🌷[ 12 ] ARC 1 : TRANSMIGRASI

489 45 0
                                    

Pada kompetisi masak, Reja memenangkan juara pertama. Hadiahnya adalah voucher liburan empat orang. Karena tak tertarik, Reja memberikannya pada keempat temannya. Voucher itu bisa digunakan saat ujian tengah semester sudah berakhir.

Namun, mereka berempat malah menolak. Katanya, mereka ingin fokus menjaga Reinald dan Trevor dari musuh. Jadi, Reja akhirnya menyimpan saja voucher itu.

Reja menjadi topik hangat di sekolah. Tetapi, mayoritas orang masih belum bisa mempercayainya, malahan semakin mencurigainya. Meski begitu, Reja tidak terlalu mempedulikan itu. Ia ingin terus membangun image yang baik agar semakin mudah untuk mendapat kepercayaan Gisel.

Reja sudah tidak pernah lagi bolos sekolah. Ia mengerjakan pelajaran dengan baik, bahkan memperoleh nilai yang bagus. Reja juga mematuhi peraturan kelas berupa membayar uang kas dan melaksanakan tugas piket.

"Hei, lo butuh bantuan? Kalo iya, sini biar gue bantu bawa." Pada seorang siswi yang kesusahan mengangkat sekardus buku, Reja menawarkan bantuan.

Alih-alih senang dan berterimakasih, si siswi malah ngibrit ketakutan dan mendadak jadi kuat membawa sekardus buku yang berat itu.

Reja menghela nafas melihatnya. Walau sudah taat peraturan sekolah, tetap saja tidak ada yang menyukainya. Orang-orang masih menganggap dia berbahaya.

"Gue nggak ngerti kenapa lo tiba-tiba jadi bersikap kayak gini." Suara Nicko menggema di lorong kelas ini. Ia sedang bersandar di tembok, bersidekap sambil menatap Reinald. Tiga cowok lainnya duduk bercengkrama di lantai sambil bertopang dagu.

Reja menoleh, balas menatap wakil gengnya itu. "Ga pa-pa. Gue cuma pengen berubah dikit aja."

"Hah? Lo berubah? Mana mungkin?"cetus Simon.

"Lo punya rencana apa? Ada tujuan apa? Kenapa ga bilang ke kita?" Pandu menginterogasi dengan tangan yang sibuk mengotak-atik rubik.

Reja tetap mengelak. "Ga ada. Gue cuma mau coba sensasi baru. Itu aja."

"Sensasi baru?" Felix memiringkan kepalanya. Menggunakan telunjuk ia menyentuh dagunya, berpikir.

Reja mengibaskan tangannya. "Ga usah dipikirin. Intinya adalah, gue cuma pengen menikmati hidup yang damai. Setelah itu, baru deh lanjut jadi bos berandal."

Semoga tidak dicurigai.

Semoga.

Semoga.

Semoga.

Reja berkeringat dingin. Empat orang cowok itu jelas tak akan mudah dibodohi. Mereka punya pemikiran, kepribadian dan kepintaran masing-masing.

"Oke, oke. Terserah bos, deh." Felix mengedikkan bahunya ringan.

Ketika itulah, dua orang lewat di lorong kelas mereka. Sosok yang begitu familier bagi Reja hingga mau tak mau cowok itu pun memandangnya.

Daisha dan Kenan.

Tampang mereka tampak ceria. Mereka sangat akrab kelihatannya.

Reja membolakan mata. Kenan dan Daisha sudah sedekat itu?! Berarti ... dua protagonis laki-laki telah berhasil digaet oleh Daisha!

"Icha, makasih, ya!"

"Ga pa-pa, Kenan. Santai, oke?"

Dari posisinya, Reja bahkan bisa mendengar percakapan singkat mereka sebelum benar-benar menghilang dari pandangan.

Tapi ... tunggu.

Ke mana protagonis laki-laki satunya lagi? Kenapa Reja tidak pernah mendengar atau melihatnya?

ALAVENDERWhere stories live. Discover now