nyiakan waktuku. Dikta kita habisi mereka."

"Siap Nonna."

Jean dan Dikta langsung mengeluarkan senjata andalan mereka yaitu panahan dan pedang,"Nonna serang depan dan samping kiri aku akan belakang sama kanan." Jean mengangguk lalu ia bekerjasama dengan Dikta untuk melumpuhkan musuhnya hingga 2 jam kemudian mereka selesai menghabiskan semua nyawa musuhnya,Juan langsung menghubungi anak buahnya untuk mengangkut jasad musuhnya tersebut.

Dikta yang teringat akan sang adik ia mencoba izin ke toilet sebentar untuk bertemu sang adik yang sedari tadi mengintip mereka,"Kau mengapa diam disini?"

Gavin hanya tersenyum sambil sekali melirik kearah Jean,"siapa wanita pemberani itu?"

Dikta menatap orang yang dimaksud Gavin,"dia nonna muda dari keluarga owais."

"Berarti yang lelaki itu Juan Manuel Owais?" Sambung Gavin dan diberi anggukan Dikta sebagai jawabannya.

"Oh ternyata kau anak buah dari mereka begitu?" Kenapa kau mau?" Tanya Gavin yang semakin penasaran kenapa kakaknya memilih menjadi anak buah keluarga owais daripada membantunya.

"Kau lupa saat perusahaan papah bangkrut siapa yang bantuin? Kakek owais kan? Siapa yang nyelamatin nyawa kau saat di rundung teman sekelasmu?."

Gavin memikirkan siapa wanita yang dulu sempat menolongnya saat ia mengalami perundungan,kemudian Gavin menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya saat ia sadar jika wanita yang menjadi Nonna muda itu adalah wanita yang sama saat dirinya ditolong waktu sekolah.

"Kak,serius dia berubah banyak sekali. Aku harus mengucapkan terima kasih kepada dia." Ucap Gavin,namun saat Gavin akan melangkah keluar tiba tiba ia ditodong dengan anak panah siapa lagi kalau bukan Jean

"Siapa kau? Apa kau salah satu dari mereka? Kau apakan Dikta?" Tanya Jean yang masih menodongkan anak panahnya itu,Gavin tersenyum kepadanya.

"Nonna,apa kau lupa denganku? Aku laki-laki yang pernah kau tolong jaman sekolah dulu."

Jean masih enggan menurunkan anak panahnya itu,"siapapun kau,aku tidak mengingatnya. Yang jelas kau apakan Dikta?"

"Nonna,ini adik saya Gavin dia temen sekolah Nonna Jean saat masih di Indonesia dulu." Ucap Dikta,mencoba menyakinkan kepada Jean namun sepertinya mood Jean sedang tidak baik-baik saja.

"Terserah kau siapa,Dikta mari pulang antarkan aku kembali pulang. Biar kak Juan bawa barang belanja tadi." Ucap Jean sambil berjalan meninggalkan Gavin yang memberikan senyuman kepada Jean

"Aku duluan,buruan pulang jangan cari masalah." Bisik Dikta lalu ia mengikuti langkah Jean menuju motor sport miliknya.

"Aku akan mengejar perempuan itu,cari tau rumahnya dimana dan pantau aktivitas dia dan pastikan dia dalam keadaan aman." Ucap Gavin kepada anak buahnya.

Princess and King Of MafiaWhere stories live. Discover now