Part 7

3.8K 448 38
                                    

DETIK jam tangan yang terdengar di tengah kesunyian membuat Taeyong mengigit kecil bibir bawahnya; tidak sabar menunggu hingga jam kerja berakhir. Bukankah Jaehyun akan mengajaknya untuk melakukan seks lagi? Lelaki itu sudah berjanji saat pagi tadi. Menunggu dan berharap tubuhnya mendapatkan sentuhan dari Jung Jaehyun membuat Taeyong terlihat seperti jalang murahan yang dapat di tawar dengan harga murah. Namun tentu saja kenyataannya tidak seperti itu! Taeyong menyukai Jaehyun, jadi tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan yang datang padanya.

Iris hitamnya yang terhalang kaca mata baca terus memandangi jam tangan, ini pukul 18.58, hanya tersisa dua menit lagi ia bisa mendapatkan seluruh fantasinya. Kenapa waktu berjalan lama sekali?! Mengetuk lantai dengan ujung sepatu pantofelnya, Taeyong mendesah berat sebelum akhirnya beranjak dari kursi sekertaris di depan ruangan direktur, ia menatap pintu besar berkayu mahoni sebelum memantapkan diri untuk mengetuk.

Satu tangannya bergerak membuka pintu, memperlihatkan pemandangan yang berhasil membuat Taeyong menahan napasnya beberapa detik. Di dalam ruangan Direktur, Jaehyun sedang mengerjakan sesuatu di MacBook nya dengan rambut yang sedikit acak-acakan, lengan kemeja hitamnya tergulung hingga siku dan dua kancing kemejanya terbuka. Gila! Bukankah ini sedikit keterlaluan? Kenapa Jung Jaehyun terlihat begitu tampan bukan main sehingga Taeyong merasa dirinya tidak pantas mendapatkan kesempatan emas; merasakan tubuh lelaki Jung itu.

"Oh sekertaris Lee," Jaehyun memandang Taeyong dengan sayu, "sudah mau pulang?"

'Ya, pulang dan merasakan ciumanmu yang memabukkan itu.' batin Taeyong liar. Tapi ia hanya memberikan anggukan singkat, tidak berani mengutarakan pikiran tak senonoh nya.

Jaehyun mengulum bibir. "Pulanglah terlebih dulu, aku harus lembur karena ada pekerjaan yang perlu di selesaikan malam ini."

Seketika harapan Taeyong yang melambung setinggi langit  kini sudah berada di inti bumi dengan mengenaskan, kekecewaan tersirat jelas di bola mata hitamnya yang redup. Namun sayang, Taeyong tidak bisa mengutarakan rasa kecewa tersebut. Bukankah wajar bila Jaehyun sibuk bekerja? Tidak seharusnya Taeyong berharap lebih, sial.

"Oh," Taeyong mengangguk paham, ia membungkukkan tubuh. "Jika begitu aku pulang terlebih dulu, selamat malam Direktur."

"Selamat malam, sekertaris Lee." balas Jaehyun dengan senyuman tipis.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Taeyong untuk keluar dari ruangan Jaehyun dan menarik napas panjang demi mengisi paru-parunya yang sesak. Tidak bisakah Jaehyun meninggalkan pekerjaan demi menghabiskan malam panas bersamanya? Bodoh! Tentu saja itu tidak dapat dilakukan, memang siapa Taeyong berhak meminta lebih?!

Kaki jenjangnya menelusuri koridor kantor yang sebagian lampunya padam; tanda bahwa hampir semua karyawan sudah pulang. Ini pukul tujuh malam dan Taeyong tidak memiliki jadwal untuk mengisi waktu luangnya. Haruskah Taeyong pergi ke bar atau club? Ah, tidak. Rasanya saat ini ia enggan mendengar suara berisik dari musik dan DJ. Lamunan panjang membawa Taeyong hingga basement tempat mobilnya terparkir, ia mengeluarkan ponsel dari kantung celana dan memilih untuk menghubungi temannya; Nakamoto Yuta.

"Ya?"

"Di mana?"

Yuta adalah lelaki berkewarganegaraan Jepang yang memilih menetap di Korea sejak sekolah menengah atas. Sudah cukup lama Taeyong mengenal temannya yang satu itu, meskipun kini keduanya jarang bertemu karena sibuk bekerja—tapi tali pertemanan mereka masih terjalin baik.

"Apartemen, baru saja menyelesaikan photoshoot terakhir." jawab Yuta dengan hembusan napas berat, "what can i help, beauty?"

Taeyong memutarkan bola matanya jengah seraya menonaktifkan alarm mobil lalu membuka pintu kemudi. "Aku bosan."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secretary Lee《Jaeyong》Where stories live. Discover now