Bagian Kelima

766 107 9
                                    

MASIH berlatar tempat di apartemen Taehyung, suasana canggung begitu kental mengisi antara dua insan yang saling terlibat perasaan berkecamuk di dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MASIH berlatar tempat di apartemen Taehyung, suasana canggung begitu kental mengisi antara dua insan yang saling terlibat perasaan berkecamuk di dalam hati. Jeongguk itu biasa diberikan, tapi sekarang tengah mencoba memberikan. Ini pertama kalinya Jeongguk membawakan makanan untuk seseorang diluar keluarga dan sahabatnya.

Sedang Taehyung terlihat tetap tenang secara kasat mata. Menyantap makanan yang Jeongguk bawa berupa sup yang telah dihangatkan. Nyatanya Taehyung sama gugupnya dengan Jeongguk. Bayangkan, ditatapi ketika makan adalah sesuatu yang paling membuat tidak nyaman. Maka karena itulah Taehyung menoleh ke tempat Jeongguk duduk, di sisi kanannya.

"Lo nggak suka acara TV nya?" Pertanyaan ini jelas sekali adalah sebuah sindiran. Sindirian untuk Jeongguk yang lebih tertarik menonton acara makan Taehyung ketimbang acara yang ditampilkan pada layar lebar di depan mereka.

Jeongguk yang tertangkap basah kini tampak salah tingkah. Beralih menatap layar TV di depannya kemudian mengangguk cepat. "Suka kok." Nadanya menunjukkan ketidakyakinan. Sangat meragukan untuk Taehyung akui kejujurannya.

Taehyung sendiri hanya menggelengkan kepala. Kembali melanjutkan acara makannya dengan tenang. Ada hening yang kembali mengisi, Jeongguk telah kehabisan topik untuk membangun sebuah perbincangan dengan Taehyung. Mungkin lain kali Jeongguk harus bertanya pada Mingyu agar pembicaraan mereka cukup luas untuk mengisi waktu.

Kemudian ponsel Jeongguk tiba-tiba berdering, yang mana membuat si empunya beranjak setelah izin pada Taehyung untuk berdiri sedikit jauh. Itu adalah panggilan masuk dari ayahnya. Ah, Jeongguk melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang anak yang diwarisi harapan orang tua.

Selesai dengan urusan panggilan teleponnya, Jeongguk kembali duduk di sisi Taehyung. Menemukan mangkuk Taehyung telah habis isinya. Sebuah senyuman terbit dengan jelas, Jeongguk secara terang-terangan menunjukkan rasa bangganya entah karena Taehyung telah menghabiskan makanannya atau karena makanan yang Taehyung habiskan adalah pemberiannya.

"Lo ada pengen sesuatu lagi?" Pertanyaan itu Jeongguk berikan sembari tanpa aba-aba mengulurkan tangan untuk mengacak rambut Taehyung. Mengusap puncak kepalanya dengan lembut. Baik yang diperlakukan dan yang melakukan terlihat sama-sama terkejut. Namun secara bersamaan mencoba menutup-nutupi.

"Emm." Taehyung menggeleng. Lidahnya kelu hanya untuk mengatakan kata tidak.

Jeongguk kemudian meraih mangkuk kosong tersebut, berjalan ke dapur dengan arah pandang Taehyung yang terus mengikuti. Jeongguk hanya meletakkan perkakas kotor itu di wastafel. Kemudian kembali menuju Taehyung masih di posisinya duduk.

"Gue tinggal ya?" Mengapa pertanyaan ini terdengar seperti Jeongguk tengah meminta izin pada Taehyung?

"Iya." Taehyung sendiri kini bangkit. Berdiri di hadapan Jeongguk yang juga telah siap untuk pulang.

"Kalo butuh sesuatu kasi tau gue." Sama sekali tidak ada kesan memerintah, Jeongguk hanya berbicara dengan intonasi yang lembut. "Jaga diri baik-baik, gue balik dulu." Setelahnya, Jeongguk benar-benar pergi setelah mendapat anggukan kepala dari Taehyung dan diiringi langkahnya menuju pintu keluar.

XOXO [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang