3. Pesona

159 26 9
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────


Kedua tangan menyangga gumpalan lemak bernama pipi di atas meja. Tatapan mata terkunci rapat pada sosok rupawan yang terlihat serius membaca buku di depan sana. Meskipun hanya melihat dari samping, itu tak membuat kadar ketampanan seorang Wang Yibo berkurang.

Wajah itu dipahat dengan sempurna. Hidung mancung dibingkai garis rahang yang tegas. Sorot mata tajam saat beradu pandang dengan orang lain seakan memiliki kekuatan magis, dapat menelan pihak lawan masuk ke dalam pesona yang tak berujung. Sangat berbahaya!

Tanpa disadari, tulang pipi naik ke atas saat bibir ranum menyunggingkan senyum manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa disadari, tulang pipi naik ke atas saat bibir ranum menyunggingkan senyum manis. Hanya dengan menatap seperti ini saja, Xiao Zhan sudah dikelilingi aura kebahagiaan. Apalagi jika dapat menggandeng Prince sebagai kekasih? Sudah pasti dia akan berjingkrak-jingkrak kesenangan setiap hari. Berlari ke sana-kemari untuk memamerkan pacar tampannya. Uh, betapa indahnya dunia perhaluan!

"Berhentilah tersenyum bodoh seperti itu, Zhan. Ini, tuh, masih pagi dan kamu sudah cosplay jadi orang gila?" gerutu Zhoucheng tiba-tiba.

Decakan malas keluar dari bibir yang ranum. Aura kebahagiaan yang menguar di sekeliling berubah menjadi kecut.

"Tidak bisa, ya, lihat teman bahagia sedikit saja. Kenapa kamu selalu bertingkah menyebalkan, Acheng."

Sentilan melayang di dahi sang primadona hingga empunya memekik kesakitan. Zhoucheng yang berstatus sebagai pelaku memasang wajah datar alih-alih merasa bersalah. Seperti biasa, mulut pedasnya tak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan ucapan menusuk.

"Menyebalkan katamu? Semenyebalkan apa aku jika ingin dibandingkan denganmu yang setiap hari kerjanya cuman memandangi Prince, bercerita tentang Prince ini dan itu? Kupingku bahkan sampai panas mendengar semua celotehan tak bermutumu."

Xiao Zhan berkacak pinggang. Iris rusa memicing tajam setelah melayangkan sebuah cubitan di perut bagian kiri Zhoucheng. Dia gemas sumpah!

"Acheng, kamu tahu gak?"

Alis sebelah kanan Zhoucheng terangkat. Di bawah sana, tangan kanannya sedang mengusap-usap pelan bagian perut yang baru saja menerima cubitan maut kelinci.
"Gak tahulah. Kamu, 'kan belum ngomong apa-apa. Gimana, sih."

Kejengkelan yang mendera ditelan susah payah. Dengan senyum yang sangat amat dipaksakan, Xiao Zhan menoleh ke samping, tempat di mana Zhoucheng tengah duduk.

"Apa? Kenapa melihatku seperti itu?"

Xiao Zha menyeringai jahat. "Tanganku gatal, Acheng."

Twists Turns of Love (Yizhan) PDF Ready ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang