6. Hati yang patah

130 25 5
                                    

Happy Reading


───────•°•❀•°•───────


Kisah cinta memang tak selalu berjalan indah sesuai keinginan. Ada yang berakhir tragis, ada pula yang tak pernah memulai karena cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Cinta yang tak terbalas memang semenyedihkan itu. Terlebih lagi jika dia memang benar-benar mustahil untuk dimiliki.

Xiao Zhan tahu hari ini akan datang suatu saat nanti. Hari di mana hati seorang Prince berlabuh pada orang lain. Namun, mengapa rasanya beribu-ribu kali lipat lebih sakit saat melihat interaksi keduanya yang teramat mesra?

Kabar kencan Wang Yibo dan Liying yang mencuat tiga hari lalu berhasil menghebohkan satu sekolahan. Banyak yang merasa iri dengan posisi Zhou Liying karena telah berhasil menggaet Prince menjadi kekasihnya. Namun, banyak pula yang menganggap wanita itu tidak lebih pantas untuk menjadi pendamping sang pangeran sekolah jika ingin dibandingkan dengan sang primadona.

Alhasil, terciptalah dua kubu yang saling bertolak belakang. Mereka akan saling menyerang satu sama lain, mengejek dan juga berusaha menjatuhkan pihak-pihak lawan yang tidak sekelompok dengannya.

Di saat semua atensi menyorot pada kehidupan percintaan Wang Yibo dan Zhou Liying, nyatanya ada satu sosok yang tengah menahan luka menganga di hati.

Senyum manis yang kerap kali menggantung indah di wajah androgininya mulai redup, bahkan nyaris hilang. Menyisakan senyum paksa yang akan terbit jika memang diperlukan.

Sejak kabar kencan Wang Yibo dan Zhou Liying sampai di telinga, Xiao Zhan memang nampak muram dan lesu dari hari ke hari.

Pria cantik itu seakan-akan telah kehilangan separuh jiwanya. Dia cenderung lebih banyak diam dan termenung, padahal dulunya dia sangat penuh dengan keceriaan.

"Oi, Zhan ...."

Tak ada sahutan dari sang pemilik nama. Primadona sekolah itu masih betah memejamkan mata dengan kepala yang terkulai pasrah di atas lengan yang bertumpu di atas meja belajar. Dia jelas tidak tidur dan Zhoucheng tahu persis itu.

Jengah dan khawatir yang bercampur menjadi satu membuat Zhoucheng tak bisa menahan diri lebih lama untuk tidak memuntahkan makian.

Oh, ayolah ... Prince hanya berkencan dan Xiao Zhan sudah seperti raga yang kehilangan jiwa? Lalu apa jadinya jika sang pangeran sekolah tiba-tiba memutuskan untuk menikah dini?

Mungkinkah Xiao Zhan akan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di bawah pohon tomat jika itu terjadi? Hem, mungkin saja. Bukankah orang yang patah hati suka nekat.

"Hei, Kelinci Bodoh ... berhentilah bermuram durja. Dunia ini tidak akan kiamat walaupun Prince berkencan dengan puluhan gadis sekalipun di luar sana."

Bahu rapuh Xiao Zhan diguncang brutal. Berharap sang empu akan memberi respons sedikit saja dan ternyata usaha Zhoucheng berhasil.

Xiao Zhan berdecak kesal. Bahunya bergerak-gerak acak, seakan-akan merasa risi pada sentuhan yang ada di sana.

"Berisik, Acheng. Diamlah, aku mau tidur."

"Tidur? Tidur terus yang ada di pikiranmu akhir-akhir ini. Kamu kira kamu sedang di mana sekarang? Ini itu sekolah, tempat untuk menimba ilmu. Kalau kamu mau tidur di rumah saja sana, jangan di sini."

Xiao Zhan tak menggubris ocehan Zhoucheng. Please, dia sedang patah hati sekarang, tapi kenapa sahabat seperpopokannya tidak mau mengerti sama sekali?

Alih-alih memberi solusi atau paling tidak menghibur laranya sedikit saja, Zhoucheng justru selalu menggerecoki hari-hari galaunya dengan ocehan-ocehan tak bermutu seperti tadi. Ck, sungguh tak berguna.

Twists Turns of Love (Yizhan) PDF Ready ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang